Two

489 67 14
                                    

Disclaimer: Massashi Kishimoto

Rated: T - M

Pairing : SasuFemNaru.

.

Uchiha Sasuke: 29 tahun

Namikaze Naruto : 25 tahun

Warning: GenderBender, FemaleNaruto, Miss Typo(s). Etc

         Dont't Like! Don't Read!

Naruto melangkahkan kakinya menyelusuri sepanjang tepi jalanan pedesaan pagi hari yang tampak lengang.

Menghirup wangi embun, hanya sekedar meresapi suasana pagi di pedesaan Kyoto yang selalu ia rindukan ketika berada di perkotaan Tokyo.

Setitik cahaya matahari tampak masih malu-malu di balik pegunungan rimbun yang tak jauh dari tempatnya saat ini, juga dinginnya angin persawahan yang menyegarkan tubuh seolah memberi semangat untuk hari ini.

Naruto baru saja dari pasar tradisional di sekitar rumahnya, meski pagi namun pasar sudah sangat ramai. Ia sangat menyukai suasana ketika orang-orang bersahutan menawarkan sayur mayur dan dagangan milik mereka untuk menarik pembeli.

Bukan bentakan, apalagi perintah yang memberi doktrin seperti di tempat kerjanya, ada hal banyak yang ia rindukan setiap pulang ke kampung halamannya ini.

Dan tempat favoritnya di pasar tradisional adalah area stand penjual ikan. Naruto merasa gemas ketika melihat bertumpuk-tumpuk ikan bermacam-macam di satukan dalam satu wadah. Mungkin terlihat begitu menggelikan bagi orang lain, tapi ikan adalah sesuatu yang menurut Naruto lucu dan menggemaskan.

Bahkan Sasuke memberikan hadiah kelulusannya tahun lalu berupa aquarium dengan berbagai ikan hias di dalamnya yang sekarang ia letakkan di ruang tamu apartment.

Naruto adalah tipe pemikir, sampai hal-hal kecil yang orang lain bahkan tak mengambil atensinya pun kadang ia pikirkan jika itu menarik.

Seperti saat ini, mungkin kebanyakan orang sinar mentari pagi adalah hal biasa. Namun bagi Naruto, mentari pagi kerap mengingatkannya pada ketenangan batin yang syahdu yang perlu diresapi benar-benar.

"Anak ibu sedang apa?"

Naruto nyengir, tanpa sadar ia sudah sampai di depan rumahnya. Lantas ia berbalik dan memasuki rumah diikuti ibunya yang mengekor dari belakang menuju ke arah dapur. "Hanya sedang menghirup udara segar di pagi hari,"

"Kebiasaan, pasti sedang melamun," ledek Ibunya sembari terkikik.

Naruto tak menanggapi dan langsung mengeluarkan segala keperluan yang ia beli di pasar. "Tadi aku bertemu dengan Nenek Chiyo di pasar, dia ternyata sudah sangat tua tetapi masih saja rajin berjualan," adu Naruto mengingat tetangga satu komplek perumahan yang terkenal sudah sepuh tetapi masih giat untuk mencari nafkah.

"Mau bagaimana lagi, dia sekarang hidup sendirian,"

"Bukankah dia punya cucu perempuan?" tanya Naruto sembari mengumpulkan daun bawang dalam satu wadah lalu mencucinya di keran air mengalir.

"Cucunya merantau ke Tokyo," kata Kushinya memasukan beberapa buah pisang dan strawberry ke dalam lemari es.

"Apa cucunya setega itu, Ma? Meninggalkan Nenek tua seorang diri."

"Jangan asal berspekulasi negatif, mungkin cucunya ingin hidup mandiri jadi mencari peruntungan di kota," kata Kushina yang kini di samping Naruto dan mencubit keras pipi anaknya.

"Tetap saja dia tega karena meninggalkan Neneknya yang sudah tua," tatap Naruto pada Kushina, sedikit protes dengan perkataan ibunya yang meminta ia untuk berpikir positif terhadap cucu dari Nenek Chiyo.

Reflection of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang