Awal Mula MarVin (1)

1.1K 80 20
                                    

Title : Time of Our Life
Genre : Family, Romance, Humor, Drama, Slice of life.
Rated : T - Semi M
Cast: Fajar Alfian, Rian Ardianto, Kevin Sanjaya, Marcus Gideon, Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, and others.
WARNING : YAOI (MALE X MALE), GAY STORIES, ALTERNATIVE UNIVERSE, EYD AND TYPO.
Cerita ini hanya fiksi belaka. Tidak suka? Tinggalkan atau silahkan beri kritik.

-----------

Malam hari...

Four Night Bar and Lounge.

Kevin meneguk gelas wine kelimanya. Sebenarnya bukan kebiasaan Kevin pergi ke Bar untuk mabuk. Ia hanya akan pergi ke bar jika diajak teman-teman atau rekan kerjanya. Namun pengecualian untuk hari ini. Pikirannya benar-benar kalut, dadanya terasa sakit. Ia butuh pelampiasan. Dan kata orang mabuk adalah pelampiasan yang bagus.

Kevin sudah tidak peduli lagi bila harus berakhir mabuk di Bar yang baru pertama didatangi. Buktinya saja, kini ia sudah merasa kepalanya pusing dan tubuhnya terasa melayang. Sialnya, pikirannya malah mengingat kejadian sore tadi.

"Maaf Kevin, tapi aku BOSAN denganmu. lebih baik kita akhiri hubungan membosankan ini."

Tepat setelah Aero mengatakan itu, Kevin melihat Aero menghampiri seorang gadis dan mengandengnya mesra. Kevin tahu, ia telah kalah.

Hubungan yang telah dijalani Kevin dan Aero selama 5 tahun harus berakhir begitu saja karena alasan B-O-S-A-N! Apa sih kurangnya Kevin? wajah manis, badan aduhay, urusan ranjang selalu bisa bikin Aero puas, lantas bagian mana dari diri Kevin yang terihat membosankan.

"Brengsek! Aero brengsek! Breng--" Kevin tidak sanggup melanjutkan perkataannya. Ia menundukan kepala dan menangis. Hatinya hancur. Seumur hidupnya, ia baru pertama kali merasakan patah hati.

Tanpa Kevin tahu, sosok bartender berambut pirang menatapnya dengan iba. Bartender itu yang melayani Kevin sejak ia memesan gelas wine pertamanya.

"Tuan, anda baik-baik saja?" tanya Bartender itu lembut.

Kevin menengadahkan kepalanya. Dengan wajah semerah tomat dan air mata yang membekas di pipi, ia menatap kedua mata di Bartender sambil mengerucutkan bibirnya. Kevin tak suka moment galaunya diganggu.

"Pfft..." Bartender itu menahan tawanya. Wajah tamunya ini sungguh mirip dengan Chaca, keponakannya, yang menangis karena dilarang makan es krim.

"Kamu menertawaiku?!" Kevin bersungut.

"Maaf Tuan, bukan bermaksud lancang. Tapi wajah anda lucu meskipun sedang menangis."

Kevin berdecih acuh, mencoba untuk tidak menggubris bartender aneh di depannya ini, "Aku minta segelas wine lagi!"

Bartender itu agak ragu, "Tuan, anda sudah meneguk lima gelas wine. Anda bisa mabuk. Bisa berbahaya kalau anda berakhir mabuk di sini, apalagi saya lihat anda datang sendirian."

"Bukan urusanmu--" Kevin menjeda ucapannya, lalu memfokuskan pandangan ke arah name tag di baju si bartender. "--Marcus!"

Marcus menghela nafas, lalu memberikan satu gelas wine kepada Kevin. "Ini yang terakhir Tuan."

Kevin meneguk cepat. Seketika gelas itu kosong. "Aku mau lagi!"

"Tapi tuan--"

"Hei, aku tamu di sini!"

Marcus menurut. Ia hanyalah seorang bartender di sini. Ia tidak punya kuasa lebih untuk mencegah pemuda manis di depannya agar berhenti minum.

-------------

Time of Our Life [FAJRI, MARVIN, JOTING]Where stories live. Discover now