Cinque

2.2K 347 60
                                    

JUMAT

.

.

Jatung Jaemin nyaris mencelos saat tiba-tiba Renjun mendatangi bangkunya, bukan hanya dia yang heran, para penghuni kelas pun merasakan hal yang sama, tidak biasanya Renjun mau berkomunikasi lebih dulu.

Biasanya sangat dingin dan menjengkelkan, bahkan dia tidak punya teman di kelas.

Tapi pendapat itu jelas di tolak mentah-mentah oleh Jaemin, Renjun itu manis, perhatian, asik baik hati, tidak dingin, tidak menjengkelkan, intinya dia sangat membantah pendapat orang-orang itu.

Lebih baik mengenali dulu sebelum berpendapat yang macam-macam.

" kenapa Renjun?" tanya Jaemin menahan senyum yang sebenarnya sangat ingin meledak, dia tidak bisa bersikap datar kearah Renjun, tapi dia ingat sekarang ada di kelas.

Renjun meletakan surat diatas meja Jaemin kemudian buru-buru keluar kelas, membuat Jaemin harus memanggil namanya beberapa kali, tapi tidak ia gubris.

" apa itu?" Doyoung

Jaemin mengedikan bahu kemudian membuka surat di tanganya, matanya mengikuti alur tulisan itu, senyumnya ikut merekah bersamaan dengan teriakan keras dari bangkunya, membuat orang-orang kembali menoleh heran.

Doyoung menendang kaki kursi milik Jaemin kemudian menarik surat ditanganya lalu membacanya.

Reflex Doyoung mengusap wajahnya sendiri, benar-benar tidak disangka kalau sahabatnya sudah berjalan sejauh ini dengan Renjun, bahkan Jaemin di undang makan malam bersama keluarga Renjun, bukankah itu sangat luar biasa.

Jaemin mendengus kemudian gelosoran di lantai, membuat Doyoung mengerutkan dahinya, bukankah seharusnya dia senang karna diundang makan malam, kenapa malah merengek seperti anak kecil.

"kamu ngapain sih" heran Doyoung

cowok itu mendekap dadanya "jantungku tiba-tiba mau meledak, kepalaku tiba-tiba pening, ini terlalu mendadak apa yang harus aku lakukan" Jaemin mengerang setelah itu.

Doyoung mencekik leher Jaemin " alasan terus, emang CUpu. lemah"

Kali ini Jaemin serius, dia tidak pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya, dia bahkan tidak tau apa yang harus dilakukanya ketika bertemu kembali dengan mama Renjun, semalam saja rasanya sangat sangat nervous.

.

.

Jaemin menyesap kopinya setelah menyelesaikan makan siang, di depanya ada Renjun yang masih menyelesaikan makan.

" surat itu benar dari orang tuamu Renjun" Jaemin membuka suara

Renjun mengangguk di sela-sela mengunyah, kemudian " mama ingin bertemu dengan mu"

" apa yang harus aku bawa nanti?" tanya Jaemin

Akhirnya makan Renjun selesai, kemudian cowok itu menatap Jaemin dengan lebih serius " kamu mengantar ku sampai rumah dengan selamat, itu yang mereka minta"

Tapi ini terlalu cepat untuk Jaemin, dia belum siap bertemu kedua orang tua Renjun, apa Jaemin perlu membawa orang tuanya juga, sekalian lamaran.. tapi itu terlalu cepat.

sebenarnya Jaemin ingin menolak, tapi ia tidak punya alasan untuk menolak, di sisi lain dia tidak ingin membuat Renjun kecewa, wajah Renjun terlihat bahagia hari ini, dia lebih banyak senyum, dan satu lagi dia lebih bercahaya dari biasanya, mana tega Jaemin membuat mood Renjun hancur.

" kamu terlihat senang hari ini Renjun"

Renjun mengulas senyum, tapi dia tidak mengatakan apa-apa membuat Jaemin semakin salah tingkah dibuatnya.

Remember Me [Jaemren]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang