2. HARAPAN

53 14 21
                                    

BTS - Sea

"Dimana ada harapan, disitu ada cobaan. Maka, bertahanlah sebentar untuk harapanmu."

****

Vote+comment nya gengs!

Ily.

Hari ini seperti biasanya, Gretta berjalan di koridor sekolah dengan Endi yang menggenggam tangannya erat. Sekolah masih sangat sepi karena memang masih jam 06.10. Gretta dan Endi memang datang lebih awal setiap harinya untuk menghindari omongan siswa lain yang tidak suka dengan hubungan mereka.

"Udah sampai Ndi, kamu balik gih." Suruh Gretta dengan melepaskan tautan tangan mereka.

"Iya,eh, tapi nanti istirahat aku ngga bisa ke taman deh, Ta. Mau ngumpul sama anak badminton."

"Istirahat kedua ngga bisa juga?"

"Engga, soalnya nanti bakal pemilihan kandidat yang bakal bertanding, jadi aku harus disana terus,"

"Oh, gitu, yaudah." Ucapnya berat.

"Ngga papa kan?" Tanya Endi. "Lagipula kamu bawa bekal kan?" Gretta hanya mengangguk.

"Yaudah sana balik, hush hush" Usir Gretta seperti kucing yang membuat Endi terkekeh lalu mengusap rambutnya lembut, "Pergi yah, Ta."

***

"Woi bos, bengong mulu lo. Kesambet Mpok Nari mampus lo" Teriak Teddy dengan menendang bagian samping motor Fahrez.

"Apaan bangsat, ganggu lo"

"Tumben lo cepat datangnya?"

"Suka gue lah, mau cepat atau kagak." Ketus Fahrez yang memerhatikan bagian samping motornya, takut ada lecet karena tendangan Teddy.

"Eh si tai, ditanyain juga." Tanya Teddy dengan memerhatikan jam tangannya dan melihat kondisi sekitar. "Btw, tuan putri lo mana? Tumben ngga bareng?"

"Ngga tau, dia ngga mau dijemput, bingung gue." Ucapnya frustasi "Menurut lo nih ya, dia tuh kenapa sih Ted, akhir-akhir ini aneh banget. Lo tahu, dia gua ajak jalan ngga mau, ke kantin juga nolak dengan alasan mau makan bareng sama teman cheers nya melulu, dan gua telepon juga kayak menghindar."

"Bosan kali sama lo," Ucap Teddy santai yang membuat Fahrez melotot tidak terima "Eh, santai bro. Tadi kan lo nanya pendapat gue, yah itu pendapat gue. Menurut lo aja nih ya, kalau lo emang ngga punya salah sama dia dan dianya tiba-tiba menghidar, apa coba kalau ngga bosan?"

"Yah tapi ngga mungkinlah Ted, gini deh, kita udah lama pacaran. Masa baru sekarang bosannya?"

"Justru karena udah lama itu, goblok. Males ah gue ngomong sama lo, dikasih tau malah ngga terima. Ngga dikasih tau malah maksa. Gue mau ke kelas, lo ikut ngga?" Ucap Teddy yang lalu turun dari motornya diikuti oleh Fahrez. Berjalan dengan santai ditemani sepi oleh lingkungan sekolah.

"Eh, eh, lo lihat deh tuh" Tunjuk Teddy kepada dua orang yang berada di depan kelas XI IPA 2 itu. "Ish, sok romantis anjing, pakai ngusap-ngusap segala." Dengus Teddy melihat pasangan kekasih itu. Mereka tetap menjalankan langkahnya melewati lapangan.

"Panas lo? Makannya cari pacar."

"Gue? Panas? Yakali," Ucapnya tidak percaya akan pertanyaan Fahrez. "Kalau gue lagi mau pacaran nih yah rez, berjejer cewek nunggu gue. Tinggal milih siapa yang gue mau," Lanjutnya sombong. "Gue tuh cuman rada aneh dan jijik sama tuh dua bocah. Mau aja mesra-mesraan padahal banyak yang ngehina, apalagi si cewek sialan tuh. Ngga tau malu banget." Teddy lagi mengeluarkan jurus gosipnya. Dan Fahrez yang hanya mendengarkan walaupun kupingnya sudah panas.

AWAL JUMPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang