ONE

47 3 0
                                    



Selamat menunaikan ibadah membaca. :)))

Hyera pov

KRIING...

Jam wekerku berbunyi. Membangunkanku, tepat disaat aku bermimpi bertemu Minkyu di alam mimpi indah nan menyejukkan hati. :)

"Yahh.." Aku berdiri mematikan alarm sambil mengucek-ngucek mata.

Aku mengambil jam weker dan melihat jarum jam masih menunjukkan tepat pukul 5 pagi.

Bentar deh, perasaan gue ngatur alarm jam 7. Hmm??

"Yuna ayok bangun udah siang." Teriak Bunda dari bawah, sepertinya lagi di dapur. Siang ya bun, iya siang kok.. Pikirku sambil garuk-garuk kepala. Sudah kuduga pasti Bunda yang mengganti alarm.

Aku keluar dari kamar dan pergi menuju dapur, duduk di kursi sambil mata masih melek merem. Kalau nggak cepet turun, bisa-bisa toa masjid dijadiin alarm. Kalau nggak ya, disodorin belut sebaskom. Mending lompat ke hati Minkyu ya kan dari pada kena belut. NO NO NO..

"Hm.. Bun, kenapa jadi set jam 5? Lagi enak mimpi indah, kebangun deh. Hoaam.." Tanyaku pada Bunda. Untung sayang. Coba kalau nggak mama. Ya, nggak papa. :))

"Aduh Hyeraa anak Bunda satu ini masih muda udah pikun ya ternyata. Hari ini kan hari pertama kamu masuk SMA, harus bangun pagi dong." Jawab Bunda.

Aku terkejut sampai menyemburkan air yang kuminum, dan membuat meja makan jadi basah.

"Hah?! Beneran Bun? Bukannya masih minggu depan ya?"

Setahuku, hari pertama masuk SMA masih tanggal 18. dan sekarang masih tanggal 11. Jelas saja kaget dong. Ternyata hari ini. Dimajuin atau misss comunication ini?

"Kamu dapet kabar dari mana itu? Yeji pasti. Ish ish." Ucap Bunda lagi masak nasi goreng udang kesukaanku, langsung menoleh dan nunjuk-nunjuk pakai spatula kesayangannya.

"Bun, anak bunda satu ini, calon istrinya Minkyu minta ijin."

"Eh? Minta izin apa nak?"

"MAU NYANTET DEMIT YANG NAMANYA YEJI SUYEJI! YEJIIIII.."

Bunda hanya tertawa melihatku.

Gimana nggak kesel coba kalau diprank kaya gitu. Padahal udah nyiapin dari jauh-jauh hari mau me time melepas penat dari pikiran persekolahan, langsung tertohok dengan kebenaran pahit. Sepahit kopi hitam tapi tinggal ampasnya aja, dan sepahit omongannya. :")

Aku tidak terlalu mempermasalahkan itu. Yang jadi masalah kalau harus satu sekolah LAGI sama Lee "BOGEL" Hangyul itu. Males banget sumpah. NGGAK MAU. OGAH!

"NGGAAAK.." Teriakku tiba-tiba, membuat Bunda kaget.

"Apasih nak tiba-tiba teriak?! Bikin mama kaget aja." Teriak Bunda kesal.

"Seriusan Bun, aku nggak mau kalau satu sekolah lagi sama iblis itu. TK sampe SMP udah cukup, serius deh." Jawabku menggelengkan kepala.

"Hush.. Gaboleh gitu. Kamu sebenci itu kah sama Hangyul? Awas lho benci, nanti benar-benar cinta.. Hahaha." Ucap Bunda sambil tertawa lepas dan masih ngoseng-oseng nasi goreng.

"Bundaa.."

Beneran kalau sampai ketemu lagi sama itu makhluk, aku pindah ke afrika aja mendingan. Dari pada ngelihat si HANGYOOL bogel.

Pikiranku membayangkan hal-hal yang nggak aku inginkan. Udah kemarin enak, selama satu bukan lebih liburan nggak ketemu sama bogel itu masa iya harus ketemu lagi?

Ya mungkin aja nggak satu sekolah. Kemungkinannya pasti ada ya kan? Kan?

Nyebelin.

Dan ya, aku kepikiran sampai perjalanan menuju sekolah. Mungkin murid-murid lainnya antusias, aku TIDAK sama sekali. Jantung berasa mau lepas kalau beneran Hangyul sekolah yang sama denganku lagi, di SMA NEGERI 1 ini.

Selama perjalanan, aku berdoa kepada tuhan agar doaku dikabulkan. Agar Hangyul nggak sekolah di sini. Di Zimbabwe aja sana.

"Plis plis.." Harapku.

"Hyera ayo turun udah nyampe." Ucap Ayah membuyarkan lamunanku.

"Eh eh? Udah nyampe Yah?"

Aku turun dari mobil, masih dengan perasaan nggak tenang tentu saja. Aku menoleh ke kanan dan ke kiri mencari-cari. Jangan sampai ada orang itu.

"Makasih ayah. Mulai besok aku berangkat sendiri aja nggak apa kok. Toh kan nggak terlalu jauh dari rumah. Hehe.." Kataku.

"Yaudah besok kamu boleh berangkat sendiri, tapi hati-hati lho ya." Ucap Ayah.

"Siyap Yah!" Jawabku. Setelah itu Ayah berangkat kerja.

'Huft.. Tenang aja, si jankun dobel itu nggak akan di sini. Posthink Yun..' Gumamku pada diri sendiri.

Aku menarik nafas panjang. Sejauh kakiku melangkah, aku melihat ke sekeliling banyak siswa baru sepantaranku yang aku kenal. Untung saja nggak terlihat batang hidung si Hangyul. Aku berjalan dengan santai. Aku juga melihat ada Yeji di sana lagi pamitan sama orang tuanya. Aku melambai dan menghampirinya dengan senyuman walaupun agak kesal. "YEJII!!" Teriakku tersenyum.

Pok! Seseorang menepuk pundakku dan aku menoleh.

"Hyera?"









Terima kasihhh... 💋



















My Enemies - Lee HangyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang