two

32 6 0
                                    

(Author side)

Jisoo hanya dapat tersenyum masam ketika dirinya tertangkap pengawal Irene. Sekarang dia berada di hotel, hotel dimana Irene menginap. Cukup luas, karena ada ruang tamunya.

"Terimakasih Ji, udah menyelamatkan anak ku. Apa kabar?" Ucap Irene

"Kabar baik, tadi itu anak kamu sama Taehyung?" Tanya Jisoo dan Irene tersenyum.

"Pantas mukanya ga asing. Hamil berapa bulan?" Tanya Jisoo begitu menyadari perut Irene besar.

"Lima bulan. Jisoo, aku kangen sama kamu. Maaf hiks, empat empat tahun aku cari kamu sama Jun hiks. Tuhan, Tuhan menjawab doa ku hiks, terimakasih hiks." Tangisannya membuat hati Jisoo teriris iris. Reflek Jisoo memeluknya.

"Kenapa? Kenapa harus menangis? Bukankah dengan kepergianku harusnya kamu merasa bahagia? Jun? Memangnya Jun pergi kemana? Mengingat namanya membuatku merasa sakit." Batin Jisoo bergejolak.

"Jisoo, jangan menghindariku lagi. Ku mohon, tidak pernah sedetik pun aku membencimu. Aku ikhlas, aku ikhlas dengan semua yang terjadi di antara kamu aku dan Jun hiks. Kembalilah, kembali ke Korea." Isak Irene dalam pelukan Jisoo.

"Irene, maafkan aku. Aku merasa malu untuk bertemu dengan kalian lagi. Aku hina hiks." Ucap Jisoo dan menangis.

Tanpa mereka sadari adegan tangis menangis mereka di tonton dua orang pria. Salah satu di antaranya menangis juga. Dua orang yang ia rindukan berada di depan matanya. Pipinya sudah di banjiri air mata. Kenangan empat tahun yang lalu kembali di ingatnya.

"Junmyeon, hampiri mereka berdua. Dan selesaikan masalah kalian." Ucap orang di sebelahnya.

Ya, salah satu diantara orang itu adalah Junmyeon dan yang di sampingnya kalian sudah bisa menebak. Dia Taehyung, suami dari Irene. Junmyeon masih berdiri. Meragu untuk melangkah ke arah Irene dan Jisoo.

"Apa masih pantas aku bertemu mereka? Setelah apa yang aku perbuat aku merasa hina untuk bertemu dengan mereka. Terutama Jisoo, aku telah menghancurkan masa depannya." Ucap Junmyeon serak.

"Tidak ada kata terlambat. Selesaikan masalah kalian. Dan jadikan ini pelajaran hidup kalian. Membuat kalian bisa bersikap lebih dewasa dan bijak." Ucap Taehyung kemudian meninggalkan ruangan itu.

Junmyeon dengan ragu melangkahkan kakinya menuju Irene dan Jisoo. Apa yang di katakan Taehyung menurutnya sudah benar. Empat tahun dia sudah jadi pengecut, ini kesempatannya untuk memperbaiki semuanya.

"Jisoo, Irene, apa kabar?" Tanya Suho dengan suara parau sambil tersenyum canggung.

Jisoo dan Irene yang mendengar itu menengok. Mereka terkejut melihat Junmyeon. Pasalnya, ini pertemuan pertama mereka setelah empat tahun tidak bertemu. Irene sudah menyerah untuk mencari Junmyeon, karena mencarinya sangat sulit.

"Junmyeoooonn!!" Teriak mereka dan langsung memeluk Junmyeon. Dan hal itu sukses membuat Junmyeon terkejut.

Junmyeon membalas pelukan Irene dan Jisoo. Tak lupa, ia juga ikut menangis. Dia terharu bisa melihat sahabatnya lagi, mengingat memori kebahagiaan yang mereka bangun sejak lahir. Hingga kejadian menyakitkan empat tahun yang lalu.

"Aku ga nyangka kita kumpul lagi kaya dulu." Ucap Irene di sertai senyuman yang tulus. Irene terlihat sangat bahagia.

"Jisoo, Irene, maafin aku. Aku akar dari semua masalah ini. Maafin aku, udah bikin kita jadi menjauh satu sama lain. Tapi aku berharap kalian mau maafin aku dan mengulang lagi persahabatan kita." Ucap Junmyeon sambil menatap Jisoo dan Irene.

"Sedari dulu aku udah maafin kamu Jun. Ayo kita buka lembaran baru. Lupakan masa menyakitkan itu dan jadikan itu pelajaran yang bisa membuat persahabatan kita semakin erat." Ucap Jisoo yang di angguki Irene.

"Mulai detik ini, Three J telah kembali bersama. Kalian beruda, pulanglah ke Korea. Bangun rumah di dekat rumahku, seperti dulu." Ucap Irene

"Aku sudah pindah ke Korea beberapa hari yang lalu. Taehyung juga yang membuatku terbang ke Paris." Ucap Jun yang membuat Irene kaget.

"Bagaimana bisa Tae menemukanmu?" Tanya Irene

"Aku dan Tae tidak sengaja bertemu di kafe langgananku kemarin lusa. Dan kebetulan juga aku bertemu lagi tadi di lobi hotel." Ucap Junmyeon

"Intinya sekarang kita baikan." Ucap Jisoo, dia merasa sangat lega sudah berbaikan dengan kedua sahabatnya. Biarlah kejadian empat tahun lalu menjadi kenangan buruk.

"Akhirnya ga perlu diemin ayah bunda kalau bahas kalian. Sebenernya mereka penasaran kenapa aku ga pernah komunikasi sama kalian, tapi mereka lebih memilih diam karena ini urusan kita." Ucap Irene yang di anggukin Jisoo dan Junmyeon.

"Aku juga kasihan sama Mingyu, selalu bertanya mengapa? Tapi tidak pernah ku jawab." Ucap Jisoo.

Seakan masalah sudah terselesaikan, mereka mengobrol dengan asyik. Menceritakan segala hal yang mereka lakukan dan alami selama empat tahun terakhir. Saking asyiknya, mereka berbicara hingga malam menjelang.

"Astaga, aku lupa. Aku pulang duluan ya. Di rumah lagi ada ponakan, bisa ngambek mereka." Ucap Jisoo yang langsung berdiri.

"Mau aku anter? Aku juga mau balik." Tawar Junmyeon.

"Ga usah Myeon, kita ga searah." Tolak Jisoo yang bikin Junmyeon sedih.

"Kalian ga makan malem disini dulu?" Tanya Irene.

"Maaf Ren, aku udah ada janji sama keponakan. Duluan ya guys. See u soon." Ucap Jisoo kemudian pergi.

"Irene, aku juga pamit ya. Udah ada janji makan malem sama klien. See u soon." Ucap Junmyeon kemudian pergi.

Irene cuman bisa mendesah karena tawarannya di tolak. Besok dia bakal ke kafe Jisoo dan brontak ke Mingyu kenapa dia dan Junmyeon ga di undang ke pernikahan mereka.

Sedangkan Junmyeon ingin menyusul Jisoo. Jujur di lubuk hatinya yang terdalam dia masih memiliki perasaan terhadap Jisoo. Dan dia akan memperjuangkan Jisoo kembali. Namun langkah kakinya terhenti ketika melihat Jisoo memasuki mobil dan di dalamnya terdapat seorang pria. Hatinya terasa sakit.

Tbc

Hai, I'm back with chapter 2. Hope u still enjoy my story❤️

Boleh kasih saran dan kritik di kolom komentar dengan catatan menggunakan bahasa yang sopan dan baik.

Three J Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang