Hangyul mengayun-ayunkan kakinya yang melayang dari tanah, sembari bersenandung kecil.
Ia sedang menggungu kedatangan kekasihnya sambil duduk santai di salah satu bangku taman, tak jauh dari rumahnya.Namun lama-lama Hangyul geram, sudah lewat hampir 30 menit ia duduk disana namun sang kekasih tak kunjung memunculkan batang hidungnya.
"Mana sih Seungyoun hyung?! Dasar menyebalkan, pasti dia ketiduran lagi!"
Hangyul hendak meronggoh ponsel disaku celananya untuk menghubungi Seungyoun, namun terhenti saat sebuah mobil yang familiar berhenti tepat di depannya.
Hangyul tidak berminat beranjak dari sana untuk sekedar menghampiri kekasihnya, karena ia ingin menunjukan bahwa ia marah.
Hangyul melipat tangannya didada lalu mengerucutkan bibirnya lucu lalu membuang muka saat siluet kekasihnya turun dari mobil dan hendak menghampirinya."Hey, babe. Maaf, udah nunggu lama ya? Tadi-"
"Kemana aja sih?! Lama banget! Kamu tau ga aku disini daritadi kayak orang bego yang nunggu rumput berubah warna jadi biru?!"
Seungyoun tertegun, jika kekasihnya dalam mode ngambek seperti ini akan sangat sulit untuk membujuk kucing manisnya itu.
Maka ia berinisiatif menghampiri sang kekasih yang masih betah membuang muka, lalu mengelus surainya lembut.
"Maafin aku ya, babe? Tadi Jinhyuk nelfon katanya barangnya ketinggalan di apart ku. Jadi aku harus balik dulu tadi"
Hangyul tidak berkutik. Tidak tertarik untuk menjawabi ucapan Seungyoun. Sekali marah, tetap marah. Pikirnya
"Jangan marah lagi, ya? Nanti manisnya hilang loh. Meski aku bakal tetep cinta"
"Bodo"
Seungyoun terkekeh, meski mengeluarkan kata-kata yang tajam, di wajah Hangyul tersirat rona merah yang begitu menggemaskan dimata Seungyoun.
"Aku gamau pergi. Udah ga minat"
"Loh kok gitu? Katanya mau cari boneka we bare bears yang baru keluar itu?"
"Ih! aku gapernah bilang mau beli itu!!"
Hangyul mendorong bahu Seungyoun untuk sedikit menjauh, karena memang posisi mereka sangat intim saat ini.
"Yasudah, terus Gyulie mau Uyon ngapain biar Gyulie ga marah lagi?"
Panggilan yang aneh itu terdengar menggelikan namun yang lebih aneh lagi Hangyul menyukainya
"Kamu selalu gitu kalo mau kencan bareng! Ada aja alesannya. Sebel tau"
"Iya, aku janji ga begitu lagi"
"Bohong"
"Benar, sayang"
"Gamau, nanti diulangi lagi!"
"Tidak, aku janji akan mengutamakan kamu dan kencan kita"
Hangyul sedikit memiringkan tubuhnya menghadap Seungyoun,
"Janji?"
"Iya, aku bersumpah"
Seungyoun meraih kelingking Hangyul lalu menautkan jari mungil itu pada jari jenjangnya
"Jadi kencan kita ga batal kan?"
Hangyul menggeleng kecil, lalu tersenyum manis. Lantas Seungyoun menggandeng tangan kecil Hangyul.
Hangyul sebenarnya tidak sekecil itu, namun jika sedang bersama Seungyoun semua yang ada padanya terasa mungil dan menggemaskan. Bahkan wajah garang khas premannya lenyap begitu saja jika sedang bermesraan dengan Seungyoun digantikan dengan wajah kucing yang merona akibat godaan kekasihnya.
Sekarang dua sejoli ini sudah duduk manis dalam mobil milik Seungyoun,
"Pakai sabuk pengamanmu, Gyul. Aku tidak mau terjadi hal yang tidak menyenangkan pada kekasihku"
"Pakaikan!"
Seungyoun terkekeh gemas, Hangyul dalam mode manja, my favorite.
Seungyoun mendekat untuk meraih sabuk pengaman Hangyul yang otomatis membuat wajah mereka sangat dekat saat ini.
Seungyoun menatap wajah sempurna dihadapannya, mendalami setiap inci wajah Hangyul yang memancarkan kesempurnaan disana, mata yang meminta untuk ditatap setiap hari dan setiap malam, hidungnya yang simetris menambah kesempurnaan pada wajahnya, dan tentu bibirnya yang sangat-- Ugh, ini bagian favorit Seungyoun.
Bahkan ia tak sadar yang ditatap sudah merona dan jantungnya yang menggila dalam sana.
"C-cepatlah! Jauhkan wajahmu-"
Seungyoun membungkam Hangyul dengan bibirnya, sontak membuat Hangyul kaget atas perilaku tiba-tiba kekasihnya, namun ia tidak menolak dan memejamkan kedua matanya, membiarkan bibir Seungyoun menari-nari diatas bibirnya.
Tangan Seungyoun meraih tengkuk Hangyul lembut untuk memperdalam tautan mereka.
Hangyul tidak bisa untuk tidak membalas lumatan yang Seungyoun berikan, jangan salah Hangyul tergolong good kisser yang handal dalam masalah perbibiran seperti ini
Lenguhan kecil keluar dari bibir Hangyul, membuat Seungyoun hampir turn on.
Damn, Hangyul sangat tau bagaimana membangkitkan sisi liar seorang Cho Seungyoun yang saat ini sedang menahan untuk tidak menerjang Hangyul saat ini
Seungyoun akan beralih ke leher jenjang Hangyul, sebelum sang empunya mendorong bahunya
"I-ish! Dasar kelebihan hormon! Kalo kebablasan gini gajadi pergi donk!"
Hangyul memajukan bibirnya, membuat Seungyoun hampir hilang akal
"Yasudah, nanti dilanjut ya?"
"N-nanti waktu pulang saja"
"Kalau begitu aku tidak sabar ingin pulang secepatnya"
Hangyul membogem lengan kekar kekasihnya, membuat Seungyoun meringis kecil
Meskipun Hangyul tampak mungil dalam dekapannya namun kekuatannya sangat besar, tidak jauh berbeda dengan preman pasar.Seperti tidak kapok, Seungyoun mendekat kembali dan mengecup puncuk kepala Hangyul lembut, rona merah kembali tersirat pada pipi manis Hangyul
"i love every part of you and every single day when i with you. Aku mencintai Gyulie"
"Berhenti menggodaku! Pipiku sebentar lagi akan meledak kau tau?!"
🌻🌌
I'm in love with seungyul~
Jadi jangan salahin aku kalo hangyul disini aga soft cutie pie unyu unyu
Dan maaf kalo ini keju dan rada geleuh karna itu yang agu suka.Akqodjsjsnsjskakkjaja i love seungyul bye.
Thanks! Wuff u❤
.ren
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐬𝐮𝐧𝐟𝐥𝐨𝐰𝐞𝐫 +𝐬𝐞𝐮𝐧𝐠𝐲𝐮𝐥 ✔
Short Story[🌻] "i love every part of you and every single day when i'm with you" Hanya penggalan-penggalan pendek momen manis Cho Seungyoun bersama mataharinya, Lee Hangyul cheese content! ©yrenee, 2019