Enjoy
.
Senin
..
Berkali-kali pandangan Jaemin tertuju pada bangku kosong itu, berkali-kali pula ia menoleh kearah pintu berharap Renjun tiba-tiba muncul, tapi sampai bel istirahat pemuda yang Jaemin tunggu tidak juga menampakan batang hidung, membuat Jaemin semakin mendung, biasanya walaupun resah Jaemin akan merengek tapi kali ini semua perasaan di benaknya ia makan sendiri.
Bahkan, ia tidak merespon pertanyaan Doyoung.
" Jaemin!" seruan itu membuat Jaemin menoleh " di panggil Pak Azam" kata anak cowok dari ambang pintu.
Jaemin mendesah kemudian langsung bangkit hendak menuju ruangan pak Azam, kakinya melangkah melewati koridor, kemudian berhenti sejenak saat melewati kursi koridor, beberapa hari yang lalu dia mendapati Renjun duduk di sana, dengan alasan lupa dimana letak kelas.
Ia kira Renjun hanya main-main dengan ucapanya tapi ternyata Renjun tidak bohong, semalam setelah mengantar Renjun pulang, orang tua Renjun bilang dia akan membawa Renjun ke rumah sakit untuk mengetahui apa yang terjadi, jadi Jaemin tidak perlu cemas.
Ya Jaemin tidak akan cemas, karna Renjun akan baik-baik saja. Dan seharusnya dia tidak perlu menunggu Renjun seperti ini, dia akan kembali besok setelah urusan dari Rumah sakit selesai, karna Renjun baik-baik saja.
Jaemin kembali melanjutkan langkahnya, berbelok untuk ke ruangan Pak Azam tapi sekali lagi ingatanya di ketuk, ia ingat ketika Renjun sering salah jalan, dia selalu meyakini jika jalan ke gerbang itu berbelok, padahal itu tidak perlu.
Renjun mungkin akan kembali datang esok hari tapi jujur! Jaemin takut kehilangan Renjun, dia takut tidak bisa bertemu lagi denganya, dan satu lagi, Jaemin takut jika ada sesuatu tentang Renjun, yang membuatnya kehilangan banyak ingatan tentang hal-hal kecil.
Diketuknya pintu ruangan Pak Azam, kemudian Jaemin duduk di depanya.
" aku senang nilai matematika milikmu kali ini dapat 83, jadi sekarang aku juga harus tau apa keinginanmu di masa depan"celoteh pak Azam.
Pandangan Jaemin langsung tertuju pada dua sepatunya " keinginan di masa depan? Entah kenapa saya hanya ingin menjadi seseorang yang selalu diingat oleh orang lain"
" apa maksud dari ucapan mu?" Azam menatap muridnya lebih intens.
"saya tidak ingin dilupakan, saya ingin semua orang mengingat saya, saya hanya ingin itu" lanjutnya parau.
" kamu ingin menjadi seorang artis?"
" saya akan berusaha supaya semua orang selalu ingat Jaemin, saya akan melakukan semua hal, jadi tolong dukung apapun yang Jaemin pilih nantinya"
Pak Azam mengangguk " kamu tampan, aku juga dengar kamu pernah masuk kelas menari, sering memenangkan perlombaan juga, kamu pernah menjadi cameo di film xx, kalau kamu ingin jadi artis asah lagi bakat mu"
Jaemin mengangguk lemah, wajah sedihnya membuat Pak Azam mengerutkan dahinya, mungkin ini pertama kalinya ia melihat Jaemin seperti ini, yang dia tau Jaemin adalah anak yang ceria, sering membuat lelucon dan membuat kegaduhan di dalam kelas.
" ada yang kamu pikir kan Jaemin?, kamu bisa katakan itu kepada ku mungkin aku bisa membantu mu?"
Jaemin terkekeh " tidak ada yang saya pikirkan"
" kalau kamu baik-baik saja,, tidak ada alasan bagi mu murung seperti ini, kamu membuat ku takut"
Jaemin bungkam beberapa saat " apa mama Renjun pernah membahas sesuatu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me [Jaemren]✅
Fiksi PenggemarComplete Bxb " Maaf Jaemin aku tidak bisa mengingat mu lebih lama"- Renjun " Tidak apa, Aku akan tetap menunggu mu Renjun, sampai kamu mengingat aku lagi"- Jaemin 8/31/19 12/22/19