Mulutku terombang-ambing meneriakan tanya.
Nafasku terseret-seret tangis para pecandu kata.
Bola mata menyorot.
Kain kaku penuh liku.
Membuncit pada perut kering berisi angin.
Warna hitam terkikis merah.
Pustaka raja mebelah.
Memeluk tinta hitam yang mengores kertas kuning.
Kulihat.....
Tertata langkahnya.
Menundukan kepalanya.
Menyayupkan penglihatanya.
Menebarkan senyum pesonanya.
Menghadapkan hati pada yang kuasa.
Melangkah mencari berkah.
Berlarian mengengam amanah.
Menebarkan semerbak wangi bau kiyai.
Dekapanmu menebarkan biji-biji cinta.
Suaramu menumbuhkan tanaman surga.
Semerbak klopak bunga indah.
Kudengar mereka memangil.
The santri..
The santri..
The santri..
Tpi apa .....?
Yang kulihat di kaca cengkungku.
Merobek sarung kebanggaanku.
Merenggut krudung mahkota indahmu.
Bergelut dengan cinta dunia
Nyanyian-nyayian hanya tertuju pada hawa.
Kutarik pelatuk dari rahangku.
Melontarkan pertanyaan pada angan.
Sispa mereka?
Santriwan?
Santriwati?
Apakah the santri?
Tidak.....
Tidak....
Tidak...
Aku kecewa
Dengan sebutan indah yang di sandang.
Sarang 17 sep 2019
#santripermanent
KAMU SEDANG MEMBACA
kumpulan puisi
PoetryDimana aku menemukan pujangga bahagia? Sedang tutur dan kalamnya neneteskan embun yang membasahi dahan-dahan hati. Menetes di tanah gersang. Nestapa, sara, khayalan, ratapan, sanjugan, bahkan cinta dan kerinduan. Menjadi pupuk tananam-tanaman gema y...
