💞 Chap 2 💞

398 42 5
                                    

10 Tahun Kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10 Tahun Kemudian

"Phiii ... hiks ..." teriak seorang remaja manis dan imut memasuki ruang kerja seorang CEO perusahaan terkenal.

"Plannn ..." CEO tersebut langsung mengendong tubuh kecil sang remaja manis seperti koala.

"Maaf tuan, saya sudah berusaha agar dia tidak masuk," ujar seorang wanita sambil menunduk takut.

"Aku bilang jangan biarkan orang lain masuk ke ruangan ini!! bukan berarti Plan juga kamu larang !!" ucap sang CEO dengan kesal.

"Maaf tuan, saya benar-benar minta maaf," sesal sang wanita tersebut.

"Sudahlah Mean, jangan memarahi Chompo terus menerus," ucap seseorang yang berada di meja dekat pintu.

"Hahhh, ya sudah. Kamu bisa keluar sekarang," ucap Mean dan kembali ke meja kerjanya.

"Hiks ... hiks phi ..." panggil sang remaja dengan lirih.

"Hay husssttt ... sudah jangan nangis lagi ya, kalau kamu nangis terus phi juga sedih," ucap Mean sambil menghapus air mata yang jatuh dari kelopak indah tersebut.

"Plannn, ada apa sayang? apa ada yang jahat dengan mu?" itu bukan Mean yang bertanya, melain Title sahabatnya Mean yang merangkap menjadi asisten pribadi Mean.

"Tidak ada phi Title hiks ..."

"Tunggu-tunggu. Kenapa lutut mu berdarah Plan?" tanya Perth yang kini membuka suara.

"Hey baby, lutut mu kenapa berdarah?" kini Mean yang beralih menanyakan Plan.

"Tadi aku terjatuh, ketika sedang bermain bola hiks ..."

"Sudah phi bilang berapa kali sayang?? kamu jangan main bola di luaran sana, kaki mu jadi terlukakan," ucap Mean langsung mengecup dan menghisap lutut Plan hingga darah yang bersarang di sana bersih.

"Bagaimana? masih sakit?" tanya Mean dengan lembut.

"Tidak phi hiks ... sudah tidak sakit lagi," ucap Plan dengan polosnya.

"Bagus kalau begitu."

"Oh iya Mean, hari ini kamu ada meeting dengan beberapa klien untuk membahas kerja sama perusahaan," ucap Title mengingatkan.

"Aku tidak bisa meninggalkan Plan dalam keadaan seperti ini Title," ujar Mean yang masih mengusap sayang pucuk kepala Plan.

"Baiklah, lebih baik kamu temani Plan. Biar aku yang menghandel semuanya," ucap Perth memberikan ide.

"Baiklah kalau begitu. Perth, Title, aku berikan tugas ini kepada kalian. Aku akan kembali ke rumah lebih dulu bersama Plan," ucap Mean sambil mengangkat kembali Plan ke dalam gendongannya.

Ai No HimitsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang