Part 03

399 46 2
                                    

"kak Ichi akhir-akhir ini bekalnya banyak sekali", Saburo muncul tiba-tiba di belakang Ichiro yang sedang sibuk menata 3 kotak bekal, untuk Jiro, Saburo, dan juga dirinya (dengan porsi berlebih). Pergelangan tangan kirinya sudah mulai sembuh, jadi Ichiro bisa mempersiapkan segalanya dengan leluasa. Melihat itu, Saburo ikut senang, tapi sikap kak Ichi jadi agak tak biasa.

Saburo menguap lebar dan melongok ke 3 kotak bekal tersebut.

"oh, itu......ada seorang teman yang biasanya ikut makan bekalku"

"maksudnya? Minta?"

JLEB

Perkataan Saburo ada benarnya juga. Sejak kejadian di belakang sekolah minggu lalu, Ichiro kerap menambah porsi bekalnya, agar Samatoki juga bisa makan masakannya. Walaupun Samatoki tidak bilang secara langsung, tapi secara tersirat dia bilang kalo ingin makan masakan Ichiro terus setiap istirahat siang. Memang ujung-ujungnya minta sih, tapi Ichiro sendiri entah kenapa tidak keberatan.

"Saburo, tolong bangunkan Jio, sudah jam segini", Ichiro berusaha mengalihkan perhatian Saburo.

"yaah, aku malas membangunkan makhluk jelek itu!", Saburo malah membuka kulkas dan mengeuarkan susu kotak kesukaannya.

"jiro!"

"ugh......iya deh....demi kak Ichi akan kubangunkan dia", ditatap dengan mata serius begitu, membuat Saburo menurut. Meski sering bertengkar dengan Jiro, tapi dia masih punya sedikit rasa hormat terhadapnya. Bagaimanapun, mereka adalah saudara. Cuma Jiro dan kak Ichi yang dia miliki sekarang ini.

*****

"kali ini, menunya apa?", seperti anak anjing yang bersemangat, Samatoki beringsut mendekati Ichiro yang telah siap dengan bekalnya. Bahkan bekal itu sudah dia siapkan dari kemarin malam.

"ada karaage, telur gulung, brokoli dan jamur", Ichiro menyodorkan bekalnya kepada Samatoki dengan bangga. Seperti memperlihatkan padanya, bahwa skill memasak Ichiro patut diacungi jempol.

"wah, aku makan ya", buru-buru, Samatoki mengambil sumpit yang sudah disediakan, lalu melahap karaagenya. Begitu menggigit dan mengunyahnya pelan-pelan, ekspresinya berseri. Membuat Ichiro lega, karena tidak ada kata tak enak yang muncul dari mulut Samatoki.

"oi, kamu jangan bengong saja, bentar lagi bel masuk, nih!", Samatoki menyumpit karaage dan menyodorkannya kepada Ichiro, bermaksud untuk menyuapinya.

"eh? Aku bisa makan sendiri", Ichiro jadi salah tingkah.

"pppfft, oke oke....kalo gak cepat-cepat, nanti kumakan lho, bagianmu", Samatoki terkekeh, dia menyumpit lagi, karaagenya. Terlalu enak untuk dilewatkan.

"berisik, ahotsugi"

"hei"

"apa? Senpai marah?", untuk menutupi debaran jantungnya yang makin berpacu seperti kuda liar, Ichiro mengganggu Samatoki dengan olok-olok kecilnya. Tidak seperti dulu, olok-oloknya kali ini hanya becandaan biasa.

"panggil aku Samatoki, bocah sialan", tangan Samatoki bergerak cepat mengacak-acak rambut kouhainya itu.

"nggak mau"

"hei!!"

"sen-pai-a-ho-tsu-gi"

"......Yamada Ichiro", dengan suaranya yang berat, Samatoki menatap Ichiro lurus-lurus. Memutuskan untuk pura-pura marah.

"ugh, iya iya....Samatoki---san", Ichiro buru-buru memalingkan pandangannya dari tatapan serius Samatoki.

"pffftt, kenapa pake embel-embel begitu? Aku jadi terlihat tua"

Suzuran - Lily -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang