Chap 3

864 77 31
                                    


Chap 3.

Ketika Ia berubah.

Bismillah..

Assalamu alaikum!

Zero come back! Siapa yang menunggu cerita ini??

Ohyaa..

Terima kasih untuk zegalla dukungan yang anda berikan! Zero terharu!

Eekkoo,,

Ini ceritanya.

Enjoy~

Jangan lupa berbahagia, yaa~~..

.

Flashback. Tahun lalu.

Suatu malam...

" ma, Kak Gem belum pulang? " tanya Halilintar.

" iya, belum.. Koasnya kan lama " jawab Mama.

" sudah malam, Lin. Tidur saja." Saran Papa.

Halilintar menggeleng. " menunggu kakak saja"

" Kalau letih tidur di kamar ya.." pesan Papa.

Remaja 16 tahun itu mengangguk pelan sambil tersenyum tipis.

.

.

Jam 11 Gempa tiba di rumah. Di ruang tamu, ia mendapati Halilintar. Pasti menunggunya. Ia meringis.

" kak Gempa!" Halilintar menghambur memeluk Gempa.

Gempa diam. Ia hanya tersenyum tipis.

" jangan tidur kemalaman" katanya pelan.

" kakak sendiri?" todong Halilintar.

Gempa tersenyum. Mengacak rambut Halilintar.

" maaf.." bisiknya.

" apa?" tanya Halilintar.

" tidak ada" Gempa menggeleng. " tidurlah." Ia berlalu.

Halilintar termangu..

Biasanya Gempa akan mencium keningnya, memeluk atau barcerita apalah. Riang. Tapi,, ini..

Halilintar menatap punggung itu letih.

" kak Gem kenapa?" tanyanya.

" tidak ada, sungguh.. " jawab Gempa pelan.

.

.

.

2 bulan berlalu..

Sejak itu Gempa dingin.. dan Mama Papa meninggal dalam satu kecelakaan..

.

" mama.. papa.." Remaja 16 tahun itu terisak di samping nisan.. dalam senja.

Gempa diam.

Halilintar masih terisak.

" kenapa harus.. secepat.. ini?"

Gempa mengusap air mata pelan.

Sudah senja.

Mega merah mulai terbantuk.

Saatnya pulang.

" ayo pulang" ajak Gempa dingin.

Halilintar menggeleng.

" pulang" Tegas Gempa.

Sang Adik terisak. Gempa langsung menarik tangan Halilintar tanpa kompromi.

" kak!" isak Halilintar.

' tolong mengertilah..'

Harusnya Gempa menarik kepala itu kedalam dekapnya. Harusnya Gempa mengelus kepala itu sambil menasihatinya. Harusnya, harusnya..

Namun Gempa tak melakukannya.

" pulang! Ini sudah malam!" bentak Gempa.

Halilintar terkejut.. bukan.. ini bukan Gempa yang ia kenal! Ada apa dengan Gempa?!

Gempa menarik tangan sang adik ke mobil, menutup pintu dengan kasar.

" jangan cengeng" katanya sarkas, menghidupkan mesin mobil.

Halilintar terkesiap..

Luka baru timbul..

Sementara luka lama belum sembuh..

Flashback off

Dan setahun ini.. Halilintar lalui dengan bentakan.. pukulan.. juga,,

Kerinduan akan Gempa yang dulu..

Gempa sudah menjadi dokter di RSUD sejak tahun lalu.sejak itu ia sering pulang malam. Entah apa yang di kerjakannya.

Mereka jarang berbicara.

Halilintar menjadi sering menangis.

' ada apa dengan kakak?'

.

.

' Halilintar sudah 17 tahun..

Apakah dia masih kuat?

Aku sering melihatnya menangis..

Aku mencintainya, sungguh..' –unknown.

.bersambung~~~~

Ululuuu sedih ngga???? Chap depan mungkin akan lebih menyedihkan.. * ups spoiler*

Nantikan chap selanjutnya..

Ingin dibenciWhere stories live. Discover now