Suasana rumah di kediaman salah satu pengusaha terbaik di korea sedang berlangsung meriah. Karena malam ini, merupakan perayaan ulang tahun perusahaan besar miliknya tersebut. Jung Yunho, pemilik perusahaan sukses yang memiliki properti hampir di setiap bagian kota besar Korea dan Amerika.
Para tamu undangan baik dari kelas atas mau pun kelas menengah dan kelas bawah berdatangan silih berganti. Ucapan selamat dan doa terus mengalir untuk lelaki berusia berkepala lima itu.
Disaat orang orang yang berada di sana tengah menikmati pesta meriah itu, seorang lelaki yang berdiri di sudut ruangan dengan menyandarkan tubuh ke tembok sembari memegang juice yang tadi sempat ia ambil, tampak tidak sedikit pun tertarik menikmati acara itu.
Laki laki itu hanya menatap sekeliling dengan perasaan gamang. Dia sedang berada di tengah tengah keramaian dan kebahagian, tetapi ia sama sekali tidak merasakan kebahagiaan itu. Rasanya Ia ingin menjauh dari tempat itu, tapi tidak mungkin. Jadi ia memilih untuk tetap berdiam diri saja di sini dari pada harus menyapa orang orang dengan senyum palsunya.
Bersyukur tidak seorang pun yang ingin mengajaknya berbicara atau hanya sekedar duduk bersama dalam lingkaran satu meja.
"Anyeong,, bukankah kau Kwon Yuri? Pemilik KRY group??"
Baru saja ia mengucapkan syukur, tetapi ia malah di ajak bicara oleh orang yang tidak di kenalnya. Lelaki itu hanya mengangguk seraya menatap dua orang di hadapannya yang tampaknya seperti pasangan suami istri.
"Kenapa menyendiri? Mertuamu tengah bahagia mengadakan pesta megah, menantunya malah berdiam diri disini" wanita paruh baya itu berkata dan di angguki suaminya yang berdiri di sebelahnya
Yuri tersenyum sembari hanya mengusap tengkuknya merasa canggung.
"Ayo kesana, kami juga mau mengucapkan selamat pada mertuamu"
"Duluan aja aunty, nanti saya nyusul"
Wanita paruh baya itu hanya mengerutkan keningnya, namun sesaat kemudian ia tersenyum dan menepuk pundak yuri sebelum berlalu meninggalkannya.
Yuri menghela nafas, kemudian beranjak dari sana mencari tempat yang pas untuknya. Jelas tidak mungkin ia mengikuti dua orang paruh baya tadi untuk naik keatas panggung.
Dia berada di sini jelas bukan karena keinginannya atau di anggap penting, tetapi lebih sebagai formalitas karena ia merupakan anggota baru dalam keluarga ini.
Yuri duduk di bangku yang cukup jauh dari keramaian, Berharap dengan ini tidak ada lagi yang mengenalinya atau mengajaknya berbicara. Yuri memang anggota baru di keluarga Jung, karena ia menikahi putri bungsu mereka. Jelas bukan pernikahan yang di impikannya selama ini.
Di usianya yang masih cukup terbilang muda ini, Yuri sudah memiliki sebuah perusahaan besar yang asetnya melebihi aset milik mertuanya sendiri. Sehingga tidak akan terlalu memalukan bila ia di kenal sebagai menantu Jung Yunho.
Lelaki itu ingat bagaimana ia bisa menjadi bagian dari keluarga ini, itu semua karena kecerobohan yang di perbuat sepupunya yang sudah ia anggap seperti saudaranya sendiri.
Saat itu yuri baru saja mendapat libur cukup lama dari kampusnya, ia berfikir untuk pulang kenegara asalnya. Yuri kuliah di salah satu unniversitas bergengsi di jepang, ia akan pulang ke Hongkong negara tempatnya tinggal sedari kecil. Ia merindukan keluarganya, terutama ayahnya yang saat ini tengah sakit.
Acara liburan yang ia harapkan akan berjalan dengan semestinya, harus berakhir ketika ia tengah mengunjungi Kwon Tyler, sepupunya. Ia mendapati hyungnya itu tengah tertengkar hebat dengan tunangannya.
Isakkan tangis sendu terdengar dari Gillian kala Tyler menceritakan awal mula pertengkaran mereka. Semua berawal dari Tyler yang menjalin kerja sama dengan Yunho. Kerja sama mereka berjalan dengan mulus tanpa hambatan hingga kedua perusahaan besar itu berkali kali menandatangani kontrak kerja bila masanya sudah habis.
