part 2|

8 3 2
                                    


Happy reading:)

                      ***

Ditengah perjalanan kembali ke kelas, seila merasa seperti ada sesuatu yang tertinggal. Tapi ah bodoamat lah, dia tak mau ambil pusing dan melanjutkan lagi langkahnya.

 Bel berbunyi sesaat setelah seila duduk di bangkunya, tak lama kemudian bu fitri selaku guru b.indonesia masuk ke dalam kelas.
Matanya menyorot tajam pada seluruh murid di dalam kelas 12 ips 1 itu, membuat para murid menjadi tegang dan berusaha agar tidak mengeluarkan suara apapun.

"Assalamualaikum wr.wb."uc
apan salam guru itu memecah keheningan yang mencekam bagi seluruh murid yang berada dalam kelas itu.

"Waalikumsalam wr.wb."

"Baik, saya absen terlebih dahu..."

"Ass-assalamualaikum bu..,"belum selesai bu fitri bicara sudah dipotong oleh salah seorang murid yang terlihat ngos-ngosan karna habis berlari.
Seila menepuk jidatnya, ia baru ingat bahwa teman sebangkunya itu ia tinggal tadi di kantin.

"Darimana aja mbak?,nggak denger bel apa. Kalo udah waktunya masuk tuh ya masuk, jangan malah kelayapan."omelan bu fitri itu sudah biasa bagi para murid, tapi tidak bagi sebagian murid perempuan, maka dari itu mereka sebisa mungkin harus menghindari hal semacam ini.
   "Anu bu, saya dari kantin. Habis sarapan, maaf deh bu kalo saya telat. Soalnya saya terpaksa makan dua porsi jadi lama deh," adu cewek itu pada bu fitri sambil cengengesan.

"Dua porsi kamu bilang terpaksa?, itu sih emang kamunya aja yang rakus. Sok bilang terpaksa lagi, sudahlah mending kamu duduk sana, masih pagi udah bikin naik darah aja kamu."

"Makasih bu fitri yang paling cantik dan tidak sombong," puji feby pada guru itu dan hanya dibalas gelengan  kepala merasa pusing menghadapi murid semacam ini.

 Seila menaruh kepalanya dimeja dan menutupi wajahnya saat terlihat feby melangkah menuju dirinya. Cewek itu merasa harus berlindung pada sesuatu, ia merasa belum siap mendengar ocehan sahabatnya itu, tapi...

"Heh! Gak usah sok pura-pura tidur lo cacing kremi. Tega banget lo ya ninggalin gue pas lagi laper-lapernya.untung gue bawa duit lebih tadi buat bayar pesenan," oceh feby sambil mendudukkan dirinya dan mengobrak-abrik tasnya dengan sedikit keras. Kode kalau ia sedang kesal pada sahabatnya itu.

"Yaelah lagian lo bayar tuh makanan masuknya juga keperut lo kan, Ya udah selesai. E-eeh belom selesai, tadi apa? Cacing kremi?. Ya ampun feby, yang punya mulut toa tiada dua, lo tega banget nyamain gue sama hal begituan ih!," balas seila tak terima.

  Saat keduanya mau melanjutkan adu argumen, tiba-tiba terdengar suara lantang yang berasal dari depan yang tak lain adalah suara bu fitri yang menggelegar,"seila kirana! Feby pratiwi! Silahkan kalian berdua pergi ke lapangan. Berdiri dan hormat menghadap tiang bendera sampai pelajaran saya selesai. Cepatt!!,"

 Kedua cewek itu langsung bergegas keluar kelas. Bukan karena senang bisa bebas dari pelajarannya bu fitri, tapi mereka tidak ingin lebih malu karna pastinya mereka menjadi pusat perhatian seisi kelas.
Meskipun beberapa menit yang lalu mereka sempat adu mulut tapi untuk saat-saat seperti ini mereka tetap kompak.

 Sampai di depan tiang bendera, keduanya berdiri dan mulai hormat menghadap ke atas, tampak bendera merah putih yang berkibar-kibar tertiup angin.
  "Lo sih," ucap feby menyalahkan seila atas apa yang menimpa mereka saat ini.
 "Lah, kok gue?. Kan lo tadi yang mancing duluan," balas seila cuek.
"Kan udah sepantesnya gue yang marah seila. Kenapa lo malah ikutan marah juga coba isshh,"

"Hmm," gumam seila malas melanjutkan percakapan yang menurutnya unfaedah itu.
Tangan mereka sudah merasa pegal padahal baru beberapa menit mereka hormat.
 Mata seila menatap ke arah kelasnya, ia ingin mengecek apakah bu fitri sedang mengamati mereka berdua atau tidak. Saat dirasa gurunya itu tidak terlihat di matanya, cewek itu menurunkan tangannya dan mengibaskannya. "Uhh, tuh guru ngeselin banget sih. Ngehukum cecan kek kita ini panas-panasan gini."
  Feby juga ikut menurunkan tangannya,"iya nih, pokonya kalo wajah kita jadi gak cantik lagi, kita harus minta ganti rugi," ucap feby menggebu-gebu dan dibalas dengan anggukan oleh seila.

 Untuk hal yang seperti inipun mereka tak kalah kompak.
Mungkin, bagi orang lain yang melihat hanya sekilas pada keduanya pasti menganggap mereka itu aneh. Tapi kedua cewek itu tidak pernah ambil pusing terhadap anggapan orang lain pada mereka, selama hal itu tidak merugikan keduanya.  

Seperti saat ini, meskipun masih waktu jam pelajaran, banyak murid-murid yang berada di depan kelas mereka. Diantara mereka ada segerombolan siswi yang berada di lantai atas sedang asik bergosip ria membicarakan kedua siswi yang sedang berdiri di depan tiang bendera.
  Meski obrolan mereka tak sampai pada telinga kedua cewek yang sedang digosipkan itu, tetap saja kedua cewek itu merasa ada yang sedang membicarakan mereka.

 "Kuping gue kok ngerasa panas ya feb. Kayaknya ada yang lagi ngomongin kita deh," ucapan seila membuat feby mengernyit heran, tapi tetap membuat mata cewek itu menelusuri sekeliling depan kelas yang ada di dekat lapangan.

 Terlihat banyak gerombolan siswa-siswi yang mengobrol di depan kelas mereka masing-masing. Hal itu membuatnya bingung, yang dimaksud sahabatnya itu gerombolan yang mana yang sedang membicaran mereka.
  "Mata lo gak usah jelalatan gitu juga kali feb. Gue kan cuman ngerasa doang, jelasnya ya gue gak tau siapa yang lagi ngomongin kita elaah," ucap seila risih karena sekarang banyak mata yang melihat kearah mereka berdua.

 "Ohh," paham feby sambil menganggukan kepalanya.
"Oh iya, kayaknya sekarang jadi jamkos deh, tuh banyak yang pada keluar kelas padahal masih kbm. Mending sekarang kita balik ke kelas aja yuk," ajak feby pada seila.
  "Ya udah yuk."
Mereka berdua mulai berjalan menuju kelas.
  Siswa siswi yang keluar kelas semakin banyak menjadikan koridor terasa sesak dan membuat seila merasa kesulitan untuk melewati mereka.

 Saat seila sedang tak fokus pada jalan, bahunya tak sengaja tersenggol pada bahu seorang siswi yang berlari mendahuluinya, membuatnya sedikit oleng dan hampir jatuh. Dan untungnya feby dengan sigap menarik tangannya agar terhindar dari tabrakan lain karena para siswi entah kenapa malah tambah berdesak-desakan ingin melihat sesuatu di depan sana.
 "Nafsu amat sih mereka, gak bisa diem liat yang bening dikit gitu sampe mau bikin lo jatuh gini sei," ucap feby kesal karena hampir saja sahabatnya jatuh.
 "Emm...gapapa kok feb. Emang ada apa sih di depan sana?, maksud kamu yang bening itu apa?," kepo seila sambil berusaha berjinjit ingin melihat juga apa yang membuat siswi-siswi itu begitu minat pada sesuatu yang di depan sana.

 Terlihat gerombolan itu mulai merapat pada pendopo yang berada disisi lapangan.
 Seila menatap kesal pada sahabatnya itu yang hanya diam tak menjawab pertanyaannya tadi. Jika saja tingginya tak lebih rendah dari sahabatnya itu, ia mungkin bisa melihat apa yang ada di depan pendopo itu.
  "Diem sei, liat tuh. Itu yang gue maksud bening, lo juga kepincut sama dia?," pertanyaan judes yang dilontarkan feby tak diperdulikan oleh cewek itu. Matanya fokus melihat pada seorang cowok yang terlihat urakan sedang berada di atas pendopo.
Entah kenapa seila merasa pernah melihatnya, dan cewek itu baru sadar ketika  mata cowok itu mengarah pada dirinya, ya dia ingat kalau dia itu cowok yang dilihatnya tadi pagi di kantin.

          

                      ****

Padahal lagi pts nih_-
Tapi idenya  juga lagi lancar-lancarnya:)
 Tapi tetep aku ketik keburu idenya ilang:v

Intinya.
Vote and coment ok:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang