02. Squabble in Family (Pertengkaran antara keluarga)|| [SSYT]

17 2 0
                                    

"Kasih sayang Ibu sangat luas dan tiada tara, tanpa bisa diukur dengan sesuatu entah itu materi ataupun martabat"
- AkaChan  (Lili-k W) -

[Story in Public: Senin, 16 Desember 2019.]

Story in write at senen, 26 August 2019.

💦💦💦💦💦

Situasi ini semakin panas ketika pertanyaan yang dilontarkan Pak Sardin kepada Putrinya dengan lantang dan keras beberapa detik lalu, sedangkan Alika hanya bisa terisak dipelukan sang Ibu.

"Nduk, lek Bapak mu te'ko mbok dijawab. Ojho sampe bikin Bapak mu tambah nesu." Ucap Mama Rani mengelus punggung sang Putrinya dengan air mata yang juga bercucuran.

Ini semua bukan mau mereka keadaan seperti ini, tapi ini sudah keadaan yang harus mereka jalani. Bukan hal sepele ini dihiraukan begitu saja, apa lagi menyangkut martabat Putri mereka.

"Sekali lagi Bapak tanya, apa itu benar Alika?" Tanya Pak Sardin tegas memandang Alika dengan sorotan tatapan tajam, sehingga membuat Alika tidak bisa berkata-kata hanya anggukan yang bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Pak Sardin.

Maafkan Alika Ma, Pak. Alika nggak bisa menjaga diri sendiri, hingga Mama dan Bapak menerima rasa malu yang telah Alika perbuat. Batin Alika, meremas ujung kerudung berwarna coklat tua senada dengan rok yang dikenakan.

"Anak kurang ajar." Gertak Pak Sardin memandang Alika seperti ingin membunuhnya, tanpa dikomando tangan yang dulu memapah tubuh kecil Alika sewaktu bayi kini telah mendarat dipipi kiri.

Plaaakkk...

Rasa panas dirasa Alika bukan seberapa rasa kecewa kedua orang tuanya, berderu air mata Alika hanya bisa menangis dan berkata kata maaf kepada kedua orang tuanya.

"Ma-aafkan Alik-ka hiks,- Pa,- Ma,-." Ucap tulus Alika dengan deru air mata meluncur dipipi kanan kiri.

Alika membungkuk sujud dikaki Pak Sardin, Bapak Alika sendiri. Sedangkan Pak Sardin sendiri mengatur nafas yang tidak beraturan, dikarenakan mengetahui jikalau Putri Bungsunya membuat ia merasa kecewa.

"Bangun kamu Alika, Bapak ora butuh sujud-sujud kek ngene, anak ora tau diuntung. Ora ndisek jek SMA karo Kuliah-pun iso-ne bikin Bapak mu iki nyimpen roso kecewa wae,-" Ucap Pak Sardin marah-marah menarik kerudung yang dikenakan Alika dengan kasar, sampai tubuh Alika diseret keluar ruang kamar hingga ruang keluarga.

Disana terlihat sudah banyak keluarga yang berkumpul untuk melihat apa yang terjadi, sedangkan diemperan rumah pekarangan keluarga Pak Sardin juga sudah banyak tetangga yang datang sekedar melihat suara teriak keras milik Pak Sardin.

Kerudung yang dikenakan Alika kini terlepas, terlihat surai panjang sepinggang berantakan. Air mata terus mengalir dipipi kanan kiri Alika jangankan untuk berbicara berkata sepatah-katapun Alika tidak sanggup, serasa mulut itu dijahit tanpa cela.

"Ada apa ini, Pak?" Tanya Tano. Kakak Alika yang ke empat melihat tubuh Alika diseret oleh Pak Sardin, Bapak kandungnya sendiri dengan wajah terlihat marah dan kecewa.

Sedangkan Ibu mereka tidak kuat melihat Putrinya Alika diseret oleh Bapak kandungnya sendiri, sehingga menangis dan hampir terjatuh jika tidak ditolong oleh Ria, Istri dari Fehry. Kakak Alika yang ke tiga.

"Ini-nih, lihat adik kamu!" Tunjuk Pak Sardin dengan jari telunjuknya di atas kepala Alika yang terlihat menyedihkan dengan keadaan kerudung berada digenggaman Pak Sardin dan baju terlihat berantakan. Dengan suara lantang dan menekan kata Ini-nih.

A Side of Disgrace (Satu Sisi Yang Ternodai) || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang