19th Paper

683 122 74
                                    

Musik mengalun merdu di tengah suasana tenang di sebuah restoran yang didominasi warna coklat keabu-abuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Musik mengalun merdu di tengah suasana tenang di sebuah restoran yang didominasi warna coklat keabu-abuan. Beberapa remaja dengan seragam sekolah tampak menikmati pasta mereka sembari berbincang pelan tanpa berniat mengganggu pengunjung lain.

Di sisi lainnya, tiga orang pria muda duduk di sofa merah dengan memesan beberapa cangkir kopi dan kudapan manis. Sebuah laptop yang menyala ada di depan si pria dengan kemeja hitam bergaris. Sementara dua orang yang lain sibuk dengan ponsel mereka.

Seorang gadis berhidung mancung sibuk membersihkan meja yang barusaja ditinggal oleh dua orang pelanggannya. Gadis itu tampak cantik dengan rambut diikat ekor kuda dan seragam kerja, kemeja putih lengan panjang yang dipadukan dengan rok selutut dan rompi abu-abu.

Selesai membersihkan meja, gadis itu membawa nampan berisi dua cangkir kopi yang masih tersisa setengahnya untuk dibawa ke dapur.

Prang!

Gadis itu melotot terkejut ketika dia berbalik dan hendak melangkah, bahunya justru bertabrakan dengan seorang pelanggan yang tadi duduk si sofa merah.

Nampannya terjatuh, membuat dua cangkir berbahan keramik itu berakhir di lantai terpecah belah. Beberapa pengunjung sontak menoleh setelah mendengar bunyi nyaring tersebut.

"Maafkan aku," ujar pria yang dengan kemeja hitam bergaris tersebut.

"Tidak apa-apa, saya yang seharusnya minta maaf," gadis itu membungkuk sopan.

Sekalipun itu mungkin bukan kesalahannya, posisinya sebagai pegawai membuatnya harus meminta maaf lebih dulu.

Dengan posisi yang masih menunduk, netranya menatap ujung sepatu pria itu kotor akibat tumpahan kopi. "Oh, astaga!"

Pria di depannya tampak seperti pria kaya dengan sepatu kulit hitam yang mengkilat. Seperti sepatu bermerk yang pernah dia lihat di toko sepatu milik sahabatnya.

Orang miskin dekat kemalangan. Itulah yang dia khawatirkan setiap kali berhadapan dengan orang kaya. Di banyak drama yang dia lihat, orang miskin sepertinya akan mendapat masalah besar setiap dia menumpahkan makanan atau minuman pada pakaian dan sepatu orang kaya.

Noda kopi di ujung sepatu si pria membuat gadis itu meneguk ludah susah payah. Tamat riwayatnya jika pria itu marah dan melapor pada atasannya. Dia bisa dipecat dengan tidak terhormat atau diusir tanpa pesangon.

Tak ingin pikiran buruk itu menjadi nyata, gadis itu berinisiatif mengambil sapu tangan dari kantong seragam kerjanya dan mulai berjongkok di depan si pria. Tangan kecilnya terulur hendak membersihkan sepatu pria tersebut jika si empunya tidak menarik mundur kakinya.

"Apa yang kau lakukan?" suara pria itu terdengar tagas dan dalam.

Bulu kuduk gadis itu meremang. Dia mungkin melakukan kesalahan lagi. Kepalanya yang sejak tadi belum terangkat semakin menunduk takut.

ραρєя нєαятѕ「Jjk x Cyn」[Pending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang