Bagian 2

13 1 5
                                    

Minal aidzin wal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin temen-temen🖤

Semoga amalan kita selama bulan ramadhan berkah yaa. Aminnn..

Selamat membaca💕
-----------------

Di saat Fayra dalam perjalanan menuju kelasnya dia tak sengaja berpapasan dengan Arda.

Arda adalah sang ketua OSIS di SMA Titanium. Cowok berambut hitam legam, tinggi 175 cm, dan tubuhnya yang proposional membuat Fayra diam-diam menaruh hati pada Arda namun sekali lagi sangat disayangkan bagi Fayra adalah statusnya kini. Fayra tidak boleh 'bermain' dengan laki-laki lain di belakang Regan. Yah, walaupun Regan kejam menurut Fayra.

Peristiwa itu kontan membuat Fayra menatap kagum pada Arda. Tanpa diketahui Fayra ada Regan disitu yang mengamati pandangan Fayra.

"Dasar cewek udik! Udah dikasih hati minta jantung! Awas aja lo!" geram Regan. Regan berjalan mendekati Fayra.

Kemudian tanpa aba-aba dia menarik pergelangan tangan Fayra kasar membuat Fayra meringis kesakitan. Regan membawa Fayra ke rooftop, pagi-pagi seperti ini Fayra berhasil membuat Regan marah untuk kedua kalinya dalam sehari.

Setelah sampai di tempat tujuan Regan menghempaskan tangan Fayra kasar.

"Perlu gue tegasin lagi hm?" aura iblis menguasai Regan. Mulut Fayra bergeming di tempat sehingga membuat Regan seperti diacuhkan olehnya.

"Heh! Cewek udik, lo jangan kegatelan deh sama Arda. Gue bantu lo sadar, bahwa lo nggak sepantasnya bersama Arda. Lihat aja diri lo! Kucel, jelek, cupu lengkap sudah. Lo seharusnya bersyukur karena gue mau sama lo! Gue kayak gini cuman kasihan sama Arda dan lo jangan pernah mikir gue CEMBURU!" teriak Regan di depan wajah Fayra.

Diam-diam air mata Fayra menetes membasahi wajahnya. Dia hanya menunduk sambil memilin-milin kecil rok abu-abunya. Katakanlah Fayra cengeng! Fayra tidak pernah di bentak oleh ayah dan bunda-nya.

Walaupun semarah-marahnya, mereka tidak pernah berucap kasar. Berbeda dengan Regan yang selalu kasar dan kejam terhadapnya. Hati Fayra bagai di tusuk ribuan pisau ketika Regan mengatakan bahwa dirinya kucel, jelek, dan cupu.

Dalam hatinya dia selalu berdoa agar Yang Maha Kuasa mampu menebalkan hatinya disaat Regan memarahinya.

Regan mengangkat wajah Fayra dengan paksa. Mencengkram rahang Fayra kuat.

"Nggak usah nangis! Percuma lo nangis sampai berjuta tetes air mata lo gue nggak akan menghapusnya!" bisikan iblis itu tepat di telinga kiri Fayra. Setelah mengucapkan kalimat itu Regan meninggalkan Fayra sendirian di atas rooftop.

Fayra menumpahkan segala air mata yang sejak tadi dia tahan agar tidak semuanya menetes dan sekarang saatnya air mata itu saling berjatuhan ke tanah. Masih dengan posisi berdiri, Fayra melihat pergelangan tangannya yang memerah akibat cengkeraman Regan tadi.

"Regan kasar banget sama aku. Nggak pernah dia sedikit lembut dimata Regan aku selalu salah," ucap lirih Fayra sambil sesegukan menahan isak tangis. Fayra buru-buru menghapus air matanya dan segera turun karena bel sebentar lagi akan berbunyi.

Fayra adalah tipe cewek yang kuat, berhati tulus dan sabar dalam menghadapi sikap Regan. Yang dia tahu Regan yang dulu tidak pernah kasar walaupun begitu Fayra yakin Regan yang sekarang masih sama dengan Regan yang dulu dikenalnya.

"Buka buku paket kalian halaman 80. Kalian buat main map setelah itu kalian buat ringkasan singkat. Paham sampai sini?" jelas Pak Komar, guru Biologi SMA Titanium.

"Duh... Pusing gue Fay. Gue nggak suka buat rangkuman nggak ada rintangan yang menantangnya gitu ngitung-ngitung misalnya ngitung duit hehehe... " Killa tersenyum menampilkan gigi putihnya.

Fayra membalas dengan senyum singkat. "Kalo gitu nanti kamu kerja di bank aja. Ngitung duit melulu kerjaannya."

Killa nampak sumringah mendapat ide dari Fayra. Memang cita-cita Killa menjadi pegawai bank agar setiap hari bisa memegang uang banyak.

Eitss, hanya memegang belum tentu memiliki. "Cita-cita aku emang itu Fay. Sederhana kan? Yang penting ke depannya aku punya pekerjaan tetap." Killa bersua mantap dengan pilihannya.

"Iya deh aku doain kamu. Semoga cita-cita kamu terkabul."

Seakan teringat sesuatu Fayra pun segera menghentikan obrolan mereka untuk menyelesaikan tugas dari Pak Komar. Teman-teman Fayra banyak yang membuat gaduh karena lari kesana-kemari meminjam pewarna seperti spidol atau pensil tic agar memperindah main map buatannya.

Dengan kesibukan sekolah setidaknya Fayra bisa melupakan kejadian tadi pagi yang membuat Fayra menangis. Nampaknya Fayra sudah lupa tentang kejadian itu, buktinya sekarang ia bisa tertawa bahagia melihat salah seorang temannya salah mengerjakan tugas Pak Komar.

Hidup begitu sederhana andaikan dikelilingi oleh orang tersayang tanpa adanya rasa benci diantara mereka.

Pada dasarnya manusia memiliki cobaan dalam hidupnya namun semua cobaan akan terlewati jika kita mampu berusaha dan optimis. Jangan ada kata menyerah sebelum berperang. Sama halnya dengan Fayra, ia tak akan menyerah menghadapi sikap Regan sebelum Regan berubah menjadi Regan yang dulu.

"Fay minta tolong dong buatin tulisan ini tapi yang di bentuk-bentuk gitu biar bagus. Boleh?" ucap Mitha sambil menujukkan gambar di ponselnya kepada Fayra sebagai contoh tulisan yang diinginkan Mitha.

Fayra menoleh dan melihat tulisan yang dimaksud Mitha. "Boleh Mith. Tapi nanti kalo hasilnya nggak memuaskan gimana? Aku takut buat main map kamu jadi jelek."

"Nggak akan! Gue yakin hasilnya pasti bagus Fay. Nih! " Mitha menyodorkan pulpen berwarna biru dan buku tulisnya di hadapan Fayra.

-----

Regan memasuki ruang kelasnya dengan langkah santai padahal ia terlambat masuk kelas 20 menit.

Ransel hitamnya dibiarkan menggantung di pundak kanan Regan tak lupa dengan kedua  dimasukkan ke dalam saku celana abu-abunya. Melihat penampilan Regan saat ini mengundang teman sekelas untuk menyoroti Regan terutama para kaum hawa yang tak henti memandangi Regan.

Begitu langkah Regan berhenti di depan meja guru ia mengeluarkan secarik kertas dari genggaman tangan kanannya. Kemudian, meletakkannya di meja guru. Untungnya, Pak Mamat belum masuk ke kelasnya sehingga Regan cukup meletakkan surat keterangan terlambat saja tanpa diberi hukuman olehnya.

Sebenarnya Regan tidak terlambat. Ia bahkan datang lebih awal dari biasanya. Jadi, setelah Regan memarahi atau lebih tepatnya menyakiti hati Fayra dengan mulut pedasnya ia pergi ke warung depan sekolahnya, menyalakan benda yang tak seharusnya disentuh oleh pelajar. Alhasil ia terlambat masuk ke dalam kelas.

Regan duduk di bangku paling belakang bersama geng-gengnya.

"Nggak seharusnya lo marahin Fayra." suara dingin terdengar di telinga Regan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Regan (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang