3

2.6K 39 0
                                    

Setelah berjam-jam membantu umi, kini semuanya telah selesai. Para santri kembali ke pesantren untuk melakukan rutinitas masing-masing. Rutinitas pesantren telah dimulai, namun ada yang berbeda pada rutinitas malam ini. Ba'da isya' yang biasa diisi dengan pengajian kitab kuning kini menjadi pengajian akbar dan acara tasyakuran untuk putra kyai Hasan. Diawal sebelum acara, kyai Hasan memperkenalkan putranya dihadapan para santri. Nisa yang pada saat itu berada di shaf putri bagian paling depan melihat sosok yang diperkenalkan kyai Hasan dan teringat sesuatu.

"Kak, laki-laki itu putra kyai Hasan yang dari Chairo? "

"Iya Nisa, kenapa? Tampan ya? "

"Iya kak, tampan sekali. Wajah teduhnya seperti memancarkan keimanan. Sungguh beruntung kyai Hasan dan umi Khadijah ya kak. "

"Yang lebih beruntung nanti adalah istrinya, Nisa. Benar kata kamu, dia laki laki yang beakhlaq baik dan kamu tau Nisa, dia juga hafidz Qur'an. "

"Subhanaallah... Serius kak? "

"Iya, Nisa. Namanya Fahri, dia lulusan terbaik di Al-Azhar. Bahkan banyak perusahan yang sudah menawarkan pekerjaan untuknya. Dan gaji yang ditawarkan tak tanggung tanggung hingga puluhan juta perbulan. Tapi mas Fahri lebih memilih meneruskan perjuangan abinya untuk pesantren ini. " Jelas Laila panjang.

"Kak, Nisa rasa Nisa menyukai Mas Fahri. "

Mendengar pernyataan Nisa, Laila terkejut dan menatap Nisa.

"Kak Laila kenapa? "

"Astagfirullah.. Maaf Nisa, tidak apa apa. "

                             * * *

Semenjak itu, Nisa sering bertanya kepada Laila mengenai Fahri. Karena memang Laila mengenal Fahri sejak berusia 8 tahun. Laila memang sudah lama menjadi santri disini. Itu sebabnya Laila akrab dengan keluarga kyai Hasan. Laila tau betul sifat sifat Fahri, dan Nisa pun mengetahui banyak hal tentang Fahri. Hampir setiap hari mereka membicarakan Fahri. Semua yang diceritakan Laila membuat Nisa kagum kepada Fahri.

Karena kepandaiannya, Fahri menjadi guru bahasa Arab di kelas Nisa. Fahri adalah seseorang yang mudah akrab dengan siapa saja termasuk Nisa. Semakin lama Nisa semakin akrab dengan Fahri. Setiap keakrabannya dengan Fahri, Nisa selalu menceritakannya kepada Laila. Dan Laila selalu menjadi pendengar setia Nisa hampir setiap malam. Tak lupa juga Laila menasehati Nisa dalam setiap langkahnya. Tak henti hentinya hati ini mengucap syukur kepada Allah atas nikmat yang indah ini.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang