Rasa-rasanya basecamp Hey! Say! JUMP beberapa detik yang lalu masih terlihat sepi tak berpenghuni. Sudah selama dua minggu ke belakang JUMP tidak tidur atau sekedar bersantai di basecamp karena mereka sedang mengadakan tur konser di luar kota. Hari-hari yang berat sudah dilewati, kini mereka kembali ke basecamp dan memecah keheningan dengan membawa tas punggung yang terlihat penuh. Mereka juga membawa beberapa tas belanjaan jinjing atau barang lainnya.
"Huh, tadaima!" Ucap Kota masuk, setelah membuka pintu basecamp.
"Ah, hisashiburi da ne!" Ucap Yuto yang masuk setelah Kota.
"Tadaima," ucap ketujuh member satu per satu saat memasuki basecamp.
"Okaeri. Okaeri," ucap Hikaru, menyahut ucapan para member saat masuk.
"Oy, Hika, jangan berlagak seperti pemilik basecamp, dong!" Ucap Daiki.
"Aku memang pemilik basecamp, kau tahu!" Ucap Hikaru ngotot.
"Ah, iya, iya. Memang seharusnya diiyakan saja," ucap Daiki dengan nada mengentengkan.
"Oy, Daiki, dia memang pemilik basecamp sekarang," ucap Yuuri.
"Hahaha... Kalian tumben mau menghiraukan lawakan Hikaru," ucap Daiki.
"Eh. Ini serius, loh," ucap Yuya.
"Iya. Memang kamu belum tahu?" tanya Kei.
"Hah? Apa? Tahu apa?" Daiki balik bertanya.
"Dua permen loli M*lkita sama dengan segelas susu," ucap Keito.
"HAHAHAH! LUCU!" Daiki membalas lelucon Keito dengan ketus.
"Hiks."
"Woy, serius. Aku ketinggalan berita apa, sih?!"
"Iya. Hikaru sekarang resmi jadi pemilik basecamp. Pemilik basecamp ini ternyata teman kakek Hikaru. Berhubung mereka berteman dekat dan pemilik basecamp ini bujang lapuk, jadi dia mewariskan basecamp ini ke Hika," ucap Ryosuke.
"Ah, begitu. Yah... Berarti satu beban jadi terlepas, kan?" Ucap Daiki sambil memandang Hikaru dengan tatapan penuh arti.
"A... Apa?" Hikaru balik menatap menantang Daiki.
Daiki mendekati dan merangkul Hikaru. "Artinya tidak akan ada beban sewa basecamp lagi, kan? Itu artinya adalah pendapatan kita sedikit lebih banyak, kan?"
Hikaru menepis tangan Daiki. "Enak saja. Uang sewa tetap berjalan! Ini juga demi kebaikan kalian, tahu. Basecampnya memang sudah jadi milikku, tapi tanah tempat basecamp ini dibangun tidak termasuk menjadi milikku. Tanah ini milik tetangga sebelah, basecamp ini juga menyewa tanah dan dibayar ke tetangga sebelah. Makanya kalau mau menggunakan basecamp, uang sewa tetap berjalan!"
"Hiks~ baiklah."
"Hey, hey, hey! Cepat taruh barang-barang kalian! Berkumpul!"
Suara manajer JUMP terdengar menggelegar begitu masuk ke ruang tengah basecamp. JUMP yang mendengar langsung berhamburan ke kamar masing-masing untuk menaruh barang-barang mereka. Kamar JUMP ditentukan berdasarkan keputusan bersama. Ryosuke satu kamar dengan Yuto karena sama-sama sibuk jadi bisa saling membangunkan di pagi hari, Yuuri satu kamar dengan Keito karena mereka lebih suka bermanja-manjaan, Hikaru satu kamar dengan Yuya yang sama-sama gemar melakukan perawatan tubuh, sementara Kota satu kamar dengan Daiki yang sama-sama teledor dan Kei juga disatukan dengan mereka berdua dengan tujuan untuk menjadi pengingat mereka.
"Sudah lengkap?" Manajer memandang satu per satu member yang sudah bersebelahan dengan teman sekamar mereka. "Baiklah. Kita duduk dulu."
JUMP dan manajer duduk di sofa empuk berwarna hijau daun di ruang tengah. Hanya enam member yang kebagian tempat duduk sehingga tiga lainnya mau tidak mau duduk di bawah sofa yang sudah digelarkan karpet tebal berbulu yang lembut. Ketiga member itu tampak sama-sama melipat tangan di meja rendah di depan sofa sambil menopang dagu mereka. Nampak semua wajah member yang lelah dan kusam karena belum membersihkan wajah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonder Wall
Fiksi PenggemarPernahkah membayangkan jika ada member berjenis kelamin perempuan di dalam grup idola laki-laki sepopuler Hey! Say! JUMP?