Bagian tiga

18K 1K 104
                                    

Assalamualaikum....hy readers ketemulagi dengan saya anisa amelia😂😂😂 maaf ya kalau partnya dikit.....happy reading.

Gadis itu hanya duduk termenung disebuah halte berharap bus segera datang, sudah limabelas menit ia menunggu bus tapi tak kunjung datang. Khimar yang panjang diterpa oleh angin, wajah nan anggun begitu tenang melihatnya, bibir yang merah ranum tanpa pewarna apapun namun tak pernah terlihat tersenyum, matanya yang indah namun tajam.

Sangat cantik bukan gadis itu, Namun dibalik itu semua banyak luka yang tergores dihatinya. Gadis itu adalah Marisya Malikh entah sampai kapan ia bisa berdamai dengan masalalunya. Kehidupan ini sangat sulit bagi marisya.

Hari ini ia akan pergi kekampus, dan setelah pulang dari kampus ia akan pergi mengunjungi ibu panti, sudah hampir satu bulan ia tak mengunjungi panti asuhan, dan dia pun melarang ibu panti untuk datang ke flattnya karena ia tidak mau jika harus merepotkan ibu panti.

akhirnya yang ditunggu pun datang juga, marisya kemudian masuk kedalam bus, ia memilih duduk didekat jendela kanan. Bus akhirnya meninggalkan halte.

Bus akhirnya berhenti tepat dihalte kampus, marisya kemudian turun dari bus dan memasuki area kampus, kakinya terus melangkah menuju kelas, setiap orang melihatnya selalu menatapnya dengan tatapan aneh, tapi mau bagaimana lagi marisya tak pernah memperlihatkan wajah manis ataupun kecerian, yang ia perlihatkan hanya wajah tak berekspresi nan datar, dan ia hanya memperlihatkan aura dinginnya.

Siapa sangka tatapan tajam yang dimiliki marisya tersembunyi sebuah tatapan sendu. Ia tidak perduli dengan orang-orang yang menganggapnya aneh. Marisya akhirnya sampai dikelas terlihat teman sekelasnya sudah ada dikelas sebagian, lalu marisya duduk dikursinya, tak lama dosen pun masuk kedalam kelas dosen yang mengisi kelasnya kali ini adalah deril, tapi deril tak sendiri masuk kedalam kelas ada seorang gadis dibelakangnya.

"Selamat pagi semua..."ucap deril pada mahasiswanya.

"Pagi."jawab mereka.

"Saya disini membawa mahasiswa baru, ia pindahan dari luar negri. Silahkan perkenalkan dirimu kepada semua?"ucap deril dan langsung mempersilahkan gadis cantik berambut panjang.

"Hy semua, namaku rayana zalden, aku pindahan dari universitas KL Malaysia."ucap gadis itu yang bernama rayana, semua yang ada dikelas tersenyum ramah padanya kecuali marisya, ia hanya menampilkan wajah datarnya saja. Rayana yang melihatnya, merasa jika marisya tidak menyukainya, namun bukan rayana namanya jika tidak bisa berteman dengan gadis datar nan dingin seperti marisya.

"Silahkan duduk rayana, kamu boleh duduk dikursi kosong dekat dia."ucap deril sembari menunjuk kearah kursi kosong dekat marisya duduk. Rayana kemudian menghampiri kursi itu dan duduk disamping marisya, agak sedikit ada jarak diantara mereka, namun rayana tak kehabisan ide untuk mencoba mendekati gadis dingin itu. Ia hanya ingin marisya menjadi teman pertamanya, karena pertama kali melihat marisya ia langsung menyukai gadis ini.

"Ya, baik semuanya pelajaran akan kita mulai."ucap deril dan langsung membuka buku yang akan mereka pelajari.

Kemudian rayana menggeserkan kursinya menjadi lebih dekat dengan marisya. Marisya hanya melirik rayana dengan ekor matanya. "Hy, aku rayana, dan kamu?"tanya rayana pada marisya.

"Aku tahu."balas marisya singkat ia tidak mau menanggapi gadis itu, menurutnya tidak ada seorang pun yang tulus ingin menjadi temannya. Maka dari itu marisya memilih untuk mengacuhkannya.

"Ya...tapi siapa namamu."ucap rayana tersenyum ramah dan menjulurkan tangannya kepada marisya. Sedangkan marisya hanya diam saja dan tidak ada minatt untuk menanggapinya.

"Heyyy aku bertanya padamu."ucap rayana yang mulai menatap tak percaya pada marisya, dia memang benar-benar dingin pikir rayana. "Marisya malikh."ucapnya datar, rayana yang mendengarnya merasa senang akhirnya marisya membuka mulut juga, tak sia-sia rayana mempunyai mulut cerewet.

Kelaspun mulai hening kembali karena mendengarkan sang dosen yang sedang menjelaskan materi yang ia sampaikan, deril terlihat sangat serius menerangkan pembelajaran pada mahasiswanya.

Akhirnya kelas sudah usai, deril kemudian meninggalkan kelas tapi ia menatap marisya sekilas, ada sesuatu yang membuat ia penasaran sejak ia mengajar dikelasnya, entahlah ada gelenyar aneh setiap menatap gadis itu. Marisya yang sadar sedang ditatap oleh deril yang membereskan bukunya.

Marisya malah balik menatap deril. Deril yang merasa ketahuan menatap marisya akhirnya ia memutus kontak mata mereka, deril kemudian pergi melenggang meninggalkan kelas itu. Marisya hanya membuang nafas kasar, mengapa dosennya itu selalu saja menatapnya dengan tatapan aneh, dia sama saja seperti yang lain, menganggapnya gadis yang aneh.

Marisya kemudian memasukan bukunya kedalam tas ranselnya. "Sya, tadi kamu ditatap lekat oleh pak dosen ganteng itu, jangan-jangan dia suka denganmu."ucap rayana so akrab, dia memang sejak tadi memperhatikan deril yang sedang menatap marisya dan dibalas tajam oleh tatapan marisya.

Marisya hanya menatap rayana dengan datar, gadis ini terlalu cerewet dan sok akrab memang sifat rayana orang yang mudah akrab dan sok akrab, ditambah ia ingin sekali berteman dengan marisya jadi ia harus terus mendekati marisya supaya dia mau jadi temannya.

"Kok kamu tidak jawab....kamu malu ya, kamu juga sukakan sama pak deril."ucap rayana yang tersenyum jail pada marisya. Marisya malas memberi tanggapan pada rayana akhirnya ia berdiri dari duduknya dan meninggalkan rayana sendiri.

"Ehhh....kok ninggalin tunggu dong."ucap rayana yang buru-buru memasukan barang-barangnya kedalam tasnya dan langsung menyusul marisya keluar.

"Heyy....kamu kok pergi gitu aja."ucapnya lagi saat berjalan menyamai langkah marisya. Marisya terus saja berjalan menuju keluar area kampus tanpa berminat untuk menanggapi gadis cerewet ini.

"Ayolah bicara sedikit."mohon rayana. Marisya menghentikan langkahnya, "kenapa kamu terus bicara yang tidak penting?"tanya marisya kesal, lalu melanjutkan langkahnya kembali.

"Nah begitu kan enak, jika kamu berbicara....oh ya kamu mau kemana setelah ini?"tanya rayana lagi, tak ada habisnya pertanyaan yang ia lontarkan pada marisya hanya karena ingin berteman dengannya.

"Bukan urusanmu."jawab marisya singkat.

"Sekarang jadi urusanku, kita kan sudah menjadi teman."ucap rayana yang semakin bersikeras agar marisya tidak bersikap dingin padanya. Marisya menghentikan langkahnya untuk kedua kalinya dan menghembuskan nafasnya kasar.

"Berhenti mengikutiku dan menjauhlah, kamu sama saja dengan mereka."ucap marisya tegas dan beraura dingin.

"Lho sama bagaimana maksudmu. Pokoknya aku tidak akan berhenti mengikutimu sampai kamu mau menjadi temanku."jawab rayana penuh keyakinan.

"Sterah."ucapnya acuh dan kemudian melangkahkan kakinya kembali. "Yess akhirnya gak sia-sia."ucap rayana menyusul marisya yang lebih dulu berjalan didepan rayana.

Sekarang keduanya sedang berdiri dihalte bus menunggu bus datar, seperti yang tadi direncanakan marisya, selepas pulang dari kampus ia akan pergi mengunjungi ibu panti dipanti asuhan.

"Emm....sya kenapa kita dihalte, kenapa kita tidak naik mobilku saja biar tidak lama menunggu bus."tawar rayana.

"Tidak, jika kamu tidak mau naik bus, lebih baik tidak usah ikut."ucap marisya tanpa menengok kearah rayana.

"Hehhh.....tidak tidak, aku mau ikut denganmu, aku tidak apa jika harus menunggu bus."ucap rayana sembari tersenyum manis.

Tak lama bus pun berhenti tepat didepan mereka berdiri sekarang, marisya dan rayana langsung menaiki bus. Mereka duduk dikursi untuk dua orang, marisya hanya diam saja sedangkan rayana hanya melihat-lihat sekeliling orang-orang yang berada didalam bus.

"Marisya kita akan pergi kemana?"tanya rayana yang berduduk santai disebelah marisya.

"Kerumah ibuku."jawabnya singkat. Rayana hanya mengangguk-aguk saja yang penting marisya sekarang sudah mau menjadi teman pertamanya.

Bersambung......

Okeeee sampe sini ajah, maaf ya kalau kalian gak suka sama part ini, dimaklum ajah lagi unmood soalnya😩😩😩 tapi jangan lupa kasih VOTE AND COMEN YA😁😁😁
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.tangerang, jumat-05-10-2018

Aku hanya ingin bahagia [Tersedia Di KUBACA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang