🌎|• Eins

62 16 13
                                    

Bagiku, kamu itu PSTP
Pembangkit Senyum Tenaga Pesona

oOo

Seorang cewek berambut panjang berjalan menyusuri koridor sekolah dengan senyum yang mengembang, sesekali menyapa atau berhenti untuk sekedar mengobrol dengan teman seangkatannya yang saat itu sedang duduk dibangku lorong.

"Sabina!"

Ya, dia adalah sabina. Cewek dengan berjuta keceriaan yang suka memancarkan senyum. Sabina bukan cewek cantik, dia lebih dikategorikan sebagai cewek manis. Dia ramah, oleh karena itu banyak yang senang dengan dia.

Sabina berhenti karena merasa ada yang memanggilnya. lalu membalikkan badan dan mendapati amanda -teman seangkatannya- melambaikan tangan lalu berjalan kearahnya.

"Eh Amanda! Kemana aja lo? Udah beberapa hari gue gak lihat lo, lo gak masuk atau emang gak pernah keluar kelas?" sabina bertanya pada saat Amanda sudah berada tepat di depannya.

"Iya gue gak masuk 3 hari kemarin. gua sakit" sebagai jawaban Sabina hanya mengangguk. Sabina duduk di bangku sebelah kanannya, diikuti amanda juga.

"Tadi manggil gue, ada apa?" sabina bertanya sambil mengubek-ubek isi tasnya.

"Gue mau masuk ekskul jerman lagi nih sab, bantuin gue masuk ekskulnya nya ya?" sabina berhenti mengubek-ubek isi tasnya. matanya berbinar, lalu mendongkak. memandang amanda dengan wajah sumringah.

"Serius lo mau masuk? Yeay akhirnya lo mau masuk ekskul jerman lagi, gua seneng banget man" Amanda mengangguk dan tersenyum, lalu menatap Sabina dengan guratan di dahinya.

"Lo nyari apaan dah daritadi?"

Yang ditanya tidak menjawab, malah mengeluarkan semua barang yang ada di dalam tasnya. Setelah dirasa sesuatu yang dicari tidak ada, dia menatap amanda dengan ekspresi yang berbeda 360°.

"Gue nyari pin dari frau farida" sabina kembali mencari. kali ini mencari di tas bagian kecil. namun nihil hasilnya tetap sama, tidak ada.

"Frau farida? Yang kata lo dia kayak kakak lo sendiri?"

"Iya, gue udah gak ketemu lagi sama dia semenjak dia dapet beasiswa ke jerman, gue dikasih pin itu pas dia mau berangkat kesana, dia bilang itu tanda kalo gue sama dia itu deket banget. gue ga rela kalo pin itu sampe hilang"

Sabina berdiri, matanya menyipit untuk mencari pinnya yang hilang, lalu menoleh ke lorong sebelah kirinya. tepat saat dia menoleh seseorang datang dari lorong itu dan menghampirinya."Woi, ini pin lo kan? Nih gue nemu di lapangan basket. kayaknya tadi pas lo lewat situ pin itu jatuh" Nendra mengulurkan tangan dan memberi sabina pin.

"Akhirnyaaa ketemu! Thanks ya nen. Pin ini berarti banget buat gue" sabina memeluk pin itu, lalu memasukkannya kedalam tas, "Baik baik ya disana, jangan ilang ilangan lagi," sabina menepuk-nepuk pin itu. lalu dia menutup resleting tasnya.

"Sab, gue duluan ya, mau ngerjain pr"

"Manda.... Manda lo dari dulu gak pernah berubah, kalo berangkat pagi pasti ngerjain pr," Sabina membenarkan letak tas dibahunya, "ya sama kayak gue. gue sekarang juga mau ke kelas, ngerjain pr." sabina meringis kearah amanda dan amanda hanya membalasnya dengan gelengan kepala.

"Ndra, Sab, gue duluan ya. Bye!" amanda melambaikan tangan lalu cepat cepat pergi ke kelasnya.

Kini tinggal Nendra dan Sabina yang ada dilorong, mereka berdua berjalan beriringan. Sesekali nendra melontarkan candaan. Saat mereka akan berbelok, seseorang dari arah berlawanan juga muncul dari belokan, membuat mereka berdua kaget.

Sacrificium (Rombak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang