01. Pertemuan sekaligus Rencana

26 1 0
                                    

Riana Pov
Hari ini ku lewati seperti hari yang lalu, sama datarnya seperti raut mukaku kata teman-teman yang memperhatikanku. Setiap hari setelah aku menyelesaikan kelas, bersambung bekerja di sebuah kafe yang hanya ramai di hari-hari tertentu saja. Biasa anak jaman sekarang tempat yang lagi ngetren ditongkrongin biar jadi anak hitz.

Bos sangat baik beliau humble sama semua orang. Pertama kali bekerja disini beliau yang mengajak ngobrol lebih dulu ketimbang teman kerja yang lain. Di situ aku bisa lihat, bahwasanya bosku itu orangnya asik.

Sedikit informasi yang diberi tahu sama bos aku, kalo di kafe ini biasa dibuat kumpul sama anak-anak alumni AKMIL, tau sendiri kan apa ini.

Aku awalnya cuek-cuek aja, tapi saat teman aku kesini dan bertepatan sama hari perkumpulan mereka dia berubah jadi fangirl ke abang-abang itu, tepatnya dua bulan yang lalu. Yang pasti aku malu sama bos dan pengunjung kafe lainnya, malah yang paling malu sama kumpulan abang-abang itu.

Flashback on
Author pov
"Gila tuh cowok cakep abis, Ri sesuai sama standar cowokku", kagum Caca sama salah satu abang yang disana.

" aduh, udah deh ca, kalian kesini niat ngapain? Mau beli apa cari cowok, kalo cari cowok sana pergi! Malu - maluin tau!" balas Riana dengan memelankan suaranya.

Riana tidak tau kalo salah satu dari abang yang kumpul disana, malah tertarik dengannya bukan temannya yang urakan.

"Thom kamu ngapain perhatiin kumpulan abg yang urakan itu? Ada yang masuk kategori cewek kamu ya, secara kamu nggak pernah punya pacar waktu kita masih di Akademi, kamu juga pernah cerita kalo di sekolah menengah juga nggak pernah.", cetus Etan salah satu teman dekat Thomas.

" ehm, hiya katanya kalo mau cari pasangan nunggu dia mapan dulu, benar kan Thom",Roger menimpali setelah meminum milkshakenya. Dia ini yang masih kayak anak kecil, makan belepotan kalo dimintai tolong jaga rahasia, sedikit ngungkit tentang rahasia itu, udah bukan rahasia lagi.

Thomas menepuk jidatnya,  " mulut kamu ya roger.." geramnya. "Udah ya guys nggak usah dipikirin rahasia aku karna sekarang bukan rahasia aku tapi rahasia umum." jelas Thom.

Teman-temannya pada menahan senyum, mungkin dibenak kebanyakan teman-temannya oh jadi thomas maunya udah mapan baru cari pasangan, pikirannya dewasa. Kebanyakan dari mereka menatap kagum Thomas, dari dulu dia jadi number 1 WHY? Karena dia paling berprestasi dan yang paling - paling dalam kutip hal baik itu ada di Thomas, misalnya dia itu kayak bintang angkatannya dulu di Akademi.

Perhatian teralihkan karena ada salah satu pelayan kafe datang ke meja perkumpulan mereka dengan raut menyesal dan kepalanya sedikit menunduk. "Maaf para pengunjung yang ada di meja ini merasa terganggu karena kelakuan teman-teman saya, untuk itu saya meminta maaf. Apakah dimaafkan?"
Yang lainnya menatap dengan kagum apa yang dilakukan Riana.

"Santai aja kita udah terbiasa kok." ucap Etan.

"Iya. Permintaan maaf kamu kami ter..."
"Bentar Roger nggak segampang itu." sela Thomas dengan wajah yang terkesan sangar. Membuat Riana ciut.
"Boleh kita bicara hanya berdua?" ajak Thomas kepada Riana.

Teman-teman yang lain bingung dengan sikap Thomas yang diluar dari kebisaannya yakni, mengerjai orang. Teman-temannya membiarkan dan kembali lagi pada forum pembicaraan masing-masing.
"Ah iya boleh" balas Riana
"Mari ikut saya!"

Sekarang Riana berakhir di area parkir bagian pojok bersama Thomas. Awalnya dia biasa saja, toh mungkin cuma mau bicara perihal permintaan maafnya tadi.

"Permintaan maaf kamu nggak saya terima tapi tunggu ada alasannya." ucap Thomas.
Riana sudah menduganya, "alasannya pak?"

"Jangan panggil saya bapak, Mas boleh atau bang! Alasan saya karena hal ini terjadi pertama kali untuk saya, dan saya nggak suka dengan hal ini jadinya saya bad mood, kamu harus tanggung jawab gimana caranya buat saya kembali good mood?" sambil mendekat ke arah Riana.

Riana yang merasa diperhatikan mundur dan dia sadar bahwa dia dalam bahaya.
" ba..bagai..mana caranya bang?"jawab Riana gugup. Hal itu membuat Thomas makin suka menganggap Riana gadis yang mudah ditaklukkan.

"Eh..hemm" geram Thomas karena merasa tergoda oleh kegugupan Riana.

Thomas terus mengikis jarak antara mereka berdua. Menelusupkan kepalanya ke area sekitar leher Riana, membuat Riana merinding seketika.

Terkejut yang dirasakan Riana mendengar bisikan Thomas.
"Kamu harus jadi pelayan pribadi saya di rumah saya!! Mengapa? Karena itu satu-satunya cara untuk menebus kesalahan dari perbuatan teman-teman kamu kepada saya Riana, kamu mengerti kan?", perintah Thomas langsung didekat telinga Riana dengan menghembuskan nafasnya supaya Riana semakin gugup karenanya.

" he ee emm" Riana merinding. " oh ouh i..i ya saya mengerti bang" dengan nada yang membuat Thomas makin suka kepada Riana.
"Bagus kalo gitu... Mulai bulan depan kamu ke rumah saya setiap jam 7 malam. Ini kartu nama saya" jelas Thomas kepada Riana, yang langsung diangguki olehnya dan menerima kartu nama dari Thomas dengan sedikit gemetar.

"Jadi saya ke rumah abang setiap hari atau..."
"Iya harus setiap hari cantik, kan itu tanggung jawab kamu buat saya good mood lagi " sela Thomas.
Flashback off

Jadi sudah satu bulan aku mejalankan hukuman atau apalah itu namanya di rumah abang Thomas yang setiap hari nya membuat aku deg-degan karena kelakuannya yang kelewat perhatian sama aku.

NEXT...

Gimana nih...??
Ikutin terus ya kelanjutan ceritanya
Jangan lupa like and comment

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Battalion SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang