KEY terbangun dari tidurnya, terusik dengan suara gemuruh petir yang sangat kuat. Melirik sekilas jam di nakas samping rajangnya.
Pukul 21:45.
Karena tidur terlalu pagi membuat Key merasa seperti sudah sangat larut.
Ah, ngomong-ngomong soal tertidur. Bukankah ia sedang menonton film bersama El?
Astaga, jika saat ini ia sudah berada di tempat tidur, itu artinya saat menonton ia tertidur, lalu El menggendongnya ke kamar.
El memang sahabat terbaik. Tidak akan ada duanya. Key tidak akan pernah bosen mengatakan kalau ia sangat beruntung memiliki sahabat seperti El.
"Non,"
Itu suara Bi Titi.
"Apa Non terjaga?"
"Iyah, Bi."
Pintu kamar Key terbuka secara perlahan. Menampakan wanita paruh baya yang mengenangkan baju tidur bermotif bunga-bunga.
Key mendudukan dirinya.
"Ada apa, Bi?"
"Maaf sudah menggangu tidur Non. Tapi ada Den Karel di halaman depan. Dia sudah berdiri disana dari tiga puluh menit yang lalu."
"What?"
Key tentu saja terkejut dengan penuturan Bi Titi.
"Bibi sudah ngasih tau kalau Non Sudah tidur. Kalau memang benar-benar mau ketemu Bibi bisa bangunin. Tapi Den Karel bilang tidak usah. Tidak mau menggangu tidur Non Key. Dia akan menunggu Non sampai bangun sendiri tanpa dibangunkan." Cerita Bi Titi.
"Karena mau menunggu Non sampai bangun, Bibi suruh dia menunggu di dalam tapi Den Karel nggak mau. Pak Dodo juga ngasih payung tapi nggak mau dipakai."
Key tidak tau harus bereaksi bagaimana. Karel berdiri di halaman dari tiga puluh menit lalu dengan kondisi hujan deras di luar.
Sinting.
Ada puluhan pesan dan panggilan tak terjawab. Semuanya dari Karel.
Rel 🖤
Gue tau lo marah.
Gue tau lo kecewa.
Gue tau gue salah.
Tapi gue bisa jelasin kejadian malam itu.
Gue akan menunggu disini, sampai lo mau menemui gue, dan mendengar semua
penjelasan gue.
21:01Jika Karel ingin menjelaskan kejadian malam itu, artinya Karel sudah mencari tau kenapa ia tidak mengaktifkan ponsel, mengangkat panggilan, dan membalas pesan.
Mungkin Caca atau Ara yang memberitahunya.
Tidak penting siapa yang memberitahu Karel, yang terpenting sekarang adalah ia harus keluar. Menemui cowok itu.
Key meminta bantuan Bi Titi untuk menuntunnya berjalan keluar. Key memang marah dan kecewa tetapi Karel tidak perlu melakukan hal bodoh itu. Tanpa melakukan itu semua, Key akan mendengar penjelasannya.
Ia hanya butuh waktu untuk berdamai dengan dirinya sendiri. Tidak ingin berbicara ketika perasaannya masih kacau. Berbicara dalam kondisi seperti itu tidak akan menyelesaikan masalah, yang terjadi malah akan sebaliknya. Itulah alasan kenapa Key tidak mengangkat panggilan atau membalas pesan Karel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heliotrope
Teen FictionAkan selalu ada ganti yang terbaik disaat kamu kehilangan yang baik. *** Rasa sakit terbesar yang Key rasakan bukan saat tau kalau kekasihnya selingkuh, melainkan kepergian dia___ dia yang menjadi penyembuh lukanya. Dan menjadi bagian terpenting dal...