9th Paper

855 151 70
                                    

Seulgi melangkah gontai menuju ke rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seulgi melangkah gontai menuju ke rumahnya. Pundaknya terasa berat, matanya merah dan sedikit sembab.

Tubuhnya benar-benar lemas sekadar untuk membuka kenop pintu di depannya. Dia menarik napas pelan, mengahapus jejak airmatanya sebelum membuka pintu.

Seorang wanita baya dengan rambut disanggul kecil duduk di sofa menatapnya khawatir.

"Aku pulang," lirih Seulgi.

Mencoba menarik sudut bibirnya untuk tersenyum namun gagal.

"Kenapa terlambat? Apa ada masalah?" tanya wanita itu cemas.

Dia sudah bangkit dari duduknya dan mendekati Seulgi. Mengelus kedua lengannya lembut, sarat akan kasih sayang.

"Tidak ada. Aku istirahat dulu ya, Bu," pamit Seulgi.

Dia memilih untuk diam dan melangkah pergi menuju kamarnya.

"Sebaiknya kau segera menikah," ucapan wanita itu seketika membuat langkah Seulgi terhenti.

Gadis itu berbalik dan menatapnya terkejut.

"Apa maksud ibu?"

"Kau lihat Joohyun, dia berhenti bekerja setelah menikah dengan pengusaha kaya dan sekarang sudah memilik anak kembar. Begitu juga denganmu. Menikahlah agar kau tidak perlu lembur terus seperti ini," oceh sang ibu yang sebenarnya khawatir karena putrinya sering pulang larut karena pekerjaannya.

"Ibu..."

"Bawa laki-laki itu kemari dan biar ibu yang bicara dengannya," desak ibunya lagi.

"Apa yang mau ibu katakan padanya?" Seugi bertanya ingin tahu.

Biasanya ibunya hanya meminta gadis itu untuk segera menikah. Tapi kenapa tiba-tiba meminta dibawakan calon suami segera. Memangnya bisa membawa calon suami ke rumah begitu saja seperti membawa tteokpokki. Seulgi mendesah pelan. Suasana hatinya semakin kacau dengan permintaan itu.

"Apalagi? Tentu saja Ibu akan memintanya menikahimu."

"Ibu..." suara Seulgi naik satu oktaf. Merasa sedikit kesal dengan ibunya.

"Kenapa?"

"Biar aku yang melakukannya sendiri." Seulgi mengalah.

Dia tidak bisa melanjutkan obrolan ini. Lebih baik memberikan jawaban sekenanya untuk membuat ibunya senang agar dia bisa segera pergi ke kamar.

"Kalau begitu cepat lakukan. Katakan padanya untuk segera menikahimu. Kau itu sudah tidak muda lagi, kau harus segera menikah. Dan lagi, ibu juga ingin segera menimang cucu."

"Akan aku pikirkan."

"Apa katamu? Memikirkan? Tidak... kau harus segera mengatakannya. Jika dia tidak mau menikahimu, berarti dia tidak menyukaimu. Maka tinggalkan saja dia."

ραρєя нєαятѕ「Jjk x Cyn」[Pending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang