Cinta Segi Tiga

345 37 390
                                    

Ketika ku buka mata, ku tatap mentari yang tersenyum ceria lewat celah jendela dengan penuh rasa syukur.
Terima kasih Tuhan, masih memberiku kesempatan menghirup segarnya udara pagi.

Hooaamm..... masih ngantuk euy.
Pagi ini rasanya males banget mau bangun.
Masih pengen bergulat dengan bantal guling kesayanganku.

"Tok tok tok...."sepertinya ada yg ngetok pintu kamarku.

Dengan sangat malas aku bangkit dari tempat tidur,  ku buka pintu dan ternyata itu mas Hadi.
Mas Hadi adalah kakakku, kakak satu ayah lain ibu.
Ibuku adalah istri kedua dari ayah, beliau meninggal saat melahirkanku.
Di rumah ini aku tinggal bertiga.
Aku, Ibu dan mas Hadi. Ayahku sudah meninggal 5 tahun yang lalu akibat kecelakaan lalu lintas.
Oh iya namaku Devan, aku mahasiswa semester tiga di salah satu universitas negeri di surabaya.

"Ada apa mas?"tanyaku kepada mas Hadi, saat aku melihat mas Hadi ada di depan kamarku pagi-pagi.
"Boleh masuk?" tanya mas Hadi sambil ngeloyor masuk ke kamarku.

Belum sempat aku menjawabnya, mas Hadi sudah duduk di tepian tempat tidurku sambil memperhatikan seluruh isi kamarku yang mirip gudang saking berantakannya.

"Dev...kamu ini udah gede, tapi merapikan kamar sendiri aja gak pernah bisa"celoteh mas Hadi. Dan aku hanya bisa nyengir kuda.

"Dev...mas mau ngomong sama kamu"
"ada apa mas?" tanyaku.

"Mas akan di pindah tugaskan ke kalimantan, selama mas pergi, mas minta tolong kamu jaga ibu ya..."
Aku pandang sejenak wajah kakakku, terlihat dengan jelas ada gurat kesedihan di sana.
Maklum, selama ini kita tidah pernah terpisah jauh.
"Berapa lama mas?" tanyaku sama mas Hadi.
"Dua tahun" jawab mas Hadi.

Aku mengambil nafas sedalam2nya.
Rasanya sesak mendengar mas Hadi akan pergi dari rumah.
Aku membayangkan bagaimana hidupku tanpa kakakku ini...??apalagi dalam waktu yang lama.

Jujur aku sayang banget sama mas Hadi.
Aku menyayangi dia lebih dari rasa sayang seorang adek untuk kakaknya. Ada perasaan yg lebih mendalam dari itu.
Mungkin terdengar gila, tapi itulah faktanya.

Aku sadar kita sama sama laki2, tapi aku juga gak bisa bohong, kalau rasa ini adalah cinta.gay kah diriku??jawabannya adalah mungkin. akan tetapi aku memiliki rasa ini hanya kepada mas Hadi. Aku tidak pernah menyukai laki2 lain selain dia.
Rasa ini sudah bertahun tahun bertahta dalam hatiku.

Mas Hadi mampu meluluhkan hatiku dengan segala sikap baiknya. selain tubuhnya yang sangat atletis dia juga tampan.
Dia sangat sabar, lembut, kalem, penuh kasih sayang namun juga tegas. Bahkan menurutku dia itu nyaris tanpa cela.
Dialah lelaki idamanku yang tidak akan mungkin bisa ku miliki.

Jauh di lubuk hatiku, aku sangat mencintainya ingin sekali aku mengungkapkan rasa ini padanya.
Aku ingin dia tau, betapa besar rasa ini untuknya.
Akan tetapi rasa ini terpaksa aku sembunyikan dan aku kubur sedalam2  karena terdapat jurang pemisah di antara kita.
Yang pertama karena kita sesama laki2.
dan yang kedua karena dia kakakku.
Dalam tubuh kami mengalir darah yang sama.dan yang ketiga adalah ini sesuatu yang salah.tapi apakah cinta itu salah??

Ketika cinta tiba2 hadir tanpa bisa di tolak ataupun di hindari.
Dan kita juga tidak bisa memilih kepada siapa kita harus jatuh cinta.
Cinta ini hanya mampu ku simpan dalam hati.cukuplah rasa ini aku yang tanggung. Dan biarlah tetap seperti ini..

Dan kini mas Hadi akan pergi meninggalkanku.
Baru membayangkan saja rasanya bikin sesak di dada.

Memang masih ada ibu di rumah.
Tapi selama ini aku tidak dekat dengan ibu.
Ibu tidak pernah menyukaiku, selalu bersikap sinis padaku. Apalagi setelah ayah sudah tidak ada.
Kebencian ibu terhadapku semakin terlihat jelas. Bagi ibu aku hanyalah anak tiri, anak dari perempuan yang sudah merebut suaminya merebut kebahagiannya dan sekarang numpang hidup di rumahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Devan(One Shoot Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang