Tsundere Boy
Mentari merangkak naik jauh keatas sana menyalurkan sinarnya yang kian memanas seakan-akan membakar ubun-ubun kepala para pejalan kaki.Suasana kota yang ramai pun turut mendukung buruknya siang hari membuat mata dan hati menjadi gerah.Berbagai kendaraan memadati jalanan ibukota serta suara klakson yang menulikan pendengaran,sungguh suasana yang tak mengenakkan terlebih lagi jika tengah diburu waktu seperti yang dialami cowok yang satu ini.Ia berkejaran dengan angin sembari menggerutu tak jelas dan mengabaikan lingkungan sekitar.Tubuhnya banjir keringat akibat berlarian,tetapi hal itu mengundang pekikan girang para cewek yang Dia lewati.
''Kya!! Tipeku banget''
''Ugh hamil live diriku bang''''
''Nikahi aku bang~ Kyaaa!!''
Itulah beberapa teriakan yang tertangkap oleh pendengaran cowok bernama Arthur,tetapi Ia telah terbiasa dengan hal tersebut dan sudah dianggap menjadi asupan sehari-hari.Namun kali ini berbeda,Ia justru merasa perutnya tercamput aduk serta meronta-ronta ingin mengeluarkan isi yang ada didalam."Arghhh..Jeno!! Napa lu gak bangunin gue!? Telatkan gue..Arghh.'' Keluhnya sembari berlari mengejar angin.Sesampainya Di Kampus,Arthur segera mencari Sepupunya yang tak lain adalah Jeno."Lena,lu lihat Jenong tidak ?" Dia bertanya kepada Lena yang merupakan teman sejurusan sepupunya.
Lena mengerutkan dahi,"Jenong?Siapa dia?" Arthur menggaruk tengkuknya yang tak gatal,''Hehe..maksud gue si Jeno." Lena mangut-mangut kemudian memberi tahu bahwa Jeno tengah berada di Taman Belakang.Arthur mengucapkan terimakasih,lalu berlari menuju tempat sepupunya berada.Akan tetapi saat melintasi perpustakaan,Ia tak sengaja beradu pandang dengan seorang gadis yang melemparkan tatapan membunuh kepadanya.Namun Arthur mengacuhkan hal itu,sekarang dia hanya ingin melampiaskan tujuannya ke Jeno.
Sesampainya di Taman Belakang,Arthur melihat sepupunya tengah bercengkrama dengan seorang gadis imut.Mereka asik berbicara hingga tak menyadari keberadaannya."Wah..wah..asik ya ngobrol sama cewek sedangkan sepupu sendiri dibiarkan terlentang di ATAS KASUR dan bangun kesiangan."Dia berkata demikian saat berada di tengah-tengah sepasang manusia.Jeno menyadari hal itu hanya menatap datar,"Bukannya lo libur ya sekarang,kata lo tadi malam gitu." Arthur mengerutkan dahi dan berusaha menggali memori jangka pendeknya.Sesaat kemudian Ia menyengir kuda karena telah mengingat perkataannya semalam."Nyengir lo..lo kira gue setega itu? Ya gak lah,mungkin gue bakal nyiram lo pake air comberan kalau lo kagak bangun." Ucap Jeno dengan santainya dan dibuahi jitakan maut dikepalanya.
"Sama sepupu sendiri tega bener lo."Ujar Arthur seraya melirik gadis di samping sepupunya itu."Hmm..ngomong-ngomong siapa nama bidadari disamping lo?"Tanyanya dengan senyuman tampan membuat gadis itu merona merah pipinya."Gombal mulu kang kerupuk,Dia Clarissa anak sahabat bapak gue."Jawab Jeno sembari memutar bola mata malas."Aurelia Clarissa,salam kenal."Clarissa malu-malu kucing untuk memperkenalkan diri."Jijik..Cewek macam itu aja digombalin."Batin seseorang yang tengah sembunyi di suatu tempat."Ari'za Arthur Algard,bisa dipanggil Arthur.Salam kenal,manis" Arthur kembali menggoda Clarissa."Tapi maaf ya kamu itu lebih pahit dari brotowali."Jeno menepuk jidatnya saat mendengar itu,Clarissa yang berada di samping Jeno segera berlari pergi dengan derai air mata.
Arthur membiarkan gadis itu pergi dengan hati tersayat belati."Gue kira lo mau ngegombal eh malah ngehina."Ungkap Jeno seraya menggeser-geser layar hadphonenya."Gue agak gak suka sama tuh cewek,gue pernah liat dia ngedate sama beberapa cowok." Kata Arthur sembari merebut paksa benda yang berada di Tangan Jeno."Terus lo rayu dia biar dia ngefly lalu lo patahin sayapnya gitu?" Timpal Jeno.Arthur menggangguk mengiyakan apa yang dikatakan sepupunya dan dibuahi decihan tak suka."Ya udah lah,lupakan saja.Bye..gue mau melakukan sesuatu." Dia mengatakan hal tersebut sembari memberikan handphone Jeno kembali.
"Terserah lo." Ketus Jeno seraya menscroll layar.Artur mengendikkan bahu acuh,kemudian melangkah pergi untuk menjalankan rencananya."Semoga Lo gak menyesali perbuatan lo nanti.''Ungkap Jeno sembari menatap punggung sepupunya yang mulai menjauh,kemudian dia bangkit dan pergi menuju suatu tempat.Setelah kedua orang tersebut tak lagi berada di Taman Belakang.Seseorang yang tadi bersembunyi segera keluar dari tempat persembunyian,
YOU ARE READING
Tsundere Boy Vs Psycho Girl
General FictionArthur dan Tasya adalah rival dari SMA,keduanya pun memiliki segudang misteri yang terpendam.Apakah misteri mereka akan terpecahkan satu demi satu?Atau hubungan mereka yang akan berubah? meskipun sifat keduanya bertolak belakang.