d u a 💫

24 3 1
                                    

Duak! Sapuku terjatuh, gara - gara tendangan kaki orang. Siapa sih ! Nyebelin banget . Saat aku mendongakkan kepala,

"Hai Ndut, nyapu halaman ya?" Mampus! Varlan and the gankkk😭
"Iya,!" Jawabku ngegas
"Waduh, nge gas ." Balas Terop sambil menaikkan satu alisnya
"Udah minggir! Ga sopan banget nendang sapu orang ga jelas" ucapku
"Gausa pake sapu, elu makanin tuh sampah biar tambah gembrot wkakakak" balas Rawan disertai tawa Terop
"Kalian jahat banget ya! " bentaku marah
"Kenapa gamau diledekin ya? Makannya jangan gembrot-gembrot kek gajah... mana ada cowok yang mau kalau elu makan terus. Yang iya malah habis uangnya buat makan Elu yang 5 kali sehari, kalau gamau diledekin pergi sana jauh jauh" jelas Rawan
"Kalian jahat! Hiks" balasku, tak terasa air mataku tak bisa ku bendung lebih lanjut.
"Rawan, Terop kek nya udah bel deh, ke kelas kuy" Ucap Varlan
"Ndut kamu gapapa?" tanya Putri, dan temanku yang lain
"Iya gapapa kok,"
"Hadu, aku kira kamu diapain sama genk nya si Varlan! Awas aja mereka kalau berani nyentuh sahabat ku tersayang" ucap Sandia, sahabatku dari TK memang.
"Iya, awas aja kalau sampai nyentuh ndutku" balas Fera
"Haha, aku gapapa kok" balas ku
"Oke2 yaudah, yuk"

***
Kring.... jam istirahat berbunyi, aku Fera, Sandia, Sella, dan Yohan menuju kantin untuk mengasih makan cacing cacing yang ada di perut kami.

Saat dikantin, aku langsung memesan 3 paket bakso jumbo kuah, dan 2 juz melon. Setelah itu aku makan dengan khidmat bareng teman2 ku. Tiba-tiba sekantin mendadak hening dan diam, lalu terdengar suara langkah kaki. Oh Varlan and the Gank, pantesan pada hening. Oh iya! Fyi Varlan itu yang punya sekolah gais, jadi emang bawaan nya "arrogant" gitu wkwk.
"Yah si gembrot, 3 mangkok bakso sendiri" ucap Terop
"Waduh gakuat wakakakakak" balas Rawan
"Apasi! Sewot aja kalian, kalau iri ngomong!" sambung ku kesal
"Siapa yang iri sama gembrot kek kamu wkakakak" sahut Terop
"Kalian itu!" Bentak Yohan kesal,
"Apa banci? Mau ikut2 an? Mau sok belain si gembrot gajah ini?" ucap Terop
"GUE LAPER WOY!" bentak Varlan tiba-tiba
"Jangan malah buat orang marah, gue capek laper mo makan" sambungnya.
"Santai dong bos" ucap Rawan
"Santai mata anda ! Laper! Bu Diah cantiqeu, pesen Soto 1 sama es teh, es nya banyakin" teriak Varlan, pada bu Diah, penjual soto dan gado-gado disekolah. Si Varlan teriak-teriak ga ada yang marahin, nah gue? Digebukin satu sekolah yang iya :')

Saat bel masuk berbunyi, aku bergegas segera ke kelas, untuk pelajaran matematika, tapi saat hendak masuk kelas, tanganku ditarik lembut oleh seseorang. Aku takut:( masa aku mau mati hari ini? Jangan-jangan yang narik itu malaikat Izrail, kan takut ...
Saat ku toleh ternyata si Varlan, hehe. Aduh takut juga ni, ternyata Varlan nge bawa aku ke lab matematika. Disana dia duduk diatas meja. Aku Diem, ga berani berkutik.

"Maaf." ucapnya
"HAH?" Aku kaget, aku ingat-ingat dia nggak pernah buat salah kecuali panggil aku 'Ndut'
"Budeg ya lo? Maaf!" Bentakknya
"Ye.... sante donk bambank" balasku kesal
"Kenapa minta maaf?" Tanya ku bingung
"Ya maaf aja, kelakuan Terop sama Rawan agak berlebihan emang. Sorry ya" ucapnya
"Mimpi apa gue pangeran sekolah minta maaf?" balasku
"Bodo' lu maafin apa engga Ndut!" Ucapnya
"Iya2" balasku ramah.














"Woy anjir ngapain lu beduaan di sini. Anjai pangeran sekolah sama si gendut !!!!"








Mampus :)


Chp 2 segini dulu ya 🥰

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"𝙀𝙝, 𝙉𝙙𝙪𝙩 !" 🌛Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang