💞 4 💞

532 46 13
                                    

Warning  ⚠️⚠️⚠️🔞🔞🔞
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Sepertinya ada yang koslet Plan. Phi coba periksa terlebih dulu ya," ucap Mean. Namun ketika Mean ingin pergi, Plan langsung memegang tangan Mean dengan kencang. "Phiii, jangan pergi. Plan takut," ucap Plan mulai menitikkan air mata. Namun tiba-tiba terdengar suara teriakan seseorang dari arah ruang makan.

"Aaaa ..."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Happy birtday to you, happy birtday to you, happy birtday ... happy birtday ... happy birtday to Plan." Mereka berhenti bernyanyi, namun Plan hanya diam mematung di tempat dia berdiri. Bagaimana tidak, Plan sudah merasakan ketakutan sedari tadi dan ternyata ini adalah sebuah kejutan ulang tahun yang sudah di rancang oleh ketiga orang tersebut.
"Selamat ulang tahun adik kecilnya phi," ucap Title dan mencubit hidung Plan.

"Selamat ulang tahun adik phi sayang, terima kasih sudah hadir di tengah-tengah kami." Kini Perth yang berbicara.

"Sayanggg, kenapa kamu hanya diam saja? kamu tidak suka dengan kejutannya?" kini Mean yang membuka suara. "Tidak hiks ... Plan bukannya tidak suka hiks ... Plan bahagia hiks ..." Mereka bertiga langsung memeluk Plan dengan erat, namun secepatnya Mean menarik Perth dan juga Title agar melepaskan pelukan mereka.

"Oke-oke. Kami kasih kalian waktu untuk bersenang-senang berdua," ujar Perth dan menarik Title masuk ke dalam kamar.

"Hiks ... hiks ... phi Meannn hiks ..."

"Hey, kenapa kamu menangis lagi sayang?" tanya Mean dan menangkup kedua pipi gembil Plan.

"Aku sayang sama phi hiks ... Plan sayang sama phi hiks ..." tangis Plan pecah dengan pernyataan yang keluar dari bibir indahnya.

"Phi juga sayang sama kamu Plan. Sudah jangan menangis lagi," ucap Mean sambil mengusap air mata yang jatuh dari kelopak indah itu.

Mean masih sibuk menghapus air mata Plan, namun siapa sangka hawa nafsu di dalam Mean lebih menggebu ketika melihat bibir indah Plan lebih dekat. Mean langsung memagut bibir indah itu, awalnya hanya kecupan kecil. Namun makin lama, kecupan itu menjadi sebuah tuntutan, lidah Mean mulai menjilati permukaan bibir Plan dari ujung ke ujung, menggigit kecil bibir yang terasa manis itu.

"Nngghhh ..." erang Plan ketika merasa bibirnya di gigit.

Tanpa buang waktu Mean yang merasakan memiliki peluang, langsung memasukkan lidahnya ke dalam rongga hangat Plan. Mereka terus berciuman panjang, Mean menggendong Plan tanpa melepaskan ciuman panas mereka. Membawa Plan masuk ke dalam kamar dan membaringkannya di atas ranjang besar nan mewah. Mean melepaskan ciumannya sesaat, Mean bisa melihat bibir Plan yang sedikit bengkak akibat ulahnya sendiri.

Mean mengelap saliva yang ada di bibir dan dagu Plan, Mean tidak tahu saliva milik siapa yang ada di sana. Mean memandang wajah Plan yang sudah memerah memancarkan sisi erotis dan sexy Plan. Semakin lama Mean menatapnya, semakin dia tidak bisa menahan libidonya. Mean mengusap pipi Plan dengan sayang dan tersenyum menawan.

"Plannn, phi sangat menyayangi dan mencintai mu. Phi sudah memiliki perasaan ini sejak awal kita bertemu. Phi juga tidak mengerti kenapa perasaan ini tumbuh begitu saja. Plannn, phi menginginkan kamu," ucap Mean dengan suara manly dan baritonnya.

Plan seakan jatuh ke dalam hipnotisan Mean, tanpa menjawab perkataan Mean, Plan langsung mencium bibir Mean kembali. Mencium, melingkarkan kedua tangannya di leher jenjang Mean dengan erat. Mean seakan mendapatkan izin dengan hati-hati membuka kancing kemeja Plan, menyibaknya dan mengusap kulit putih nan halus seperti seorang bayi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ai No HimitsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang