04. Curiga

716 92 17
                                    

Shingeki No Kyojin | Hajime Isayama

Serment | Randa Liana

Genre : Romance, Fantasy

Warning : Typo(s), BxB, OOC,

Rate : T

I don't take anything from this

Hope you like it

***

Eren Jaeger, pemuda pengelana yang selamat dari serangan vampir, makhluk penghisap darah. Memiliki surai coklat kayu dan iris hijau emerald. Sifatnya mudah akrab, terlebih lagi dengan para prajurit muda yang ada di garnisun. Walaupun dia sering bertengkar dengan Jean Krischtein yang memiliki sifat kasar dan keras kepala.

Tidak ada yang tahu secara pasti tentang latar belakang pemuda tersebut. Samar, seperti ada yang sengaja Eren sembunyikan dari banyak orang.

Hal itulah yang membuat Levi semakin waspada dengan pemuda tersebut. Dia merasakan firasat aneh saat Eren bertukar pandang dengannya. Apalagi dia masih dihantui oleh mimpi aneh.

Ini baru 5 hari pemuda tersebut berada di markas. Erwin sendiri belum membuat keputusan tentang Eren. Apakah dia akan direkrut menjadi pasukan atau tidak, hal itu membuat Levi semakin tidak tenang.

"Jadi, bagaimana wujud vampir tersebut?"

Eren mengedipkan mata, kegiatan memakan roti jadi tertunda. Seluruh prajurit muda menatap dirinya dengan penuh penasaran.

"Emm, aku tidak bisa melihatnya dengan jelas waktu itu, tapi yang ku ingat matanya berwarna merah menyala."

"M-merah menyala?"

Eren mengangguk, dia memakan rotinya dengan santai. Berbeda sekali dengan para prajurit muda yang sudah menampilkan ekspresi tegang di wajah masing-masing. Ini masih pagi hari tapi mereka seolah bisa merasakan kehadiran si vampir hanya dari cerita Eren.

"Semuanya, ayo kita makan lagi, kita bakal dihukum jika terlambat," ucap Marco memperingatkan teman-temannya yang lain.

Yang lain segera menuruti dan melanjutkan kegiatan sarapan mereka yang sempat tertunda. Di ujung meja, terlihat Armin yang sedang diam-diam memperhatikan Eren dengan tatapan yang ragu.

***

Eren menghela nafas, dia sangat bosan karena hanya bisa memperhatikan para prajurit melakukan latihan rutin setiap hari.

Eren sangat ingin sekali melakukan latihan pedang, selain mengasah kemampuan dia juga bisa mempelajari teknik terbaru dalam berpedang.

Pandangannya beralih ke arah Levi yang sedang mengawasi latihan, matanya seolah tidak lelah untuk mengawasi gerak-gerik Levi dari kejauhan.

Dari wajah lalu turun ke leher jenjang yang ditimpa oleh sinar mentari yang terik, bulir-bulir keringat mulai meluncuri leher tersebut. Berbagai bayangan aneh mulai bermunculan.

Sebuah bayangan mulai muncul, berupa seorang pria yang terbaring di kasur dengan keadaan baju berantakan, alis yang menukik kesal dengan wajah yang memerah. Leher pria terlihat telah dipenuhi bercak-bercak kemerahan dan bekas saliva. Bibirnya sedikit memerah dan mengkilat berkat terpaan sinar lampu.

Serment⭑Ereri [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang