• P R O L O G •

89 18 15
                                    

Aku pernah berharap pada semesta agar kelak nanti mempersatukan kita

Namun, saat keinginanku terwujud semesta malah mempermainkanku dengan cara yang tidak bisa disebut biasa.

Kini, aku mengerti bahwa realita itu tidak selamanya bisa sesuai asa.

Sekarang apa yang harus aku lakukan?

Memperjuangkan asa yang telah aku damba?

Atau

Berhenti dengan membawa hati yang dipaksa kadaluwarsa?

oOo

Sepasang kekasih duduk berhadapan di sebuah meja kafe, bukannya mengobrol atau menghabiskan makanannya. Mereka berdua malah sibuk sendiri, yang cewek sedang memperhatikan cowok yang ada di depannya, sedangkan yang cowok terlihat berpikir keras dengan ekspresi gelisah. Cewek itu tidak tahu apa yang dipikirkan kekasihnya saat ini. Setelah beberapa menit memandang, akhirnya cewek itu mengalihkan pandangan lalu mengunyah makanannya dan berpikir tentang apa yang dipikirkan kekasihnya hingga dia merasa se gelisah ini.

Belum sempat pikirannya menemukan titik terang, cewe itu ditarik keluar dari cafe. "Ga" sang pemilik nama tidak menyahut, malah mengetik balasan chat yang masuk lalu mengangkat telfon dari seseorang.

Cewek itu memandang kekasihnya lagi, lama. sampai cowok yang sedang telfonan itu selesai dan menghampiri ceweknya.

"Udah? Sana pergi, dia lebih penting kan?" cewek itu membuang muka. lantas akan kembali ke mejanya kalau saja cowok itu tidak menarik tangannya.

"Nda"

"Apa? Iya udah, kamu pergi sana. dia lebih penting kan? Aku ngerti posisi kok ga," cewek itu tersenyum lalu berbalik dengan posisi tangan yang masih dipegang cowok itu.

"Lepasin," cewek itu menarik tangannya. tapi sayang tangannya tidak bisa terlepas karena pegangan cowok itu terlalu kuat. "Lepasin ga," tetap saja tangan cewek itu tidak dilepaskan.

"AGA LEPASIN!" cewek itu berteriak dengan posisi kepala yang diputar tapi badannya tetap membelakangi cowok itu. Karena kaget dengan teriakan yang membuat semua orang menatap mereka berdua, cowok itu mengendurkan pegangannya. lalu tangan mereka terlepas.

"Kamu pikir aku masih bisa sabar!?"

"Nda"

"Kamu pikir aku bisa nerima ini semua!?"

"Alanda"

"Kamu pikir aku selama ini baik-baik aja? Enggak ga, udah cukup selama ini aku sabar, udah cukup selama ini-

"SABINA!"

"APA!? KAMU MAU BILANG KALAU KAMU GAK BISA NGEBANTAH MEREKA,!? TAKUT DIHUKUM LAGI SAMA MEREKA,!?" cewek itu mengungkapkan semua yang selama ini dia pendam. lalu dia menunduk, meredam emosinya. beberapa detik kemudian dia mendongkakkan kepalanya, melihat kekasihnya dengan air mata yang menetes.

"Udah ga! udah cukup! kalau kamu gak mau pergi duluan, aku yang bakal pergi. permisi" cewek itu mengambil tasnya di meja, lalu keluar dari cafe dengan air mata yang mengalir lebih deras.

Sedangkan cowok itu hanya bisa menatap kepergiannya. cowok itu sudah menduga bahwa kejadian ini memang akan terjadi, tapi cowok itu tidak pernah menyangka kalau pacarnya yang selama ini ceria bisa semarah itu padanya.

****

Hallo!

Namaku Rindi, salam kenal!

Prolognya gimana?

Terlalu pendek ya?

Tertantang ngga buat baca cerita lebih lengkapnya? *harus tertantang, gamau tau pokonya, aku maksa wkwk

Di critaku yang pertama ini, aku harap kita bisa sama sama berjuang, aku yang berjuang melawan kemageranku untuk nulis, dan kalian yang berjuang menunggu aku update!

Oiya, lupa bilang, kalian yang udah baca jangan lupa tinggalin vote + koment yaaa, karena satu voment kalian sangat berarti

Find me on :

• IG : @rindiaarp_

Satu lagi, jangan lupa follow akun wp aku!

Biglav

Penaline_

September 2019

Sacrificium (Rombak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang