"Kau mencintainya, Jim ?"
Pria besurai legam itu tak sedetikmu mengalihkan sepasang maniknya dari pria bersurai blonde di sebelahnya.
Memperhatikan wajah itu seakan ia tak dapat melihatnya lagi esok. Mulai dari kening, mata, hidung, dan berhenti di bibir ranum itu."Kau tau benar Kim, Bahwa aku mencintainya melebihi diriku sendiri-"
Pria bernama asli Park Jimin itu tersenyum tipis. Membiarkan seluruh atensinya terfokus pada pria di depannya, Kim Taehyung.
Jimin tau benar bagaimana perasaan tertarik yang dimiliki seorang Kim Taehyung saat pertama sekali melihatnya. Jimin tau benar bahwa ia menerima semua perlakuan Kim Taehyung dengan sukarela. Tanpa keberatan.
Jimin tak munafik, bahwa ia menginginkan keduanya.
Jimin tak munafik, bahwa ia ingin mendapat kasih sayang dari keduanya tanpa harus melepaskan salah satu.
Jimin tak munafik, bahwa ia rela menjadi egois untuk tidak kehilangan keduanya.Dan Jimin tau benar, bahwa pada kenyataannya hubungannya dan Taehyung adalah sebuah kesalahan besar. Bahwa pada kenyataannya, Taehyung adalah adik sepupu dari pasangan hidupnya, Jungkook.
HAPPY READING
🔞
"M-mhn"
Mendesah tertahan di sela sela penjajahan yang dilakukan bibir Taehyung padanya, Jimin kacau, dengan bibir bawah yang membengkak, peluh yang membanjiri pelipis dan baju yang sudah tak terbentuk- memperlihatkan bahunya yang mulus.
"Kau sempurna tanpa cacat, Jim. Canduku."
Berbisik pelan dengan nada berat sebelum menjilat sekitar telinga itu dan mengulum pucuknya pelan-Taehyung tidak melewatkan apapun yang bisa ia dapat pada tubuh Jimin.
Membiarkan Jimin menarik surainya. Memberitahukan pada Taehyung betapa permainannya sanggup membuat Jimin lepas kendali akan kontrol dirinya sendiri.Tangan Taehyung terulur untuk membuka pakaian itu, pakaian yang menjadi penghalang mata untuk melihat wujud asli dari tubuh bak porselen itu.
"A-ah!"
Jimin Memekik kuat saat dirasa sepasang gigi meninggalkan jejak di sekujur leher, bahu dan juga tulang selangkanya.
Taehyung mendongak pelan, memperhatikan wajah pujaan hatinya yang terlihat sayu dan bibir bengkak-merah mekah yang tampah terbuka. Berakhir Tersenyum melihat hasil karyanya sendiri.
Mengarahkan wajah pada bongkahan kecil yang terdapat di dada si manis, menjilatnya pelan, sebelum mengemutnya.
Sebelah tangannya terangkat untuk meremas bagian yang lainnya."Nghh! J-jebal-hh!"
Jimin tak kuasa. Membanting kepalanya untuk lebih masuk pada bantal. Membuat tubuhnya melengkung indah. Membuat si pria kelebian hormon semakin bersemangat menyusu di kedua tempat itu.
Taehyung tau, bahwa yang ia lakukan tidaklah benar,
Taehyung juga tau bahwa ia sudah menyakiti tidak hanya adik sepupunya disini, tapi juga menyakiti kekasihnya- Yoongi.Tapi Taehyung benar benar tidak bisa. Tidak bisa mengendalikan rasa cinta yang semakin hari semakin berkembang di dalam hatinya untuk si manis. Merasa Lelah menghancurkan dirinya di club manapun yang pada akhirnya tetap membawanya kembali bertekuk lutut di hadapan kecantikan si manis- Park Jimin.
"Jebal- ngh Tae-hh"
Merengek ditengah keputusasaannya. Jimin terlampau lupa diri. Tak tau malu. Dan murahan. Membiarkan seorang Kim Taehyung memporak porandakan dirinya. Menatap Taehyung sayu dengan wajah memelas seakan meminta 'tolong makan aku hingga tak bersisa'.
Dengan itu Taehyung membalasnya dengan seringaian kecil yang tampak tampan di wajahnya.
Membalikkan tubuh toples Jimin dengan mudahnya. Menarik perut Jimin agar terangkat hingga membuat si manis bermarga Park sedikit menungging.PLAK
"Akh! Its hurt h-hiks"
Meringis kesakitan. Jimin meringis kesakitan saat tangan itu menampar pipi bokongnya.
Jika Jimin harus dihukum atas penghianatannya, Jimin lebih memilih untuk disiksa diatas ranjang oleh tangan iblis seorang Kim Taehyung. Dan jika adapun pengampunan, biarkan tangan selembut kapas Jeon Jungkook yang mengampuninya."A-akh- hh "
Menegang sempurna saat Taehyung dengan lidah bangsatnya menjamah holenya yang berkedut dan tangan yang terus menggerayangi miliknya yang menegang. Jimin Merengek meminta dimasuki bagaikan kucing betina yang minta dikawini--
"Akh! TAEHYUNGH!"
--- dan keluar dalam beberapa detik setelahnya.
Menjatuhkan diri yang lemas. Mencoba mengatur nafas tersendatnya yang membuat pergerakan naik turun pada dadanya. Jimin lemas.
"Oh jangan tidur hyung, aku bahkan belum mulai"
Taehyung Menyeringai kembali sebelum membuka resletingnya dan mengeluarkan miliknya yang kepalang menegang.
Mengolesinya dengan cairan milik Jimin yang tertinggal di telapaknya.
Lengan Taehyung bergerak mengangkat tubuh itu kembali. Menggoda sesuatu yang berwarna pink, dengan menggesekkan miliknya pada permukannya."Hhh- T-Taeh"
Jimin tak pernah merutuki bibir laknatnya. Membiarkan bibir itu memberitahu betapa ia mendambakan sentuhan seorang Kim Taehyung.
"A-akh. S-sakith Taeh- keluarkan-
h-iks-"Kebanggaan Taehyung dengan tanpa ampun mendobrak miliknya. Tanpa aba aba ataupun peringatan. Membuat miliknya robek hingga berdarah.
Jimin menangis.
Sungguh. Panas, penuh dan sakit sekali."K-keluarkan h-hiks"
Taehyung menggeram. Sial. Ketat sekali.
Jimin Meremas miliknya begitu mendamba. Seakan ingin dilecehkan lagi dan lagi."Sepertinya bibir dan lubangmu berkata berbeda, baby."
Ketika dirasa Jimin mulai rileks. Barulah Taehyung bergerak. Menghujam prostat Jimin tanpa ampun. Membuat si manis mangap mangap kenikmatan.
"L-lagi hhh- j-jebalh"
Lihat? Baru tadi ia minta dikeluarkan. Sekarang ia dengan tidak tau malunya minta lagi? Pft. Taehyung tersenyum menang. Kembali menghantam taehyung tanpa jeda sedikit pun. Menciptakan bunyi tabrakan antar kulit dan desahan Jimin memenuhi ruangan itu.
"P-pelanh ukh-h"
Tersedak ludahnya sendiri-Jimin frustasi. Gila. Rasanya seakan dibawa terbang setinggi mungkin Menikmati kenikmatan tiada tara.
Semakin melemas saat dirasa miliknya kembali ingin menembakkan cairannya."S-shit. "
Menggeram sekaligus mengumpat, Taehyung semakin membesar di dalam.
Ia hampir sampai.
Dan ia tau kalau Jimin juga.
Tangannya terulur untuk menjamah milik Jimin kembali dengan mengocoknya pelan. Bibirnya ia tempelkan pada tubuh simanis dan membuat karya yang banyak disana."Fuck- aku keluar di dalam Jimh-"
Membisikkan sebuah kalimat pendek sebelum menarik dagu Jimin dan membawa bibir itu dalam sebuah ciuman hangat. Membiarkan cairannya memenuhi Jimin dan membiarkan tangannya dipenuhi cairan Jimin.
"Mmhh! Ngh-hh"
Jimin meraup oksigen sebanyak yang ia bisa saat bibir itu terlepas dari penjajahan mahluk di depannya.
Membiarkan tubuhnya ambruk diatas ranjang. Sungguh ia lelah. Sangat. Tapi tak pernah menyesal memberikan tubuhnya untuk disiksa seorang Kim Taehyung.Taehyung tersenyum tipis. Bergerak untuk merangkul tubuh mungil itu dan membawanya dalam suatu pelukan hangat. Membiarkan wajah itu terbenam di dadanya yang bidang.
"I love you - Jimin. Sangat"
Mengecup pucuk kepala si manis sebelum menyelimuti tubuh polos mereka dan masuk kedalam dunia mimpi.