Eren terbangun dari tidurnya saat dirasakan tubuhnya melayang dan tak lama ia merasakan kasur yang empuk, yang diyakini sebagai kasur miliknya.
"Ngapain lu?" tanya Eren yang tersadar.
"Nanti sakit kalo tidur posisinya kayak tadi" omel Levi.
"Peduli amat, keluar dari kamar gua!" titah Eren.
Bukannya keluar, Levi pergi menuju kamar Eren. Ia membuka laci meja, kemudian mengambil kotak P3K dan kembali kehadapan Eren.
"Ngapain?" tanya Eren ketus.
"Sini, muka lu kayak orang abis digampar" tutur Levi.
'Kan gua abis digampar lu bego' batin Eren kesal.
"Mana ada orang ngobatin muka merah pakek P3K, kalo gak tau gausah sok tau!"
Eren beranjak dari tempatnya dan berjalan menuju kamar mandi. Entah siapa yang menaruhnya, Eren mengambil baskom kecil yang berada dikamar mandi, mengisihnya dengan air dingin dan jangan lupakan handuk kecilnya juga.
"Nih" ia menyerahkan baskom tsb kepada Levi.
"Gituin aja sendiri, katanya jangan sok tau" Levi mengambil baskom yang ada ditangan Eren lalu menaruh -melempar- nya ke lantai.
"Yaudah keluar!" Eren kembali mengusir Levi.
"Cepet, pokoknya jangan sampe keliatan, Mikasa mau kesini, bisa-bisa gua dibacotin sama dia kalo lu begini" setelahnya Levi meninggalkan kamar Eren.
"KAN LO YANG BIKIN GUA BEGINI BGST" teriak Eren kencang, mungkin bisa terdengar hingga keluar rumah.
------
"ERENNNN!!!!!" panggil seseorang.
Brugg
Mikasa yang baru saja datang dan disambut oleh Eren, langsung memeluk Eren dengan sangat erat hingga orang yang didalam pelukannya merasa sesak.
"Pwahh.. lu..lu mau bunuh gua ha?!" tanya Eren sambil mengatur nafasnya.
"Maaf, abisnya gua kangenn bangett!!!!" Mikasa kembali memeluk Eren,namun kini tidak se-erat tadi.
"Apa kabar?" ucap Eren sambil menggiring -membawa- Mikasa keruang keluarga.
Sesampainya diruang tengah, mereka mengambil tempat duduk disofa depan televisi.
"Baik, kalo Eren?, diapain aja sama Levi? makannya banyak gak? kalo Levi macㅡ"
"Mikasa_-" Eren memotong kalimat Mikasa.
"Gua udah gede, lagian, cari pacar sana, kasian amat gak ada yang perhatiin" sambung Eren.
"Kalo gua gak ada, gak bakal ada yang perhatian sama lu, yakan?"
'bener bangett' batin Eren.
"Gak tuh!" sangkal Eren.
"Hmm iya deh"
Setelahnya mereka berbincang-bincang mengenai berbagai macam hal. Mikasa terus memperhatikan wajah Eren, membuat Eren gugup dan terus menutupi wajahnya. Hingga akhirnya Mikasa menyadari ada hal yang tidak beres.
"Eren, lu gak diapa-apain Levi kan?" tanya Mikasa meyakinkan.
"Haa? g-gimana maksudnya?"
"Gak usah bohong! dimana Levi sekarang?! itu pipi lu merah gara-gara dia kan?" Mikasa beranjak dari duduknya.
"Gak tau, mungkin dia ke kampus?"
"Ini akhir pekan, gak ada mapel apapun dikampus!"
"Gua gatau dia kemana, paling dikit lagi pulang, udah lah Mikasa, gausah dipikirin" Eren mencoba menenangkan Mikasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Again【RIREN】
Random[hiatus] Apa jadinya jika masa lalumu, menjadi seseorang yang akan hidup bersamamu dimasa depan? Eren Jaeger, pemuda berusia 21 tahun ini dijodohkan oleh kedua orangtuanya dengan orang yang sangat ia benci dimasa lalu. Rate : T+/M (sesuai jalannya...