2/2

17.2K 1.2K 120
                                    

🦄


Huang Renjun layak diberi predikat sebagai aktor terbaik, karena kemampuan aktingnya yang bisa mengelabui semua orang. Tapi Haechan menyangkal itu, karena hell! Bahkan Huang Renjun bukan seorang aktor ataupun idola. Dia hanya remaja tanggung dengan hormon yang berlebihan. Dan yeah jangan lupakan dengan segala tipu daya yang mampu membuat semua orang terperangkap dalam permainannya, termasuk kekasihnya, Lee Jeno.

Haechan dan Chenle hanya mampu menggelengkan kepala setiap Renjun sudah melancarkan aksinya untuk mendapatkan apa yang ia mau.

Haechan akui, kepiawaian Renjun dalam membujuk orang patut diacungi jempol. Setiap manusia yang jadi sasaran lelaki penggemar Moomin itu pasti akan luluh dan melakukan apapun yang Renjun inginkan. Dengan tubuh mungil yang terlihat rapuh dan tatapan melas itu siapa yang tidak luluh, kecuali Lee Haechan tentunya. Karena Zhong Chenle dibeberapa keadaan masih bisa luluh atau lebih tepatnya tertipu oleh si bajingan kecil Renjun.

"Bagaimana?" Chenle bertanya saat Renjun menutup pintu mobil penumpang dengan raut wajah sedih dan bibir mengerucut.

Haechan yang berada dikursi pengemudi memutar bola mata sembari mulai menjalankan Bugatti Veyron miliknya. "Berhenti menunjukan raut wajahmu yang menjijikan itu Huang. Dan Chenle, tentu saja dia berhasil. Dia penipu yang ulung, ingat?"

Renjun mendelik, menatap garang pada kaca spion yang menampilkan wajah Chenle yang menyeringai serta Haechan yang tersenyum mengejek. "Aku bukan penipu! Ini hanya salah satu kelebihan yang dimiliki olehku, oke!"

"Ya ya terserahmu." Haechan mengibaskan sebelah tangan tak acuh. Chenle yang berada disebelah Haechan menoleh padanya dengan seringai lebar.

"Jadi kita akan bersenang-senang malam ini?" Ketiganya saling melirik dengan seringai yang tersemat sebelum sorakan memenuhi mobil itu yang melenggang membelah jalanan.

"Oh yeah! Mari kita menikmati hidup yang menyedihkan ini!"

🦄


Malam hari begitu dingin, suhu kota Seoul hampir mencapai angka terendah. Orang-orang yang masih beraktivitas memakai pakaian tebal untuk mengusir hawa dingin, sebagian lebih memilih meringkuk nyaman diatas kasur dengan penghangat ruangan yang menyala. Namun semua berbanding terbalik dengan ruangan disebuah gedung elite dijantung kota.

Tak ada hawa dingin menusuk kulit, tak ada orang berpakaian tebal. Yang ada malah sebaliknya, suhu ruangan terasa panas, orang-orang berpakaian terbuka, hampir tanpa busana. Suara musik yang dimainkan seorang DJ menghentak telinga disepenjuru ruangan, asap rokok, alkohol, bau keringat, orang-orang yang menari dilantai dansa berbaur menjadi satu. Menggila, saling menyentuh tanpa kenal. Lagipula, siapa yang peduli, mereka ada disini untuk menikmati dan tak ada kesalahan akan itu.

Renjun menghembuskan asap rokok melalui celah bibirnya, terkekeh saat hazelnya menangkap Haechan yang dikerubungi kerumunan orang menggila dilantai dansa. Si Lee itu sedang berdansa dengan gila, meliukkan tubuh sintal nya yang menjadi pemandangan indah bagi manusia haus belaian disana.

"Oh sejak kapan terakhir kali kita bersenang-senang seperti ini?"

Chenle yang berada disampingnya, mengedikan bahu, tangannya memainkan gelas berisikan batu es dengan cairan bening yang berada digengaman, sebelum meminumnya dalam sekali tenggak. "Kurasa saat kau diklaim oleh musuhmu."

Renjun terkekeh, tenggorokannya terasa terbakar saat meminum cairan kekuningan seperti yang sahabatnya lakukan. Aaah benar, semuanya berubah saat kejadian dikantin tempo lalu. Saat musuhnya mencium dan mengklaim dirinya.

FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang