Tepat pukul tujuh gerbang sekolah di tutup. Seperti biasa gue datang kesiangan lagi. Kesiswaan sudah menunggu di pintu gerbang kecil, mau gak mau gue masuk dan menulis nama di catatan pelanggaran. Karena gue gak mau nama gue reputasinya jatuh, gue sengaja menulis nama teman kelas gue yang sekarang sudah pindah sekolah.
Lagian gak ada yang tau atau kenal gue kan? Ayolah, sekolah sebagus ini muridnya banyak dan gue bukan orang yang populer juga disini.
"Di name tag namanya Jennie, di buku nulisnya Ariana."
Gue yang baru melangkah dari pos satpam sekitar tiga meter langsung menengok ke arah belakang. Disana seorang murid lelaki dengan pandangan tajamnya menatap gue.
"Apa sih?" tanya gue kesal
"Kebiasaan banget kesiangan, sekarang berani pakai nama orang lain lagi."
Gue balik melirik dia, "Iya ih, gue harus pindah kayaknya. Kesiangan mulu, padahal berangkat dari rumah jam 6."
"Seungyoun tumben banget gak kesiangan, masa lo kesiangan sih?"
"Iya iya Wooseok ganteng, besok-besok gak akan kesiangan lagi deh. Jemput makanya," sarkas gue
Namanya Wooseok, salah satu sahabat gue yang ambil jurusan IPA. Anaknya baik, rajin dan pintar. Gak tau kenapa kita bisa sahabatan, gak jarang dia bantuin ngerjain tugas gue, terutama matematika sama ekonomi.
"Tinggal di rumah gue mau?" tawar Wooseok sambil ketawa, yang pasti ini becanda.
"Belum boleh satu rumah, sabar ya beb." jawab gue becanda
Jujur, gue lebih nyaman sahabatan sama cowok. Meski akhirnya sering banget dinyinyirin sama yang lain, tapi gue mencoba tutup telinga. Karena yang jalanin kan kita, bukan mereka.
"Udah sarapan?" tanya Wooseok
Gue menggelengkan kepala, dan tiba-tiba tangan gue dirangkul seseorang. Ketika gue mendongakkan kepala, gue lihat sahabat gue, Seungyoun lagi senyum.
"Pagi sayang, kesiangan lagi ya? Pasti Wooseok negur lagi kan? Hahaa."
"Berisik lo Youn, gue mau ditraktir sarapan sama Wooseok." kata gue geer
"Emang gue mau traktir lo gitu?" celetuk Wooseok
"Tuhkan hahahaha." Seungyoun kayaknya puas banget ngetawain gue.
"Ya udah gue ke kelas ya." pamit gue langsung balik haluan.
Tapi tangan gue ditahan, ya palingan Seungyoun atau Wooseok. Serius deh, hari ini mood gue lagi jelek dan rasanya mau meledak kalau ada yang bikin kesel.
"Ih becanda elah, ayoo." ajak Wooseok
Gue nolak, udah gak nafsu makan atau nongkrong sebelum masuk kelas.
"Jen, lo marah?" sekarang Seungyoun yang nanya.
Kenapa hari ini kayaknya sensitif banget sih?
"Seok Youn, gue balik ke kelas aja ya. Lagi gak enak badan," gue langsung pergi dari sana sambil lari.
Saat sampai dikelas gue udah dikasih delikan gak enak sama anak kelas sebelah. Padahal gue gak pernah ngobrol atau nyari masalah sama dia atau gengnya. Tapi kenapa gue dijudesin mulu? Setiap hari bahkan.
"Jennn, kenapa sih itu muka kusut banget kayak belum disetrika?"
"Gak tau hari ini lagi lemes banget," jawab gue
Chungha langsung menuntun gue duduk ke bangku kami berdua. Kalau tau bakal gak enak badan, gue gak akan berangkat sekolah aja. Lagian orangtua gue juga sibuk diluar kota sama kerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You [Seungyoun X Jennie X Wooseok]
FanfictionIf we aren't going to be together, then why are you being like this? You gave me a lot of happiness, loves and hopes. Why? It's what exactly bestfriends do, right? ©2019, oneflowerisme