Saat pagi tiba. Rein udah siap dengan seragam sekolahnya hari ini. Padahal jam masih menunjukkan pukul 6 kurang. Terlalu bersemangat nih Rein!
Rein menuruni anak tangga untuk melakukan sarapan pagi. Memang sejak ia bangun, perutnya berbunyi terus seperti demo yang ada di jalan raya.
Saat Rein turun ia melihat ibunya sedang memasak sarapan untuknya, karena papa Rein jarang sekali ada di rumah.
"Papa pasti lagi di luar kota" gumam Rein seraya berjalan untuk menghampiri ibunya.
"Pagi ma" sapa Rein.
"Hai Rein, pagi. Tumben kamu jam segini udah siap biasanya juga baru bangun dari mimpi" ledek ibunya.
"Hehe ya dong ma, kan hari ini Nanta mau jemput aku. Aku harus udah siap dong, kan kasian kalo Nanta nunggu aku karena aku belum siap" jawab Rein menjelaskan
Tiba tiba Rein tersenyum dan mengingat saat Nanta mengatakan bahwa pria itu merindukan dirinya di telpon tadi malam.
"Iya deh. Yaudah sarapan dulu, udah hampir setengah tujuh tuh" ucap ibunya Rein seraya menyerahkan piring kepadanya yang sudah berisi nasi goreng lengkap dengan telor di atasnya.
Rein memakan nasi goreng itu dengan hikmat. Dan tak lama ia udah selesai sarapan.
Rein mendongakan kepalanya dan melihat jam udah menunjukkan jam 7 kurang 20 menit. Itu tandanya 20 menit lagi masuk. Mungkin Nanta udah di depan. Akhirnya Rein menunggu Nanta di teras rumahnya.
"Kamu mau nunggu Nanta apa mama antar aja dek?" tanya ibu Rein yang sedikit sedih karena melihat anak kesayangannya masih duduk di depan rumahnya karena sedang menunggu pujaan hatinya.
Rein bergeming hingga sebuah tangan lembut menyentuh bahunya dengan pelan. Lalu menatap ibu nya yang seakan-akan bertanya "bagaimana" lalu akhirnya Rein mendengus pelan.
"Aku di antar mama aja deh" ucap Rein, karena udah jam 7 kurang 15 menit. Itu berarti 15 menit lagi bel masuk ia tidak mau terlambat dan mendapat hukuman.
"Yah udah di tutup" gumam Rein pelan tapi masih dapat di dengar oleh orang di sebelahnya.
"Yaudah kamu mau turun apa ikut mama belanja bulanan sayang" ucap mamanya lembut.
"Rein turun aja deh ma" ucap Rein dengan tersenyum manis kepada ibunya.
"Oke, belajar yang bener ya sayang. Udah jangan cemberut gitu" ucap ibu Rein dan mencium kening anak kesayangannya.
"Siap ma" ucap Rein dengan hormat lalu ia mengucapkan salam serta bergegas melangkah turun dan pergi memasuki gerbang sekolahnya."Ayok la pak buka gerbangnya, sekali ini aja" Rein terus menerus meminta pak satpam untuk membuka gerbangnya dan jawaban pak satpam tetap sama.
"Maaf mba Rein tidak bisa" ucap pak satpam tersebut."Rein" gumam Nanta di belakang guru piket yang sedang mengintrogasi Rein karna terlambat datang ke sekolah.
Rein melihat Nanta dengan tatapan kecewa.
"Rein" bentak guru piket kepada Rein, karena sejak tadi Rein hanya fokus melihat Nanta yang sedang menunduk.
"Eh ya bu?" jawab Rein kaget.
"Kamu ini dari tadi gak dengerin saya ngomong?" tanya guru tersebut.
Rein menggeleng seraya tersenyum kecil. Nanta tau senyum itu senyum palsu karna senyum itu yang slalu Rein tampilkan jika ia sedang sedih atau sedang dalam masalah. Dan ia tau semua yang terjadi pada Rein hari ini adalah salahnya. Bodoh sekali kau Nanta.
"Sekarang kamu lari lapangan sebanyak 20 kali. " ucap guru itu. Rein yang tadinya menunduk akhirnya mendongakkan kepalanya serta mata yang membulat sempurna. 20 kali gaes 20 kali wahai dewa fortuna dimana dirimu? Bantu aku.
Rein mulai berlari mengelilingi lapangan tetapi baru 10 putaran, nafas Rein udah seperti tercekik. Ia udah mulai susah bernafas tetapi tetap melanjutkan hukuman yang di berikan oleh guru tersebut.
Nanta melihat Rein yang udah kelelahan pun merasa bersalah,karna dia Rein jadi dihukum seperti ini. Nanta terus memperhatikan Rein dari pinggir lapangan karena jujur di dalam hati Nanta, ia sangat khawatir dengan sahabat perempuannya yang paling ia sayangi.
Saat puataran ke 15 Rein merasakan kepalanya terasa berat dan keringat dingin yang keluar deras. Tak lama kemudian Rein merasakan badannya akan tumbang hingga akhirnya ia terjatuh.
Rein membuka matanya dan sering kali mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan dirinya dengan cahaya di sekitarnya. Udah merasa lebih baik ia merasa bahwa ia sedang berada di uks,lalu siapa yang membawanya kesini? Siapa yang menangkapnya sebelum ia jatuh? Apakah Nanta? Ah tidak mungkin.
Tiba-tiba terdengar pintu uks terbuka dan menampilkan sosok pria yang hari ini berusaha ia jauhi. Ia tidak mau terluka lagi karenanya, sosok yang sangat ia sayangi sekaligus sosok yang paling membuatnya kecewa untuk hari ini. Ia tidak ingin bertemu dengannya, jangankan bertemu, ia rasa tidak ingin melihat wajah pria yang ada di depannya ini. Rein kecewa dengannya Nanta Saputra.
Hai... Sorry baru bisa apdtee maaf banget sekali lg maaf banget yaa. Jgn lupa coment dan vote jugaa biar aku semangattt lanjut ceritanya hehe
See u next timee
KAMU SEDANG MEMBACA
Teka - Teki
HumorCerita ini sudah berakhir bahkan endingnya aja belum tau seperti apa:)