Part 2 (End)

56 6 0
                                    

~ Di Offis ~
By : Tescy Descy
Real Story

    ~ Part 2 ~ (Last Part)

    “anu.. tapi kau jangan dulu bising-bising.” (send)

    “ya bah. Apa?.”

    “moi, ada kawan baru cni.” (send)

    “mana? Siapa?.”

    “kawan baru lah bah.” (send)

    “ahhhh.. du, maksud kau yang itu?.” (sapat bah c mimi tangkap hehehehe)

    “ya.” (send )

    “apa dia mau du?.” (soalan bonus ni urang tanya sia)

    “mana sia tau.” (send)

    “du, cuba kau tanya dia du.”

    “buduh!.” (send)

    “hehehehe.. kau tanya saja bah.”

    “apa sia mau tanya?.” (send)

    “apa-apa saja bah. Atau kau tanya lah bah apa dia mau? Apa dia buat sana?.”

    “bah.. tapi dia nagis-nagis bah moi.” (send)

    “kau say hai dulu bah.” (ni urang kan mimang pintar lah bah kan)

    “bah ya lah. Moiii.. dia tingu sia moi.” (send)

    “bah kau tanya lah apa dia mau.”

    Sia tingu tu perempuan, buli sudah sia nampak muka dia, muka cina sia nampak, tapi pucat lah muka dia, mata dia saja kana tutup rambut dapan dia ni. Sia talan-talan air liur saja tingu tu perempuan, dia tingu sia kan macam sedih bah muka dia, sia duduk lah di atas kotak yang kana susun dalam tu bilik, sia main barani saja mau bawa rogon (hantu) becerita.

    “hai..”

    Tidak mah kana jawab soalan sia. Sia garu-garu kapala sia sambil tingu tu tingkap yang ada dalam tu bilik, tiada kana tutup tu cermin pakai langsir, buli nampak juga apa yang ada di luar. Sia tingu di luar bulum lagi galap butul bah, masi ada lagi tarang-tarang sikit.

    “hai..”

    Ni kali sia say hai lagi sama tu perempuan tapi pakai suara dalam hati. Siapa yang ada 6sensan ni tau lah tu macam mana mau ba-cakap sama rogon, kalau yang main cakap sambil teriak-teriak mau marah tu kan, tu rogon pun pandai datang gila mau marah balik, dia mau kasi takut lagi tu kama, kalau ba-cakap guna bisikan dalam hati baru kau tidak mau botumbuk.

    “hai.” (tu perempuan balas say hai sia tapi suara dia kan ba-lapis-lapis sia dingar)

    “apa kau buat cni? Cni bukan tampat kau. Tulung lah, jangan kacau kami yang ada dalam ni offis, kami tidak kacau kau.” (sia cakap macam tu sama tu perempuan guna suara bisikan dalam hati juga)

    “saya tiada niat mau kacau siapa-siapa. Saya suka ni tempat pasal sunyi. Saya tenang di cni.” (bilang tu perempuan)

    “kau kanapa jadi macam ni?.” (tu perempuan tidak jawab sia, tapi muka dia mimang tingu sia biar pun sia tidak buli nampak mata dia)

    “okey, kalau kau cuma mau tumpang tampat kami, kami tidak kacau kau tapi jangan kacau kami.” (tu perempuan senyum saja sama sia)

    “sorry kacau kau. Sia sambung buat kerja dulu k.”    

    Sia sambung lagi cakap sama tu perempuan. Makin mau panjang senyuman dia, terus dia kasi tunduk lagi kapala dia di atas lutut, sambung lagi dia nagis kama, deiiii... bikin seram bah dingar suara nagis dia. Sia bediri saja kan macam sia ka-habisan tanaga, macam sia rasa sia panat butul, badan sia pun makin sia rasa sajuk, macam sia mau pitam sama mau muntah.

Di Offis Tempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang