Chapter 3

4.1K 160 19
                                    

 

   Lelaki mungil berlari dengan sekuat tenaganya, tanpa menaiki kendaraan apapun kakinya terus saja melangkah cepat matanya sudah berarir, serta peluh yang sudah membasahi tubuh dan juga pelipisnya.  Banyak orang juga yang tak sengaja dia tabrak dan berakhir dengan meminta maaf lalu berlari setelahnya, terus saja seperti itu hingga kakinya berhenti didepan sebuah klinik.

Nafas terengah dengan mata sembabnya kakinya melangkah lemas masuk kedalam klinik. Hatinya berdegup dengan kencang saat tahu salah satu orang tersayang ada didalam berjuang hidup.  Air mata kembali mengalir bak air terjun yang tidak surut,  membuat orang yang berada di klinik menatap iba terhadapnya.

Kepala menoleh kanan kiri mencari sosok yang tadi mengangkat teleponnya tadi, matanya terpaku pada seorang lelaki terduduk dikursi panjang yang sudah disediakan di klinik tersebut.  Kakinya kembali melangkah mendekati lelaki tegap tersebut.

"Dimana adik saya?" Tanya to the point pada seseorang yang kini sudah mendongakkan kepalanya.

"Maaf anda siapa? Dan kenapa menanyakan adik anda pada saya" Bukannya menjawab lelaki tegap itu malah balik bertanya pada lelaki mungil yang berlinang air mata ini. 

"Adik saya mengalami kecelakaan hiks...  D-dia menggunakan seragam sekolah menengah atas hiks" Tangisan Lelaki mungil pecah bagaikan gelas beling yang dilempar, lelaki tegap itu bisa melihat kesedihan yang dipancarkan oleh si mungil. Dengan lancang tangan kokohnya dia letakkan di kedua sisi bahu si mungil lalu membawanya duduk dikursi panjang itu. 

"Sekarang kau tenang,  okey?  Adikmu tidak apa-apa hanya saja mengalami patah tulang dibagian kaki...  Tenang saja temanku akan bertanggung jawab hingga adikmu pulih kembali" Jelasnya pada lelaki mungil yang menunduk sesegukan, air matanya semakin mengalir deras kala mendengar adiknya patah tulang di bagian kaki.

"Aku Park Chanyeol— eum kau bisa panggil aku Chanyeol" Ucapnya memperkenalkan diri sembari mengulurkan tangannya seraya mengajak berjabatan tangan.
"Baekhyun— Namaku Byun Baekhyun" Gumamnya pelan, tetapi masih tertangkap suaranya oleh telinga besar Chanyeol. 

"Eoh kau boleh masuk kedalam,  melihat kondisi adikmu...  Aku akan kembali ke kantor dan temanku akan kembali kesini" Ucapnya pada Baekhyun yang masih setia menunduk itu.

"B-baiklah sebelumnya Terima kasih, kau sudah menjaga adikku...  Tapi apakah adikku sudah siuman?" Jawab Baekhyun dengan suara pelannya lalu bertanya keadaan adiknya.

"Dia sudah sadar beberapa menit yang lalu" jawab suara bassnya Menampilkan senyuman khasnya.

"Aku permisi" Pamit Baekhyun memasuki ruangan dimana disana ada Sang adik,  dan lelaki tampan bernama Chanyeol itu hanya mengangguk saja sebagai jawaban. 

oOo

Baekhyun melangkah, mendekatkan dirinya pada brankar dimana terdapat tubuh mungil yang berbaring tak berdaya dengan perban yang melilit kepala serta salah satu kakinya.  Matanya masih setia memejam, langkah Baekhyun berhenti tatapannya menjadi sendu saat melihat keadaan adiknya ini. 

"Jinan" Panggil Baekhyun pelan

Byun Jinhwan, adik dari Baekhyun membuka matanya perlahan menolehkan kepalanya pada sang kakak yang kini sudah menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"H-hyung"cicit Jinhwan pelan,  pelajar yang usianya akan menginjak tujuh belas tahun ini menangis dengan keadaannya yang seperti ini. 

"Wae? Puas melihat kami cemas"sindir Baekhyun

Membuat jinhwan sang adik terkejut takut  melihat Baekhyun yang seperti ini, air matanya kembali turun.

Real Of Story "Hunbaek" yaoi 21+ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang