Assalamualaikum, selamat membaca teman-teman 😊😊😊
Suara deru mobil berhenti tepat didepan rumah sakit besar, seorang pria dengan tubuh atletis keluar dari mobil mewahnya. Deril kembali menutup pintu mobilnya, dengan langkah besar membawanya masuk kedalam sana.
Wajahnya yang tegas dengan guratan wajah yang sulit diartikan, semua mata memandang dirinya terlebih kaum hawa yang mengagumi ketampanannya, namun semua itu tidaklah penting baginya, sekarang yang dia rasakan adalah perasaan campur aduk, dan rasa bersalah yang mendalam dihatinya.
Matanya terus mencari keberadaan teman-temannya, Rian sudah memberitahu dimana ruangan Marisya dirawat. Kakinya terus melangkah melewati lorong rumah sakit, lalu ketika itu ia melihat kedua temannya berdiri didepan ruang rawat.
Deril kemudian berjalan mendekati mereka, tak lama Rayana keluar dari ruangan itu, yang Deril duga adalah ruang dimana Marisya dirawat.
"Bagaimana keadaannya."Deril datang, mengejutkan mereka bertiga, mereka dibuat bingung dengan melihat raut wajah Deril yang terlihat sangat cemas.
"Emm, maksudku..."perkataanya menggantung di udara, setelah melihat wajah mereka yang heran kepadanya.
"Dia tidak apa, hanya saja dokter mengatakan jika psikisnya tidak baik, dia terlalu stres, dan itu semua bisa saja mengancam kesehatannya atau bahkan....."Rayana tidak bisa meneruskan kalimatnya, rasanya sangat sedih dengan kondisi sahabatnya sekarang ini.
Desta langsung membawa Rayana kedalam dekapannya, namun Rian hanya berdiri menatap Deril penuh arti. Dengan langkah cepat Deril masuk kedalam ruangan itu, namun baru kakinya menapaki ruangan serba putih itu, Deril sangat tertegun melihat perempuan lemah yang tengah terlelap diatas bed.
Perlahan Deril mulai mendekati Marisya, disusul dengan mereka bertiga yang hanya memperhatikan Deril. Lidahnya kelu, ia hanya bisa terdiam membeku, berdiri disampingnya bed Marisya.
Rayana berjalan mendekati bed Marisya, ia menatap ketiga laki-laki yang berdiri dihadapan dirinya.
"Kalian sebaiknya pulang, aku akan menjaga Marisya dengan baik, kalian tidak perlu khawatir, dan terimakasih sudah perduli dengan Marisya."ucap Rayana.
"Termasuk diriku, Ray?"tanya Desta, dan dibalas anggukan oleh Rayana. Rayana butuh ruang bersama Marisya, ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Marisya.
Rian maju melangkah mendekati Deril yang terus menatap Marisya tanpa berkedip, Rian menepuk bahu Deril hingga membuyarkan lamunannya.
"Ril, ayo kita pergi."ucap Rian yang kemudian melangkahkan kakinya keluar.
Deril masih terdiam menatap perempuan yang sangat lemah dihadapannya, terpancar dari matanya jika dia sangat menyesali apa yang sudah ia perbuat pada Marisya.
"Maaf."bisiknya hampir tak terdengar. Ia kemudian berlalu pergi meninggalkan Rayana bersama Marisya.
Rayana duduk di kursi samping bed Marisya yang sudah disiapkan, matanya menelusuri wajah pucat milik Marisya, apa yang terjadi hingga membuat dirinya seperti ini, dipikiran Rayana terus memutar, apakah kondisi Marisya sekarang adalah kesalahannya.
"Sya, bangun. Bangunlah aku sangat cemas dan khawatir melihat mu seperti ini, apa yang terjadi Sya, ayo bangunlah."lirih Rayana.
Mungkin rasanya enggan bagi Marisya untuk bangun, ia lebih nyaman terlelap, karena apa? Ketika terlelap semua masalah akan diselimuti kegelapan dan tidak akan menghampirinya.
Rayana mulai melihat pergerakan kecil dari jari-jari tangan Marisya, dan mata Marisya mulai mengerjap. Marisya perlahan membuka matanya menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam kornea matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku hanya ingin bahagia [Tersedia Di KUBACA]
RomanceVersi lengkap tersedia di aplikasi KUBACA dan versi Ebook di google play store!! Namanya Marisya malikh, gadis berjilbab dan tertutup penampilannya. marisya wanita yang sangat aneh menurut teman sebaya dikampusnya dan orang yang melihat tingkahnya...