Menjauh

1.3K 59 20
                                    

Bagi yang udah lupa alurnya, silahkan baca ulang chap sebelumnya ya 😊

Happy reading

'Kenapa saat hati ini mulai memilih mu, kau malah menjauh dariku'
.
.
.

Pagi menjelang dengan cuaca yang cukup cerah di kawasan Asrama Shirayuki. Waktu masih menunjukkan pukul 06.00 dan umumnya sekolah di Jepang itu masuk pukul 08.00 waktu setempat.

Keadaan di asrama masih terlihat runyam belum terdengar suara atau teriakan dari para penghuni asrama tersebut. Tapi beberapa dari mereka juga sudah ada yang bangun untuk melakukan sesuatu.

Seperti halnya Yaya Akira, yang pagi ini sudah melaksanakan tugas ralat 'hukumannya' yang dulu diberikan seseorang padanya dan sialnya masih berlaku sampai sekarang.

Suara sapu yang bergesekan dengan tanah terdengar di halaman depan asrama tersebut. Bahkan saking sunyinya suara sapuan tersebut terdengar begitu nyaring.

SREK SREK SREK

Sesekali gadis itu akan mengelap keringatnya lantaran sudah cukup lama ia membersihkan halaman yang terbilang cukup luas itu. Ia berhenti sebentar untuk melihat sekitarnya yang ternyata masih tetap sepi, tak ada orang lain yang keluar selain dirinya. 'Huh' helaan lelah keluar dari bibirnya.

Ia berniat kembali melanjutkan acara menyapunya, tapi saat atensinya tak sengaja melihat ruang khusus piano yang berada di lantai dua, ia kembali terdiam.

Entah angin dari mana yang membuat sekelebat ingatannya mengarah pada sosok pemuda kejam yang akhir-akhir ini sudah jarang terdengar. Yaya meletakkan sapunya ke tanah dan mulai berjalan mendekati tangga yang mengarah pada lantai dua.

KRIET

Setelah menggeser pintunya, perlahan  kakinya melangkah memasuki ruang piano tersebut.

"Sumimasen (permisi)"

Didekatinya piano yang berada di tengah ruangan itu, kemudian mendudukkan dirinya di bangku yang tersedia.

Tangannya mulai membuka penutup tone piano. Setelahnya, ia mencoba memainkan sebuah lagu yang baru-baru ini ia dengar.

Mungkin baru 2 menit ia memainkan piano, Yaya dibuat terkejut ketika merasakan tubuh seseorang menempel pada punggungnya ditambah kedua tangan yang terulur di samping kanan kirinya. Kelihatannya, seperti ingin ikut memainkan tone piano.

Karena penasaran, Yaya mendongakkan kepalanya dan ia kembali terkejut, mendapati Halilintarlah orangnya dan kini tengah memasang tampang datarnya seperti biasa.

Halilintar mulai memainkan sebuah lagu yang tadinya dimainkan oleh Yaya dengan sangat tenang. Yaya saja dibuat terdiam, melihat bagaimana jari pemuda itu bermain di atas tone piano.

Posisi mereka saat ini membuat jantung Yaya kembali berdegup kencang. Ia sendiri tak tahu kenapa selalu seperti itu semenjak kejadian di taman malam itu. Tubuh Halilintar yang mengurung tubuh Yaya dari belakang, membuat gadis itu bisa mencium dengan jelas bau mint yang menyejukkan dari pemuda itu.

Melihat keterdiaman gadis yang tengah ia kurung pergerakannya, membuat Halilintar berinisiatif mengajaknya untuk memainkannya bersama, dengan cara menjentikkan jarinya agar Yaya mengikuti permainannya.

Black&WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang