1

34 10 0
                                    

Kringgggg

"Yess" murid kelas X MIPA 4 bersorak senang. Akhirnya jam yang mereka tunggu-tunggu datang juga.

Tak mau menunggu lama semua murid langsung menuju kantin, tak terkecuali sheyna, ia sudah tidak bisa menahan cacing cacing di perutnya agar tidak memberontak.

"Gila rame banget, nyesel gue ga bawa bekel"

Tapi untuk memenuhi keinginan cacing cacingnya sheyna tetap melangkahkan kakinya untuk mengantri makanan.

"So gue harus duduk dimana?" Tanyanya dalam hati. Semua meja makan yang tersedia sudah penuh.

Mata sheyna melihat ke segala penjuru kantin, mungkin masih ada satu meja kosong yang nyempil tapi nyatanya nihil.

"Makan di kelas deh ini mah" ucap shey dongkol, tapi saat kaki nya ingin melangkah ke luar kelas ia malah melihat teman sekelasnya duduk sendiri di meja kantin.

Tak mau membuang waktu shey langsung menuju ke sana walau ia ragu apakah itu teman sekelas nya atau bukan. Karna jujur shey belum mengenal semua teman sekelasnya, biarlah waktu yang akan mengenalkan nya pada teman kelasnya.

"Hai, gue boleh duduk disini ga? Soalnya tempat lain penuh cuma ini doang yang ada" ucap shey tiba-tiba sambil menjulurkan tangannya.

Temannya itu hanya melirik shey selikas lalu melanjutkan makannya.

Merasa di acuhkan shey langsung duduk di sebelah temannya yang belum ia tahu namanya.

"Lo kalau makan suka sambil baca novelnya? Emang apa enaknya? Kasian nasinya di duain"

"Eh iya kita belum kenalan, kenalin nama gue sheyna panggil aja shey. Nama lo siapa?"

"Btw, kita itu sekelas kan ya? Kayanya gue ga asing sama muka lo ya kan?"

"Telinga lo masih berfungsi dengan baik kan?" Sarkas shey karna dari tadi omongannya di acuhkan begitu saja.

"Kasian nasi lo di acuhin" ucap temannya itu dengan nada tak suka.
Ia langsung pergi meninggalkan shey begitu saja di kantin.

Melihat temannya pergi begitu saja meninggalkannya, shey langsung menghabiskan makanannya lagi pula jam istirahat juga akan berakhir.

******

Abang
Jangan lupa nanti sore chek up

Salah satu pesan yang amat sangat shey benci. Shey harus mencari akal agar abangnya itu tidak bisa membawa nya chek up.

Ya, salah satu caranya adalah shey harus pulang terlambat hari ini. Shey harus mencari alasan kenapa ia pulang terlambat hari ini. Saat shey sedang memikirikan alasan apa yang ia berikan kepada orang tua nya tiba tiba punggunya menabrak seseorang.

"Eh sorry" ucap shey sambil melihat siapa yang di tabraknya.

Deg.

Shey mematung, tiba tiba sekelebat kejadian Itu melintas di otaknya.
Yang di tabrak menatap tajam shey, lalu meninggalkan shey begitu saja.

"Kenapa dia disini?" Tanya nya dalam hati.

*****

Keringat bercucuran dari dahi shey, namun itu tak mengubah semangatnya sedikit pun. Dengan gesit shey merebut bola dari lawan dan menggiringnya menuju ring basket. Dan yaps three point.

"Keren lo" ucap Rey salah satu kakak kelas shey.

"Hebat dek. makasih udah mau gantiin temen gue, sekolah kita menang jadinya" ucap anas salah satu tim basket putri SMANJU.

"Iya kak sama-sama" balas shey

"Kenapa ga masuk ekskul basket aja?"

"Udah ga terlalu suka basket kak hehe"

"Loh kenapa? Padahal lo jago banget, dari tadi yang nyetak gol lo terus"

"Ya gitu deh ka hehe"

Sebenernya shey juga terpaksa ikut sparing ini, ini salah satu cara agar shey tidak jadi chek up. kalau bukan karna itu mana mau shey berurusan dengan basket.

Shey melihat jam di pergelangan tangannya sudah pukul setengah enam lewat. Ia harus segera pulang.

"Mau pulang bareng?" Tawar anes

"Ngga usah ka makasih, aku naik angkutan umum aja"

"Oke hati hati shey"

Shey tersenyum membalasnya.

Shey berjalan ke halte untuk menunggu bus. Setengah jam berlalu, tapi bus tak kunjung datang. Lelah menunggu akhirnya shey memutuskan untuk naik ojol. Oh shit! Kenapa hp nya harus mati. Sekarang shey bingung harus pulang gimana.

Dengan berat hati shey menunggu lagi bus tapi nihil. Sudah satu jam ia menunggu tapi bus tidak ada yang lewat. Angkutan umum pun sudah tidak ada. Jalanan pun mulai sepi sudah tidak ada orang yang berlalu-lalang. Yang ada hanya kendaraan kendaraan pribadi yang melintas.

Tiinnnnnn
Shey tersentak kaget. Ia melihat ke depan ternyata ada cowok dengan moge-nya. "Siapa dia?" Batin shey.

"Naik" perintah cowo itu.

"Gue?"

"Hmm"

"Lo siapa?" Tanya shey

"Naik" perintah cowo itu lagi.

Shey diam. Ia tidak tahu siapa cowok itu. Untuk apa dia menyuruh shey naik ke motornya. Apa cowo itu mau antar ia pulang? Tapi shey tidak tahu siapa dia.

"Kalau gamau gue anter pulang. Berarti lo harus nunggu bus atau angkot sampe besok pagi. Disini rawan hati-hati" ucap cowok itu sambil ingin menjalan kan motonya.

"Tunggu" ucap shey tiba tiba

"Gue ikut"

"Tunjukin arah jalan ke rumah lo"

Shey hanya mengangguk kaku. Ia berdoa dalam hatinya semoga cowok ini orang baik bukan penjahat atau semacamnya. Ia sama sekali tidak mengenal nya bahkan melihat wajahnya pun tidak pernah.

"Kita satu sekolah?" Tanya shey di tengah perjalanan

Cowok itu hanya mengangguk mengiyakan.

Hening. Tidak ada percakapan apapun selain itu. Cowok itu fokus menjalan kan motornya, begitu pun shey fokus menunjukan arah rumahnya takut tiba-tiba salah jalan.

"Rumah abu-abu pagar hitam itu, berhenti di situ" tunjuk shey

Cowok itu memelankan laju motornya dan berhenti tepat di depan rumah shey.

Shey turun dari motor. Belum sempat ia mengucapkan terimakasih cowok itu langsung menjalankan motornya begitu saja meninggalkan shey dalam kebingungan.

WHO AM I ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang