Ranu's
Halo, namaku Ranu, lengkapnya Halma Ranu Hera, kalian pasti tidak akan asing dengan namaku, yap salah satu keindahan alam yang tersembunyi di dalam suatu pulau.
Bundaku pernah menjelaskan, dia dulu ingin sekali mendaki gunung semeru dan bermalam di ranu kumbolo bersama temannya, tapi bunda tidak pernah diberi izin oleh nenek, dan berakhir dengan aku yang diberi nama Ranu.
Namanya unik semua teman-temanku bilang begitu, sebenarnya namaku persatuan antara halma - hera, dan ranukumbolo, kata bunda itu dua tempat di mana dia bersahabat dengan semesta.
Aku lahir dari keluarga kecil yang penuh kasih sayang, bapakku terlahir dari keluarga Prakoso, dan bundaku terlahir dari tangan lembut malaikat.
Aku anak kedua yang lahir dari rahim bunda, yang pertama kakakku, biasanya kupanggil mas Bim, nama panjangnya Regab Bimo Prakoso.
Kalian pasti bertanya tanya kenapa namaku tak ada unsur Prakoso? yap ini pun belum aku ketahui, bapak bilang sih kalau sudah waktunya aku akan tahu.
Aku adalah gadis prakoso satu-satunya, dari garis keturunan bapak, memang hanya aku yang berjenis kelamin perempuan, tak heran mereka over protektif padaku.
Kecuali pada makhluk bernama Keanu, musuh bebuyutanku dari bayi, bayangkan dari bayi pun kami sudah sering bertengkar, entah itu karena botol susu, sepotong biskuit hingga mainan.
Entah karna dia anak dari seorang mama Icha [ sahabat kecil bunda] jadi aku tak berani melawannya, jika dia bukan anak dari mama Icha sudah kupanah dengan busur panahku, maklum gini-gini ranu adalah pemanah jitu, aku sudah bulak balik indonesia-eropa untuk kejuaraan.
"Ranu, cepat turun sarapannya udah jadi."
Itu suara bundaku, bunda Dira, dia mirip sekali denganku, bahkan kami sering disebut kembar.
"Siap bunda otw."
Kulangkahkan kaki untuk keluar dari kamar, sebenarnya hari ini hari sabtu, kegiatanku hanya latihan memanah untuk kejuaraan bulan depan.
"Mas Bim mana bun?"
Kududukkan bokongku di kursi meja makan, tumben anak itu telat sarapan.
"Masmu lagi ke sekolahnya, katanya ada yg harus diberesin."
Aku hanya mengangguk-anggukkan kepalaku sembari meneguk segelas susu putih lalu menyantap sarapanku. Nasi goreng favoritku.
"Ranu pergi latihan sama Keanu ya, bapak sama bunda ada acara, gak apa ya?"
Kata bapak seraya mengusap kepalaku lembut.
"Ukhuk ukhuk."
Mendengar nama Keanu membuatku terkejut, alhasil aku tersedak sosis dalam nasi gorengku.
"Yang bener dong kalo makan, Nu."
Bunda memberiku segelas air putih, lalu mengusap punggungku.
"Keanu kebetulan punya acara juga dekat tempat latihan kamu, jadi bunda minta sama mama Icha buat anterin kamu juga."
Tuh kan, mereka over protektif jika aku berdekatan dengan lelaki manapun, tapi jika itu Keanu, mereka seolah-olah memberikan semua tanggung jawabnya pada si alien aneh itu.
"Ranu bareng mas Bim aja, bun."
Kugelengkan kepalaku dengan cepat, bisa-bisa aku tidak tepat waktu datang di tempat latihan, keanu itu orangnya suka mampir-mampir.
"Mas Bimo lagi ada urusan di sekolahnya, gak mungkin dia nganterin kamu, Nu."
Ucap bapak sedikit tegas. Lalu kuhela nafas berat, kalau sudah seperti ini, aku tidak bisa menolak, bapak sudah berkata dengan mantap dan mau tidak mau aku harus menurutinya.
"Ya udah, iya Ranu sama Keanu."
Terlihat senyum merekah dari kedua orang tuaku.
"Ya udah, Keanu sebentar lagi dateng, oh iya nanti kamu diam di rumah mama Icha dulu ya, bunda sama bapak mungkin pulang malem."
Shit, untung aku sayang mereka. Aku hanya membulatkan mata sedangkan bapak dan bunda hanya tertawa melihat ekspresiku.
"Assalamualaikum."
Pintu depan ada yang mengetuk, tak lain itu pasti Keanu, bunda dan aku berjalan beriringan menju pintu.
Keanu sedang tersenyum lebar dihadapan bunda, dasar sok cari muka.
"Pagi, mama Dira."
Dia menyalami bunda, iya katanya dia fans berat bunda, dia suka sama bunda karna dia mirip sama aku, gak jelas emang anaknya.
"Ke, titip Ranu ya, kalo nakal masukin tas aja biar diem."
Bunda sama Keanu emang mantep kalo disatuin, pernah satu saat keluarga Hasibuan dan Prakoso bertemu, aku diledek habis-habisan dan tidak ada yg membelaku, bunda sama keanu tuh 11-12 banget.
"Siap, mama Diraku."
Menyebalkan kan? ingin sekali ku jambak rambut yang sudah tertata rapi itu.
"Bun, Ranu pergi assalamualaikum."
Aku mencium tangan bunda dan berlalu menaiki motor Keanu, ini sudah menjadi kebiasaanku memang.
Setelah berpamitan pada bunda Keanu berjalan mendekatiku.
"Mukanya kalem Nu, udah baik aku mau nganter kamu."
Dia memasangkan helm padaku, stop jangan baper, memang sudah seperti ini Keanu.
"Lagian aku gak mau, bapak sama bunda yang minta kamu ke mama sama ayah kamu."
Iya rasanya moodku hancur jika terus berdekatan dengan Keanu, dibilang dia itu musuh bebuyutanku.
"Yaelah, giliran bang El aja semangat."
Lalu ku lirik dia dengan tajam, sepertinya dia terkejut melihat tatapanku.
"Heh, wajar lah bang Elang itu lebih-lebih sempurna dari kamu, apaan badan aja gede, sama cewe kalah."
"Nu, Nu kalau sudah tau aku, klepek-klepek kamu."
"Gak bakal dihh geer banget kamu."
"Liat aja, kalo memang tuhan udah takdirin kamu sama aku, sejauh mana kamu pergi, kamu bakal ketemu aku."
"Ya, aku bakal minta tuhan buat gak jodohin aku sama kamu."
"Loh, kok sama tuhan nawar?"
Memang Keanu itu selalu tidak mau kalah.
"Udah lah cepet pergi aja, nanti telat nyampe."
Jika tidak seperti itu, seorang Keanu tidak akan memberhentikan pembicaraannya, sebenarnya itu salah satu alasan aku sangat-sangat menjadikan dia musuh.
Motor Keanu berjalan meninggalkan pekarangan rumahku, berdoa saja agar dia tak mampir mampir dan aku tepat waktu datang ditujuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahameru
Teen Fiction"Anak bunda itu terlahir dari cinta,kasih sayang juga tangan lembut dua insan serta campur tangan semesta" -Bunda Mahameru disini bukan bercerita tentang gunung,tetapi tentang dua insan yang sengaja dibuat untuk tumbal kebahagian semesta cover:cr by...