Bag 1

15 4 0
                                    

Di pagi hari yang cerah

Ia di sibukkan dengan aktivitasnya yaitu sekolah, intan terkenal sopan dan rajin dalam mengikuti setiap pembelajar, tak pernah ada keterangan sakit ataupun izin dalam catatan rapotnya.

Bu, Intan pergi dulu yah  Assalamu'alaikum! Sambil mencium tangan
Wa'alaikumusalam, Nak Hati-hati"Jawab Ibunya

Jarak antara rumah dan sekolah cukup  jauh, ia menaiki kendaraan umum, karna Ayahnya sudah lama meninggalkan mereka.

ʸᵃʰ ᴵᵇᵘ ᵈᵃⁿ ᴬʸᵃʰ ᴵⁿᵗᵃⁿ ˢᵘᵈᵃʰ ˡᵃᵐᵃ ᵇᵉʳᵖⁱˢᵃʰ ⁽ᶜᵉʳᵃⁱ⁾

Setelah sampai sekolah

Intan masuk ke kelas dan menyimpan tasnya, lalu pergi ke taman di halaman sekolahnya
Ia duduk sambil menatap langit dan berkata

"̴𝙰𝚗𝚍𝚊𝚒𝚔𝚊𝚗 𝙰𝚢𝚊𝚑 𝚔𝚊𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚊𝚔𝚜𝚒𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚗𝚊𝚔𝚖𝚞 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚞𝚕𝚊𝚒 𝚍𝚎𝚠𝚊𝚜𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚕𝚒𝚑𝚊𝚝 𝚒𝚋𝚞 𝚋𝚎𝚛𝚓𝚞𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚎𝚜𝚊𝚛𝚔𝚊𝚗𝚔𝚞, 𝚋𝚎𝚔𝚎𝚛𝚓𝚊 𝚋𝚊𝚗𝚝𝚒𝚗𝚐 𝚝𝚞𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚘𝚜𝚒𝚜𝚒𝚖𝚞, 𝙰𝚢𝚊𝚑 𝚔𝚊𝚞 𝚕𝚊𝚔𝚒-𝚕𝚊𝚔𝚒 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚊𝚔 𝚙𝚞𝚗𝚢𝚊 𝚑𝚊𝚝𝚒 𝚔𝚊𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕𝚔𝚊𝚗𝚔𝚞 𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚋𝚞
𝙺𝚒𝚗𝚒 𝚊𝚔𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚍𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚊𝚔𝚞 𝚝𝚊𝚔 𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚝𝚎𝚖𝚞 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚖𝚞 𝚊𝚢𝚊𝚑, 𝙰𝙺𝚄 𝙼𝙴𝙽𝙱𝙴𝙽𝙲𝙸𝙼𝚄 𝙰𝚈𝙰𝙷."̴

Seketika kata itu terucap dari mulutnya, entah apa yang sedang di fikirkan, namun batinnya begitu tersiksa setelah kejadian itu.

Bel masuk berbunyi, ia bergegas masuk dan menyeka air matanya yang menetes

Setelah pelajaran di mulai, tak lama kemudian handphone nya berdering

Hallo, Assalamualaikum Bu ! kata Intan
Wa'alaikumusalam, Nak Ibumu !! nada panik
Kenapa dengan ibuku, dan ini siapa ! Nada khawatir
Nak, dia tergeletak di lantai, aku teman ibumu, Irma ! Kata seseorang dalam telfon
Apa yang terjadi dengan ibuku, baiklah aku akan meminta izin untuk pulang ! Nafasnya mulai terengah-engah
Cepat Nak ! tegasnya dan menutup telfon

Ia meminta izin dan berpamitan dengan gurunya setelah itu dia lari bergegas pergi untuk pulang
Sesampainya di rumah ia menangis melihat kondisi ibunya.

Nak kau jaga ibu mu ,kalau begitu aku pulang dulu ! Kata teman ibunya
Iya Bu, terima kasih banyak sudah membantu ibuku ! Menyeka air mata
Iya tak apa nak, Assalamu'alaikum ! Sambil melangkahkan kaki keluar rumah
Wa'alaikumusalam ! Intan berlari menuju kamar

Ibu intan yang bernama Fatimah, semenjak membina rumah tangga bersama ayah intan bernama Abdul, Fatimah tidak pernah  dibahagiakan oleh Abdul, ia lelaki yang hanya mengumbar janji saat sebelum menikah, kata kata manisnya membuat Fatimah hanyut di dalamnya hingga rasa cinta mengalahkan apa yang benar dan yang salah, setelah ucap janji sehidup semati didepan para saksi dan penghulu, semenjak itulah Fatimah mengetahui sikap dan sifat asli Abdul, membina rumah tangga bersamanya hanya menggoreskan luka dan penderitaan, namun fatimah begitu sabar dan memperjuangkan cintanya, ia berfikir "ini ujian awal dalam membangun rumah tangga" nyatanya tidak hingga dikaruniai seorang anak lelaki dan perempuan, tetap saja perlakuannya tidak berubah malah semakin menjadi jadi, hingga akhirnya Fatimah menyerah pada takdir , ia memilih untuk berpisah walaupun sadar perpisahan itu dilarang namun luka yang di genggam takkan bisa di lepas, dan goresan luka yang disayat takkan bisa kembali pulih.

ᴀᴋᴀɴ ᴋᴜ ᴘᴇʟᴀᴊᴀʀɪ ꜱᴇᴍᴜᴀɴʏᴀ ᴅᴀʀɪᴍᴜ ɪʙᴜTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang