PROLOG

67 17 7
                                    

Setiap orang pasti punya ciri khas sendiri, begitu pula aku.
Aku tidak bisa menjadi seperti yang kamu mau dan yang ku mau.
Aku bukan robot yang bisa kamu kendalikan.
Karena pada dasarnya semua bergerak mengikuti naluri dalam diriku.
Sama halnya dengan kamu. Bagi ku kamu selalu mengalir disetiap ragaku walaupun aku mencoba tuk mengelak.
Cinta dan kasihmu selalu menghangatkan dinginnya kulit dan tulang ku.

Meskipun fisikku berubah namun aku tetap yang dulu. Manusia yang tak punya keberanian untuk mendekatimu.
Silakan kamu mengatai ku pencundang! Tapi itulah faktanya. Aku hanya bisa melihatmu tanpa menyentuhmu.
Ku harap suatu saat aku bisa memilikimu sepenuhnya dan cukup kamu saja yang mengisi waktuku.

Regan Gisaka Pradipta

Surat itu adalah surat tak bertuan. Entah kapan dia menulisnya karena dia lupa jika pernah membuat surat se-alay itu. Rasa-rasanya Regan tidak pernah menulis surat cinta, buat apa juga dia menulis surat cinta. Karena dalam hidupnya Regan tidak pernah tau apa itu cinta? Mustahil baginya untuk jatuh cinta, Regan tidak suka dengan suatu hubungan yang terikat membuatnya tak bisa bebas seperti sekarang ini.

"Jijik gue!" ucapnya bergidik ngeri membayangkan jika yang menulis surat itu adalah dia.

Surat itu dia temukan di bawah meja belajarnya, mungkin jatuh dari sana. Tinta yang dituliskan dalam surat itu sudah sedikit memudar dimakan oleh waktu. Regan benar-benar tidak mengingatnya apa mungkin seseorang sengaja menulis surat yang mengatasnamakan dirinya?

Regan (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang