"Taehyun," panggil Yeonjun.
"Eung?" jawab yang lebih muda tanpa sekalipun berpaling dari layar ponsel pintarnya.
"Manis banget ya dia."
"Siapa?"
"Itu, yang duduk di meja nomor 5."
Taehyun lantas mengabaikan ponselnya demi melihat ke arah pandang Yeonjun. Tanpa sadar salah satu sudut bibirnya naik ke atas. "Memang."
"Lesung pipinya bikin dia makin menawan," kata Yeonjun sambil bertopang dagu. Matanya masih terus tertuju pada sosok manis itu. Tidak menyadari Taehyun yang keheranan dengan ucapannya.
"Maksudmu yang sebelahnya? Biasa tuh. Masih lebih manis yang rambut pirang."
Raut wajah Yeonjun mengkerut sejenak, sebelum tawa kecil lepas dari bibirnya. "Ealah, jadi yang kau lihat yang itu? Pantas saja. Aku lebih prefer yang punya lesung pipi itu. Gemes lihatnya, jadi pingin nusuk."
Taehyun menoleh dengan ekspresi yang seolah mengatakan, "what the fuck bro?"
Yeonjun yang menyadari maksud ekspresi Taehyun pun, lekas mengoreksi ucapannya. "Maksudnya pingin nusuk lesung pipinya. Astaga, dasar otak kotor."
"Lagian kau juga kalau bicara ambigu. Salah siapa dulu dong."
"Ya kan aku membicarakan soal lesung pipi, masa gitu doang gak ngeh."
Di saat keduanya berdebat, di meja nomor 5 sendiri, terjadi pembicaraan bisik-bisik dari penghuni mejanya.
"Kak Soobin."
"Ya?"
"Kakak ngerasa lagi diliatin tidak?"
Soobin mengerjap, lalu melirik sekitar, dan berakhir menggeleng. "Tidak tuh. Memangnya kamu ngerasa sedang dilihatin?"
Beomgyu manggut-manggut dengan pout. "Itu, meja nomor 13. Beneran Kakak nggak sadar?"
Yang lebih tua lantas mencuri pandang ke meja bernomor yang disebutkan sebelumnya. Cepat-cepat ia menoleh pada Beomgyu saat tak sengaja bertemu tatap dengan pria berwajah seperti rubah gurun di meja itu.
"Gimana, Kak? Benar kan?"
Soobin manggut-manggut. Sekali lagi ia melirik meja nomor 13, dan pria yang sama sekarang malah memberinya senyum. Tanpa sadar bikin pipi Soobin memerah.
"Eh? Kakak sakit? Wajah Kakak jadi merah sekali."
Soobin refleks menangkup pipinya dengan kedua tangan. "Merah sekali ya?"
Beomgyu mengangguk, rautnya khawatir sekali.
"Di sini tiba-tiba gerah banget, Beom. Keluar yuk." Soobin buru-buru memasukkan barang-barangnya ke dalam tas, kemudian menarik pergelangan tangan yang lebih muda untuk beranjak.
"Tapi Kak, di sini kan AC nya nyala."
Soobin tidak menghiraukan ucapan Beomgyu. Ia terburu-buru sekali menyeret Beomgyu untuk mencapai pintu keluar, tapi takdir seolah berkata lain. Ia bertabrakan dengan orang lain, membuatnya jatuh terduduk di lantai dengan tas yang isinya berserakan. Orang itu juga sama-sama terburu-burunya jadi hanya minta maaf lalu pergi. Beomgyu membantunya berdiri. Dan seseorang tiba-tiba sudah bersimpuh di hadapannya, mengumpulkan barang-barangnya yang berserakan lalu dimasukkan ke dalam tas.
Soobin yang tak enak hati, segera bersimpuh untuk menghentikan orang itu.
"Biar saya sendiri saja yang--"
Ucapannya terpotong saat pandangan mereka saling bertemu. Wajah Soobin merah lagi, bahkan hingga telinga dan lehernya. Itu si pria rubah gurun, yang lagi-lagi tersenyum padanya.
"Tidak apa. Biar kubantu."
Soobin diam pasrah. Mereka sama-sama bersimpuh, bedanya pria itu sibuk mengumpulkan barang-barangnya.
"Nah, sudah."
Soobin meraih tasnya, meresletingnya, lalu mendekapnya di dada. "Terima kasih."
"Choi Yeonjun," kata Yeonjun sambil mengulurkan tangannya.
Soobin dengan malu-malu menjabat tangan itu. Kepalanya menunduk saat menyebutkan namanya. "Choi Soobin."
"Salam kenal, Soobin."
Di waktu yang sama, saat Soobin menunggu Yeonjun mengemasi barang-barangnya, atensi Beomgyu sepenuhnya dicuri oleh seseorang yang menoel bahunya. Ia memasang wajah innocent saat pria berwajah kecil dengan mata dan hidung yang besar sudah berdiri di sampingnya sambil mengangkat sebuah beani warna pastel.
"Punyamu, tertinggal."
Beomgyu menggumamkan "ah" lalu mengambil beanienya. Langsung dipakainya beanie itu di kepala, lantas mengucapkan terima kasih.
"Boleh tahu namamu? Aku Kang Taehyun."
"Aku Choi Beomgyu."
Taehyun tersenyum. Tipis. "Aku yang tadi terus-terusan melihatmu dari meja nomor 13. Habisnya kau manis, membuatku susah berpaling. Maaf, ya?"
To the point sekali, sampai-sampai ampuh membuat wajah Beomgyu juga menjadi semerah tomat. Terlalu speechless, makanya dia hanya mengangguk kaku.
This soogyu
with this yeontae
Choose ur fighter
Manis line atau keren line 😂