1 ▪︎ PREFIKS

50 5 0
                                    

Sudah banyak yang berubah di kehidupan Reihan tapi tidak dengan dirinya dan sang ayah, mereka masih sama terjebak dengan ego masing masing, tak mau berusaha untuk memperbaiki hubungan ke duanya. Reihan yang gengsi dan ayahnya yang keras kepala. Sangat tidak klop.

Contohnya saat ini, mereka berdua sedang bertengkar perihal yang terbilang sepele. Reihan meminjam laptop ayahnya untuk mengerjakan tugas sekolahnya tanpa izin. Siregar marah tapi Reihan tidak langsung me minta maaf melainkan keluar dari rumahnya.

"Ternyata anda masih dengan wanita itu," ujar Reihan menatap Siregar dengan sorot kebencian. Ia tak sengaja melihat foto foto wanita itu di laptop Siregar. Wanita yang merebut kebahagiaan dalam keluarganya. Reihan mengambil jaket hitamnya dan ia pakai dengan cepat.

"Reihan mau kemana kamu?!" pangil Siregar membuat Reihan berhenti dan membalikan badanya menatap sang ayah.

"Its not your business sir," ujarnya lalu mengambil kunci motornya dan melangkah keluar dari rumah. Siregar menatap nanar kepada anaknya yang sepertinya sangat membecinya, ia tidak tahu lagi bagaimana cara berdamai dengannya.

Reihan memacu kendaraannya dengan kecepatan cepat membelah kota Jakarta yang ramai saat malam hari, pikirannya berkelana mencari cari siapa sebenarnya wanita itu, kenapa ia tidak pernah sekali bertemu dengannya, Reihan penasaran.

Motornya berhenti di salah satu arena balap liar yang sudah lama menjadi tempat tongkrongannya dengan teman temannya. Sudah menjadi rutinitasnya setiap malam untuk datang ke tempat ini walaupun There-pacarnya sendiri melarangnya tapi Reihan terus melanggar.

"Wah wah datang juga akhirnya," ujar salah satu cowok yang sedang merokok bernama Mahen sambil ber tos khas anak geng diikuti yang lainnya.

"Hari ini ada yang balapan?" tanya Reihan lalu duduk di samping Mahen.

"Ada. Tapi dia belagu banget anjing," umpat Mahen membuat Reihan memgerutkan keningnya.

"Noh yang ngadepin tadi si Josh," ujar Mahen membuat Reihan menatap cowok dengan jeans sobek sebek yang sedang tertawa bersama yang lainnya.

Josh pun beralih menatap Reihan dan menceritakan semuanya.
"Tadi dia kalah tapi nggak terima, dia ngancem mau laporin ke polisi tentang markas ini"

"Belagu banget emang," ujar Nathan yang berada di sebelah Josh.

"Siapa namanya?" tanya Reihan membuat Josh mengingat ingat siapa namanya.

"Gue lupa sih tapi kalo nggak salah nama dia Juna apa Juan gitu," kata Josh membuat Reihan sedikit berpikir, sepertinya ia mengenal nama itu.

Tidak asing bagi Reihan mendengar nama itu. "Juan Alexander?" tanya Reihan dan dibalas anggukan oleh Josh. "Nah iya Juan Alexander"

Dia. Juan Alexander, cowok yang memiliki masalah dengan Reihan di sekolah. "Ternyata dia masih berani"

"Kenapa? Lo kenal dia?" tanya Mahen. "Siapa dah?" tanyanya kembali.

"Musuh gue," jawab Reihan, ekspresinya langsung berubah saat mendengar nama itu.

"Tapi dia kayaknya beneran bakal laporin ini markas," ujar Nathan membuat yang lainnya menatap ke arah cowok itu.

"Jangan gitu woi"

"Gila lo gue tabok juga lama lama"

"Jangan ngadi ngadi lo"

"Santai woi gue cuma prediksi elah," kata Nathan karena respon yang lainnya seolah olah memyalahkan dirinya.

Saat yang lainnya tertawa dan bercanda, Reihan hanya diam. Pikirannya tertuju pada There. Sedang apa cewek itu sekarang?

Jam menunjukkan pukul 23.00 yang sudah bisa Reihan pastikan pasti There telah tidur sekarang. Dehaman dari arah samping membuat Reihan menatap ke sumber suara. Ada seorang cewek dengan pakaian minim duduk disampingnya.

"Loh Kira ngapain lo disini?" tanya Mahen membuat cewek yang kerap di sapa Kira itu tertawa.
"Nggak boleh emang?" jawabnya dengan suara yang dibuat buat membuat Reihan risi.

"Gue liat kok lo diem aja dari tadi?" tanya Kira yang tertuju pada Reihan, cewek itu dengan lancang memegang lengan Reihan membuatnya dengan cepat menyentak kasar tangan Kira, cewek itu meringis-merasa malu.

"Mending lo ke tongkrongan cewek. Jangan di sini," ujar Nathan tapi cewek itu tetap berada di sebelah Reihan.

"Gue mau disini aja deh sama lo," ujar Kira kembali sambil menatap Reihan. "Lo mau kan ajak gue jalan jalan?"

"Ngarep banget lo anjir," kata Josh membuat Kira mencibir.

Kira semakin lancang, ia memegang wajah Reihan membuat cowok itu langsung menyentak dengan cepat.

"Sorry," ujar Reihan sambil menunjukkan wallpaper handphone nya yang menunjukkan foto There sedang tersenyum membuat wajah Kira langsung berubah masam.

Cowok yang lainnya langsung tertawa melihat cewek itu yang terlihat cengo di tempatnya.

"Aw malu banget," ujar Mahen.

"Gue si mending langsung pergi aja. Malu mbak," kata Nathan

"Salah godain orang lo cabe," ujar Josh

Reihan berdiri dari duduknya dan berpamitan dengan yang lainnya. Meninggalkan Kira dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.

"Nggak mungkin dia udah punya," ujar Kira lirih, sangat lirih.

***

Dering telfon yang nyaring membuat cewek dengan sweater putih tersentak dan bangun dari tidurnya, dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul ia mengangkat telfonnya yang terus berdering.

"Halo," ujar cewek itu memulai berbicara.

"Satur-date?"

Dengan cepat cewek itu menatap layar ponselnya dan tersenyum saat mengetahui yang menelepon adalah Reihan. Yap cewek itu adalah There.

"Jam berapa?"

"Kalo lima menit lagi gue bakal sampe di rumah lo gimana?"

"Eh jangan dong gue baru bangun masih ileran"

Suara tawa di sebrang sana membuat There sedikit terpana, suara tawa yang selalu membuatnya merindukan sosok Reihan.

"Nanti sore gimana?"

"Ok nanti sore jam 5"

Setelah itu There menutup telfonnya sepihak, ia masih mengantuk ingin segera tidur kembali.

Di sisi lain Reihan terseyum melihat nama There tertera di layar ponselnya lalu beralih menatap foto dirinya dengan There dalam figura yang terpajang manis dia atas meja.

"Kenapa gue selalu jatuh cinta sama lo?"

***

jangan lupa vote :)

REIHAN 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang