lagi dan lagi

23 5 1
                                    

"Lu mah.. gue ga pernah kali bonceng cewek selain adek gue sendiri."

"Pengecut lo jadi cowok," Andreas lagi-lagi tertawa.

"Ih.. apaan sih lo, iya deh.. iyaa," akhirnya Arkan pun pergi ke tempat dimana Tyana sedang berdiri.

Flashback off

"Loh kak Arkan?" Tyana yang terkejut pun bangkit dan kebingungan.. mungkin juga pada saat speaker kelas sedang berbicara, ia tidak mendengar embel-embel nama Quena yang ada 'Pramudyata'nya.

"Jadi kalian udah saling kenal ya?" Ucap Quena sudah berdiri di ruang tamu.

"Gue dah pernah boncengin dia dek," bisik Arkan.

"Wah wah.. dah pernah di boncengin toh ternyata," terang Quena. Dan Arkan pun menyenggol lengan adiknya seperti berkata apaan sih dek.

"Emh.. Quena, mending aku pulang naik taksi aja deh," ucap Tyana sambil menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Gugup.

"Jangan dong Ty.. Bang Arkan juga gak ngapa-ngapain kok dirumah," Arkan pun diam saja membiarkan adik perempuannya satu itu yang cerewet. Arkan hanya melayangkan tatapan tajam pada adiknya.

"awas aja lu dek," batin Arkan.

"Lagian kamu gak bisa nyetop taksi di perumahan ini, kamu harus jalan beberapa meter buat keluar dari perumahan baru bisa dapet taksi,"

"Kan masih bisa pake taksi online," Tyana berargumen.

"Di daerah sini gak boleh ada kendaraan apapun selain kendaraan pribadi, Tyana."

"Yaudah deh," ucap Tyana. Akhir nya mereka pulang bersama.

"Masih inget rumah aku kan, kak?" Tanya Tyana, yang duduk di jok belakang

"Hmm,"

"Ettdah ni cowok dingin amat napa dah.. kesel gue. Jangan-jangan ntar pas dah sampe rumah belom gue ngomong makasi, dia nya bakalan langsung pergi kek kemaren," batin Tyana.

"Eh dah sampe kak," ucap Tyana menepuk bahu Arkan. Ia pun turun dan memberikan helm berwarna pink, sepertinya itu milik Aquena.

"Makasih ya kak," rupanya tidak seperti kemarin, Arkan mematikan mesin motornya dan membuka kaca helmnya.

"Eh lo---"

"Tyana, kak," potong Tyana.

"Siapapun lo, jangan pernah ketemu gue lagi dan anggep aja kita nggak pernah kenal. Inget itu," Arkan pun menutup kaca helmnya dan menyalakan motor ninja abu-abu kesayangannya itu.

"Lah gila tuh cowok gimana gak bakalan ketemu lagi, ntar juga bakalan ketemu pas olimpiade!" Tyana kesal, dan masuk ke dalam rumahnya.

Di lain tempat dan di waktu yang sama..

Ting tong..

Datanglah seorang cewek, Quena membukakan pagar.

"Siapa ya?" Tanya Quena menatap dari atas sampai bawah seorang cewek berambut panjang dan menggunakan pakaian, sepatu ber-hak lumayan tinggi, dan gelang yang semuanya serba abu-abu.

"Pasti kak Arkan bakalan suka sama gue, karena gue pake warna kesukaan dia" batin orang itu.

"Dhila," Dhila menyodorkan tangannya. Quena membalas uluran tangannya.

"Lo adiknya kak Arkan? Gue ada perlu sama dia," ucap Dhila senyum.

"Emh.. bang Arkan nya lagi pergi, ada apa ya memangnya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KAKELKU KAKANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang