''Mereka itu ada.Mereka itu bagai udara.''
Sunyi adalah kata yang tepat untuk menggambar suasana di sebuah tempat yang terbilang kotor.Seisi ruang tersebut hanya terdiri dari barang usang yang di selimuti oleh debu.Beberapa dari benda-benda itu telah rapuh termakan rayap,seperti kursi yang kini di duduki oleh Tasya.Saat ini Ia tengah berjuang menghemat oksigen selama mungkin berkat Arthur yang tidak segan mendekatkan mukanya.Jarak di antara wajah mereka perlahan terkikis hingga kedua hidung mereka bersentuhan.
Tasya refleks memejamkan mata,saat ini Ia bisa merasakan hangatnya hembusan napas milik orang dihadapannya.Sebenarnya Ia ingin sekali mendorong tubuh Arthur hingga punggungnya mencium lantai.Namun hatinya berkehendak lain,Dia justru mematung tak berani berkutik.
Arthur yang melihat reaksi Tasya hanya tersenyum,''Lu seorang pembunuh bukan?Ya kan.'' Tanyanya sembari menegaskan.Sedangkan yang di tanya justru mengernyitkan dahi dan membuka matanya.Kedua pasang mata itu bertemu,saling menatap tanpa berpikir untuk berkedip.Namun seketika buyar saat Tasya memilih memalingkan wajah agar tak lagi memandang sepasang mata kucing tersebut.
''Malu ya,di tatap cogan.Sayangnya gue gak tertarik sama lu yang ternyata seorang mantan pembunuh.'' Kata Arthur dengan penuh penekanan.Ia sengaja menekankan setiap kata untuk membuat si lawan bicara tersudut,tetapi itu semua hanya ekspetasi belaka.''Hahaha..Lu tahu rupanya.'' Ujar Tasya sembari tertawa.''Baguslah,tapi itu buat kebaikan.'' Lanjutnya lirih,kemudian mendorong tubuh Arthur ke belakang dan bergerak menjauh..
''Kebaikan?Hah..pembunuhan itu kebaikan.Gila ya.'' Ucap Arthur meremehkan.Tasya yang memunggungi si rival hanya bergumam lirih,''Ayo,lakukan.'' Tak lama setelah itu Ia berbalik dan menampakkan wajah sendunya serta mata yang terlihat berkaca-kaca.Arthur mengernyit memandang makhluk di depannya dengan tatapann tak percaya.
Arthur tak menyangka jika Tasya memiliki sisi yang baginya mustahil di miliki oleh rivalnya ini.''What? Ini bukan serigala yang gue lihat,tapi seekor kelinci yang bersedih.'' Batin Arthur.''G-Gue gak tahu h-harus m-milih a-apa..hiks.'' Tasya gugup mengatakan tersebut dan mengeluarkan isakan yang memilukan.
Nada suara Tasya begitu sendu membuat Arthur menghela napas kasar dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.Kemudian bertanya,''Apa lu sadar itu perbuatan yang tidak manusiawi? Atau..'' Pertanyaannya terpotong karena perkataaan Tasya yang menyela tiba-tiba.''G-Gue bukan pembunuh hiks..gue gak tahu hiks.Gue harus nya milih mati daripada bunuh orang hiks..hiks.''
Arthur tercengang mendengar penuturan itu,tetapi sesuatu di belakang Tasya justru membuatnya berdiri mematung.Tubuhnya sama sekali tak dapat digerakan.Keringat dingin membasahi tubuhnya disertai getaran kecil.Tasya menatap bingung cowok di depannya,''Kenapa lu ?'' Arthur ingin sekali mengatakan sesuatu,tetapi lidahnya terasa mati.Ia bahkan tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya.
Tasya jengah dengan kelakuan aneh rivalnya,tanpa belas kasihan Ia mendaratkan pukulan ke perut Arthur.''Argh..sialan.Sakit bego!!!.'' Makinya seraya meringis sakit.Ia tak menyangka bahwa hantaman yang Tasya berikan dapat berefek pada tubuhnya.''Gue bebas hore!!''
Aneh.Itulah yang di pikirkan Tasya hingga melupakan rencananya tadi.''Lu kesambet apa sih,Kaleng Kerupuk?'' Tanya sembari berkacak pinggang.''Lu gak tahu apa-apa Sya.Oh ya soal yang tadi lupakan.Mungkin Jenong salah paham.'' Tasya menganga,Ia ingin sekali mendaratkan pukulannya lagi di kepala Arthur agar pikirannya lebih selaras.Sepertinya otak Arthur lengser ke perut jadi tidak bisa menjalankan logikanya.
''Aneh.'' Celetuk Tasya sembari melangkah pergi,meninggalkan Arthur yang melompat-lompat girang layaknya orang gila.''Hmm..kok gue ngerasa ada kesamaan antara dia dengan seseorang,tapi siapa orang gue..Argh..S-sakit.'' Sakit itu lagi.Ia tak ingin selamanya mengalami sakit itu berkali-kali terlebih daya ingatnya seperti terpotong.Dia sama sekali tak bisa mengingat masa kecilnya.

YOU ARE READING
Tsundere Boy Vs Psycho Girl
General FictionArthur dan Tasya adalah rival dari SMA,keduanya pun memiliki segudang misteri yang terpendam.Apakah misteri mereka akan terpecahkan satu demi satu?Atau hubungan mereka yang akan berubah? meskipun sifat keduanya bertolak belakang.