Sahabat hive sekalian, sebagaimana kita ketahui bahwa Nabi Muhammad SAW sebelum diangkat menjadi seorang nabi dan rasul, beliau merupakan seorang pedagang. Rasulullah SAW., mengambil barang dagangan dari sayyidah Khadijah ra., yang lantas kemudian menjadi istri tercinta beliau dalam kehidupannya, didampingi oleh Maisyarah mereka berdagang sampai ke negeri Syam (saat ini menjadi Palestina, Syuriah, Lebanon dan Yordania). Dan luar biasanya, ketika Rasulullah SAW berdagang, tidak pernah balik modal loh sahabat hive. Beliau SAW., tidak pernah balik modal tetapi selalu balik untung. Setiap berdagang pasti untung, dan tidak hanya untung tetapi juga siapa pun yang bekerjasama dengan beliau, para pedagang lain dan para pembeli selalu merasa senang dan nyaman. Masya' Allah. Lah kita mah biasanya udah balik modal juga udah Alhamdulillah betul? Hahaha~
Jarang sekali ada pedagang layaknya Rasulullah SAW., biasanya kalau pedagang untung, pembelinya merasa kecewa. Ada pun juga yang pembelinya untung, pedagangnya kecewa. Apakah sahabat hive pernah merasakannya? Hehehe~
Konsep berdagang yang benar dan baik adalah dengan membuat pedagang dan pembelinya sama-sama untung, sama-sama senang, sama-sama ridha. Jangan sampai sang pedagang bersikap dzalim kepada pembelinya dan begitu juga sebaliknya jangan sampai sang pembeli dzalim terhadap pedagangnya. Sahabat hive yang dimuliakan Allah, jadilah pribadi yang adil dan jadikan disetiap transaksi jual-beli kita merupakan bagian amalan ibadah yang mengharapkan ridha Allah SWT., dengan berlaku jujur, adil, tidak dzalim dan sama-sama ridha.
Sahabat hive yang budiman, ada hal yang luar biasa dari konsep dagang Rasulullah SAW, karena ketika konsep dagang beliau diajarkan kepada para sahabat dan dipraktikan oleh para sahabat. Masya' Allah, hasilnya tidak ada diantara mereka yang juga balik modal, karena semuanya balik untung berkah berlimpah. Seperti sahabat Abu Bakar Ash-Shidiq yang kekayaan dapat membebaskan sahabat Bilal bin Rabah dan membantu perjuangan Islam, lalu sahabat Utsman bin Affan ra (yang pernah saya posting di artikel sebelumnya) yang kekayaannya masih mengalir hingga saat ini, lalu sahabat Abdurrahman bin Auf ra yang kekayaannya tidak pernah berkurang dan bahkan sulit berkurang, banyak para pedagang di zaman Rasulullah SAW., dan ketika mereka sudah masuk Islam, lalu di bimbing oleh Nabi SAW., cara berislam dengan baik dan diterapkan ke dalam kehidupan yang sesuai dengan pekerjaan mereka maka Masya' Allah perdagangan mereka memiliki keuntungan yang berlipat-lipat, bukan hanya keuntungan dunia tetapi juga keuntungan akhirat. Hanya dengan bermodalkan konsep berbisnis Rasulullah SAW., sahabat sekalian dapat berdagang namun tidak menghalangi ibadah kepada Allah SWT., namun malah menjadi pribadi yang kaya dan shaleh. Bagaimana? Tertarik menjadi pribadi yang kaya dan shaleh?
Dengan pendekatan kepada Allah SWT., yang luar biasa maka para sahabat seperti Utsman bin Affan ra, Abdurrahman bin Auf ra, Abu Darda, Tamim Ad-Dari dan sahabat-sahabat lainnya yang setiap malamnya walaupun di tengan kesibukannya masih bisa menunaikan tahajud sampai khatam Al-Qur'an, maka sesuai janji Allah SWT., mereka pun dibukakan pintu rezekinya yang melebihi daripada yang lain.
Rumusnya, jika sahabat hive memiliki permintaan yang melebihi orang lain maka dekati Allah dengan cara beribadah melebihi orang lain. Jika orang lain tidur, sahabat hive bangun untuk melaksanakan shalat tahajud+hajat+membaca Al-Qur'an, puasa sunnahnya rajin, shalat dhuha-nya rajin, infaq-sedekahnya dibanyakan, rutin mengikuti kajian, disaat yang lain mendengarkan musik, sahabat hive mendengarkan audio ceramah dan amalan-amalan lainnya, khususnya memperbanyak ikhtiar untuk menjemput rezeki dan meraih ridha Allah. Insya' Allah dengan ikhtiar itu Allah mudahkan jalan keluar bagi sahabat sekalian untuk memenuhi segala hajatnya.
" Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya,
dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.
Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu."Q.S. Ath-Talaq [65]: 2-3
KAMU SEDANG MEMBACA
HIVEMUSLIMPRENEUR: Go Bisnis Syari'ah
Non-FictionSebuah wadah edukasi bagi siapa pun yang tertarik untuk menjadi seorang muslim entrepreneur. Berbisnis sesuai tuntunan Rasulullah SAW. Berbisnis tidak sekedar untuk mengejar untung. Tetapi juga harus ada nilai ibadah, berkah dan sesuai syari'at. Mem...