06. Hilang

690 86 12
                                    

Shingeki No Kyojin | Hajime Isayama

Serment | Randa Liana

Genre : Romance, Fantasy

Warning : Typo(s), BxB, OOC,

Rate : T

I don't take anything from this

Hope you like it

Nafas berembus tidak beraturan, tangan meremas surai hitam, keringat menetes tidak wajar, dan pandangan yang masih begitu kabur sebelum akhirnya bisa kembali fokus.

"Ck, mimpi gila itu datang lagi." Pria tersebut memutuskan untuk turun dari kasur, jam menunjukkan pukul empat pagi. Levi memutuskan untuk berpatroli sejenak, menunggu hingga matahari terbit.

Markas begitu sepi, tentu saja para penghuninya masih terlelap dalam mimpi. Ah, enak sekali, seandainya Levi bisa seperti mereka. Maka kantung mata di bawah matanya tidak perlu repot-repot untuk memunculkan diri.

Kaki melangkah perlahan, membuat lantai kayu berderit pelan seiring dengan irama langkah kaki. Tangan kanan siap untuk menarik pedang jika tiba-tiba saja ada musuh yang menyerang, vampir contohnya.

Lagipula, Levi tidak percaya akan hal itu. Ras itu sudah musnah seratus tahun yang lalu, sejarah juga membuktikan hal tersebut. Selama dia hidup, belum pernah ada tanda-tanda tertentu dari ras tersebut.

Tidak.

Ada satu. Misteri hilangnya para perempuan berusia sekitar sembilan belas hingga dua puluh empat tahun. Para saksi mengatakan jika mereka hilang sekitar tengah malam hingga empat pagi. Waktu dimana matahari belum memperlihatkan wujudnya.

Dan juga penemuan baru yang ditemukan oleh garnisun membuat Levi tidak bisa tenang walau untuk sejenak.

Levi menghela nafas, sekarang pukul empat pagi. Mari berharap jika semua baik-baik saja tanpa ada gangguan, cukup dengan mimpi memuakkan itu.

Bocah itu, benar-benar berbahaya.

"Ah, korporal, selamat pagi!" Levi menghentikan langkah kaki, seorang prajurit langsung memasang posisi hormat.

"Pagi, bagaimana keadaannya?" Sang prajurit menegapkan posisinya, menoleh ke samping yang mana hanya terlihat hutan dengan pepohonan lebat sejauh mata memandang.

"Belum ada tanda-tanda, tenang seperti air." Levi menganggukkan kepalanya pelan, menatap hutan di hadapan mereka.

"Baiklah, lanjutkan tugasmu." Saat Levi ingin melangkah pergi, tiba-tiba saja ada suara jeritan wanita yang terdengar jelas dari dalam hutan. Membuat Levi serta sang prajurit langsung menolehkan kepala.

"Apa ... itu?"

Levi dengan sigap mengambil obor dari tangan prajurit tersebut lalu berlari menuju hutan.

"Ck! Kau tunggu di sini! Bunyikan alarm jika terjadi sesuatu, aku akan pergi!"

"Korporal! Itu berbahaya! Tunggu!"

Levi tidak mendengarkan lagi, dia segera memasuki hutan dengan bantuan cahaya obor. Berjalan melangkahi akar-akar pohon besar yang mencuat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Serment⭑Ereri [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang