Gak kerasa, hari-hari menuju ujian hampir tiba. Itu artinya masa bareng temen-temen sebentar lagi. Sedih, padahal pas dulu pengen cepet lulus, sekarang kok aneh mau lulus aja.
Sedih, karena diakhir catatan masa sekolah, gue, Wooseok dan Seungyoun hubungannya renggang. Gue gak mau menyalahkan cinta— karena kita gak bisa pilih kepada siapa kita jatuh cinta. Tapi mungkin ini konsekuensi yang harus diterima.
Selama beberapa bulan terakhir, gue baik-baik aja sama Seungyoun. Hubungan gue sama Wooseok juga biasa aja. Apa mungkin karena sama-sama sibuk? Entahlah, gue lagi gak terlalu mikirin soal asmara.
"Jadinya daftar kemana lo?"
Seungyoun ikutan duduk di gazebo. Gue melirik dia sebentar, "Gue kayaknya pindah ke US deh."
"HaAh? Jen jangan becanda lah." Seungyoun kaget
Iya, gue memang berencana buat lanjut di negeri paman Sam itu. Bahkan Wooseok belum tau, tepatnya gue belum siap. Jauh dari dua makhluk ciptaan Tuhan yang berjasa banget dihidup gue.
"Gue serius Youn, dan gue mau kuliah disana. Maaf kalau mendadak, makanya akhir-akhir ini gue sering murung." jelas gue
Seungyoun ngerangkul gue— rasanya gak kayak dulu. Perasaan gue lagi hambar, gak ada baper-baperan lagi disemester terakhir ini. Bahkan sama Wooseok juga kayak garing aja hubungan gue tuh.
"Wooseok udah tau?"
Gue menggelengkan kepala, "Gue gak tau masih bisa mempertahankan hubungan gue sama dia atau enggak. Rasanya bener-bener aneh Youn, sama lo juga." keluh gue
Dia ketawa, "Hati lo kenapa sih? Lagi hiatus mencintai?"
Gue ikutan ketawa. Emang aja hiatus mencintai?
"Mungkin sebenernya perasaan lo cuma sementara, perasaan lo sama gue, sama Wooseok itu cuma mampir. Lo cuma ngerasa takut gak jadi prioritas gue dan Wooseok."
Gue gak bisa jawab kalimat Seungyoun. Gue bingung, apa anggapan gue selama ini benar?
Gue cuma khawatir, bukan benar-benar rasa itu hadir.
"Gak tau, pusing Youn. Jangan ngomongin soal cinta dulu ya. Mikirin kuliah dulu lah." balas gue
Gak lama gue liat Wooseok, dia liat ke arah gue dan Seungyoun. Dia senyum dan menghampiri kita berdua.
Seungyoun dan Wooseok yang saling diem, tapi gue yang greget. Sedih aja cuma gara-gara masalah ini, persahabatan jadi rusak.
"Hey bro!" sapa Seungyoun ke Wooseok
Wooseok senyum, "Apa kabar lo Youn? Makin cakep aja."
Gue senyum, kirain bakal canggung. Tapi gue ngerti sih, sahabat dalam waktu enggak sebentar, gak mudah buat saling diem terus.
"UN lo ambil mata pelajaran apa?" tanya Seungyoun ke gue dan Wooseok.
"Gue Sosiologi kayaknya." jawab gue
"Kayaknya gue Kimia." balas Wooseok
"Wihhhhh gilaaa." teriak gue dan Seungyoun barengan
Emang gak heran, Wooseok anaknya cerdas.
"Lo apaan Youn?" tanya gue
"Gue kayaknya Geografi? Mungkin sih."
"Ih anjir susah juga," balas gue
"Tergantung Jen, gimana orangnya lah. Kalau dia jagonya dibidang itu gimana?" tanya Wooseok
Gue ketawa dan ngangguk. Omongan dia enggak salah.
"Balik sekolah jalan gak nih?" ajak gue
Wooseok dan Seungyoun saling menatap kemudian liat ke gue.
"Ayo."
Gue senyum, akhirnya bisa baikan lagi.
"Beb.."
Wooseok sama Seungyoun menengok barengan. Gue ketawa, bodoh banget kan dari dulu manggil beb sama mereka.
"Wooseok maksud gue."
"Gue udah enggak disebut bebeb nih?" tanya Seungyoun yang terkesan godain gue.
"Bebeb gue sekarang kan Wooseok hehhe."
"Kenapa Jen?" tanya Wooseok
"Aku kayaknya lanjut kuliah di US."
Wooseok diem, dia natap gue.
"Jawab lah Cok, Jennie mau lanjut cerita nih." kesal Seungyoun
"Kenapa baru bilang sekarang?" tanya Wooseok dingin
Tuhkan, suka bingung kalau gini jadinya.
"Maaf beb, aku juga baru mutusin buat milih kesana."
"Ya udah gak apa-apa, lagian sekarang kan media sosial sebagai perantara komunikasi juga mudah." ujar Wooseok
Gue ngangguk.
"Ke kelas dulu ya, harus dekor kelas." pamit Wooseok
"Okayy."
"Wooseok.."
"Iya Jen?"
"Boleh kita putus?"
"Boleh,"
Gue menatap tak percaya pada Wooseok.
"Serius?"
"Jen, kalaupun aku nolak— kamu pasti bakal kasih alasan gak bisa bertahan lagi kan? Aku tau perasaan kamu ke Seungyoun dan ke aku itu cuma sesaat."
"Woo—"
"Gue gak apa-apa Jen serius. Gue pengen persahabatan kita sama kayak dulu. Gue, lo, sama Seungyoun."
Gue meluk Wooseok, dia memang baik walaupun terkesan dingin.
"Pelukannya berdua aja? Gue gak diajak gitu?"
Gue langsung melepaskan pelukan Wooseok waktu suara Seungyoun mengintrupsi dan membuat kita berdua ketawa.
"Kirain lo belum dateng." sahut gue
"Makanya gak usah sok pacaranlah." sindir Seungyoun
"Ya lo juga, sok banget pake move on ke Yerin padahal sukanya sama gue." balas gue ke Seungyoun
"Berisik! Mau berangkat apa kagak?"
"Iya iya nih jalan ke mobil."
"Mentang-mentang baru putus lo sensi banget Cok. Haha."
"Bacot Seungyoun!"
We are back, the three of us.
Thank you for being awesome bestfriends and filling my life with beautiful days.Fin
First of all thank you so so much for reading, voting and commenting this story. It means a lot for me.
Maaf banget yang ini gabisa bikin chapter banyak, dan berakhir disini. Maaf kalau akhirnya garing dan tdk sesuai ekspektasi.
Semoga kita bisa bertemu di series-series selanjutnya yaaa.
Jangan lupa follow janebygrace karena aku bakal bikin cerita baru juga..
Thank youuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You [Seungyoun X Jennie X Wooseok]
FanfictionIf we aren't going to be together, then why are you being like this? You gave me a lot of happiness, loves and hopes. Why? It's what exactly bestfriends do, right? ©2019, oneflowerisme